11. STRANGER

1.8K 234 5
                                    

Sebulan sudah berlalu sejak Hinata dan Naruto putus. Selama itu pula keduanya tidak pernah terlihat ditempat yang sama. Entah Hinata yang pergi saat ada Naruto, atau Naruto yang menyembunyikan diri dengan baik. Seakan hubungan mereka yang sudah 3 bulan lamanya hanyalah mimpi bagi keduanya.

Berita keduanya putus, menyebar keseluruh penjuru sekolah. Meskipun sebulan berlalu, berita keduanya masih hangat diperbincangkan.

"Ayolah, temani aku ke kelas Sai-senpai!" Bujuk Ino dan segera mendapatkan gelengan dari sang empunya.

"Kutraktir ramen?" Tawar Ino. Hinata memutar matanya bosan. "Tidak tertarik."

"Dua mangkuk?" Tawar Ino lagi.

"Tiga."

Ino tersenyum, "Deal."

Melangkahkan kaki ke kelas 12-3, Ino merasa sangat senang. Bertemu dengan kekasihnya dan berhasil menarik Hinata keluar. Bayangkan, selama sebulan penuh, jika tidak ada hal penting, Hinata tidak akan keluar dari kelas. Tentu untuk menghindari Naruto.

"Aku dan Hinata akan ikut!" Seru Ino saat mereka tiba di kelas Sai. Saat ini, hanya ada Shikamaru, Sasuke, Sakura, dan Sai. Hinata bisa bernafas lega, setidaknya si kuning itu tidak di sini.

"Wah! Hinata-chan juga ikut?" Tanya Sakura antusias.

"Berarti yang ikut, masih 6 orang?" Tanya Shikamaru.

Tiba-tiba pintu bergeser, dan bersamaan dengan suara yang familiar.

"Aku dan si brengsek kuning ini ikut."

Hinata berbalik dan mendapati Kiba serta Naruto berjalan ke arahnya. Lebih tepatnya ke arah mereka yang berada di ujung kelas.

Amethyst dan Sapphire bertemu.

"Kau berhasil membujuknya?" Tanya Sai pada Kiba. "Tentu! Bukan Kiba namanya jika tidak berhasil membujuk si brengsek ini!" Teriak Kiba senang.

"Uangmu pasti habis untuk membujuknya." Ujar Sasuke iba. Mengenal Naruto dari dulu membuat Sasuke hafal dengan tingkah laku teman kuningnya itu. Jika ia tidak mau, suaplah dengan ramen atau pun makanan lainnya, pasti akan setuju. Tentu membutuhkan uang yang tidak sedikit.

"Aku tidak akan jajan sampai besok." Ujar Kiba sedih. "Tapi tak masalah, kalau begitu, kita semua akan pergi, kan? Menyenangkan!" Sambungnya antusias. Naruto hanya memutar matanya malas.

"Pergi?" Hinata kembali membuka suara. Membuat semua tatapan terpaku padanya.

"Kita akan pergi ke villa di dekat pantai." Jawab Sai.

Hinata memalingkan wajahnya ke arah Ino. "Kau bilang aku ikut? Bahkan aku baru tahu kita akan pergi kesana." Ino hendak menahan Hinata, tapi gadis itu sudah melewatinya.

Hinata beranjak pergi, tapi sebelumnya ia berbalik, "Maaf, aku tidak ikut. Kalian bisa melanjutkannya tanpaku." Kemudian ia pergi.

"Aku tidak ikut. Suruh dia untuk tetap ikut." Naruto melangkahkan kakinya keluar dari kelas Sai.

"Apa-apaan mereka?!"

•••

Bel berbunyi menandakan istirahat sudah berakhir. Bukannya berjalan memasuki kelas, Hinata lebih memilih melangkahkan kaki ke tempat persembunyiannya, dan duduk di atas rumput hijau bersandar dengan pohon besar. Mencoba mengistirahatkan dirinya.

Ponsel Hinata bergetar. Mengganggu sang pemilik yang hendak tidur. "Ha—"

"Kau dimana?" Suara di seberang sana memotongnya.

REGRET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang