Tahun ajaran baru telah dimulai sejak seminggu yang lalu. Terlihat beberapa wajah murid baru di Konoha High School. Cantik dan tampan tentunya, bahkan mereka tak luput dari pandangan Ino.
"Mereka tampan." Tunjuk Ino pada salah satu rombongan murid kelas 10. "Sayang sekali kita sudah kelas 12."
Hinata terkekeh, "Sadarlah, kau lupa sudah bersama Sai-senpai?"
"Aku hanya cuci mata kok." Bela Ino. "Sadarlah, kau mendapati banyak surat dan cokelat saat masa orientasi kemarin!"
"Aku kan tidak punya pacar."
"Wah, lihat! Kau tidak menganggap si kuning yang selama ini menjemput dan mengantarmu pulang meskipun dia sudah tamat?"
Hinata menyeringai, "Kami tidak berkencan, kok."
Ino mendecak kesal, "Wah, tingkah gadis ini persis seperti pacarnya."
"Mantan pacar." Ralat Hinata.
"Jika dia tahu kau sangat terkenal dikalangan kelas 11 dan 10, aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi." Ino memeluk dirinya sendiri. "Akan banyak pertumpahan darah di sini. Dan itu karenamu."
Ino benar. Selama ini ia menyimpan rapat keadaannya di sekolah. Ia benci mengakui, tapi dirinya benar-benar terkenal. Bahkan ia mendapat surat cinta setiap harinya serta cokelat yang memenuhi loker mejanya. Bahkan, beberapa murid tak segan memanggilnya secara langsung. Seperti saat pulang sekolah, seorang anak kelas 10 sudah menunggunya di gerbang sekolah.
"A-aku menyukai Hinata-senpai! Ja-jadilah kekasihku!" Ia menunduk sembari mengulurkan tangannya yang memegang buket bunga.
Saat Hinata mengulurkan tangannya, sebuah tangan mendahuluinya mengambil bunga itu.
Merasa diterima, remaja itu mendongakkan kepalanya, namun ia malah mendapati seorang pria berambut kuning jabrik di hadapannya.
"Kelas 10, Konohamaru." Pria itu membaca name tag dan simbol angkatan kelasnya. "Kau ingin bunga ini dikembalikan atau dibuang?"
"A-aku memberikannya untuk Hinata-senpai!"
"Tidak dengar?"
"Naruto-senpai!" Hinata menginterupsinya, "Hentikan! Kau membuatnya takut."
Anak itu tercengang, "Ka-kau Naruto-senpai?"
"Aku tidak peduli kau tahu tentangku atau tidak." Naruto menatap anak itu tajam, "Tapi gadis ini, kakak kelasmu, yang kau sukai, adalah pacarku. Jadi kau tahu kesalahanmu?"
"Ka-kau senpai yang terkenal kejam itu? Berandalan yang ditakuti semua orang?"
Naruto mengangguk, "Sekarang, kau berniat mencuri pacar berandalan yang kejam itu?" Naruto menyeringai, "Kau tahu apa yang bisa kulakukan padamu?"
Konohamaru menatap Hinata tidak percaya. Tidak mungkin gadis selembut dan secantik Hinata adalah pacar mantan kakak kelasnya yang dirumorkan berandalan itu.
"Hinata-senpai, apa itu benar?"
Naruto merangkul bahu Hinata. Memamerkan kebenarannya. Membuat mereka menjadi tontonan. Hinata segera melingkarkan tangannya di pinggang Naruto. Ia tidak peduli, yang terpenting segera pergi dari sini. Ia sangat malu.
Naruto tersenyum puas, "Kau lihat?"
"Katakan pada yang lain, jangan mengganggu pacar seorang berandalan. Kalian tahu rumor tentangku yang sering berkelahi, kan? Lengkapnya, aku berkelahi untuk mendapatkan Hinata. Jadi, jika bersikeras untuk mencoba," Naruto menatap Konohamaru tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET [COMPLETED]
RomanceHarusnya Naruto tidak memulai semua ini. Harusnya ia melupakan kebenciannya terhadap Gaara dan tidak menyeret Hinata ke dalam masalahnya. Kini, Naruto menyesal karena sudah terjebak dengan permainannya sendiri. Lalu sekarang, bagaimana? ...