Hari ini pekan olahraga akan berakhir. Semua siswa-siswi Konoha High School memenuhi lapangan guna melihat pertandingan terakhir, serta menunggu hasil kejuaraan disetiap lomba yang diadakan.
Naruto berjalan menuju lapangan sepak bola sekedar untuk melihat-lihat. Tapi sialnya, ia malah mendapati Gaara sedang bertanding. Daripada merusak mata, ia memilih pergi meninggalkan lapangan.
Namun sebelum benar-benar pergi, matanya menangkap sosok gadis yang tengah bersembunyi dibalik dinding. Dari gelagatnya, gadis itu tengah memperhatikan seseorang. Setelah ia amati, itu Hinata. Dan jelas sekali ia sedang mengamati si sialan -Gaara- itu bermain sepak bola.
"Keren, ya?" Bisik Naruto tepat di belakangnya.
"Ah! Se-senpai! Kau mengejutkanku!" Ujarnya setengah berteriak."Sedang apa senpai di sini?"
"Kau?" Tanya Naruto balik.
"A-aku hanya itu..." Ia menundukkan wajah merahnya. Malu.
"Kenapa melihat dari jauh?"
"Kalau dari dekat, banyak anak laki-laki." Cicitnya pelan. Naruto mengangkat sebelah alisnya, "Kau tidak suka laki-laki?"
"Bukan! Kalau aku di sana, nanti anak laki-laki sengaja mendekatiku. Aku tidak terlalu suka dan sedikit terganggu."
Naruto ber-oh ria tanda tidak terlalu peduli. "Setelah istirahat, cari aku."
Hinata memutar bola matanya malas, "Kenapa aku harus?"
"Tidak ada penolakan. Awas jika kau tidak mencariku." Ujar Naruto sembari pergi meninggalkan Hinata. Naruto ini, maunya apa?
Tanpa Hinata sadari, seorang pria berambut merah sudah berdiri di hadapannya. "Sedang apa?"
"A-ah, Gaara-senpai." Ujarnya kikuk. Ia segera memberikan minuman botol kepada Gaara. "I-ini untuk senpai."
"Terima kasih, Hinata." Gaara meneguk habis minuman botol yang diberikan oleh Hinata. "Kau menontonku tadi?"
Hinata menganggukkan kepala. "Ga-Gaara-senpai sangat keren." Ujarnya sembari memperlihatkan deretan giginya.
"Baguslah." Ujarnya sembari mengacak rambut Hinata. "Bagaimana keadaan lukamu?" Tanyanya sambil memperhatikan luka Hinata.
"Su-sudah membaik. Gaara-senpai kan sudah mengobatinya."
Gaara tersenyum, kemudian mengingat sesuatu. "Maaf kemarin aku tidak kembali dan tidak mengantarmu pulang. Aku—"
"Gaara!"
Memotong perkataan Gaara, suara itu berasal dari seorang gadis berambut cokelat yang berlari dan menghampiri mereka. Dengan cepat Gaara menjauhi tangannya dari rambut Hinata. Ia juga sedikit menggeser tubuhnya.
Gadis itu melirik keduanya secara bergantian, "Bisakah aku meminjam Gaara?" Tanyanya lembut.
Hinata mengangguk sembari tersenyum. Senyuman terpaksa.
"Silahkan, senpai."
•••
Seorang gadis tengah bersembunyi di balik pintu ruang kelas. Berusaha melihat ke dalam ruangan kelas 12 itu dan mencari orang yang dimaksud. Melihat tingkah adik kelasnya yang mencurigakan, seorang gadis musim semi mendekatinya.
"Kau mencari siapa?"
"Uhm, a-apakah ini kelas Na-Naruto-senpai?"
Sakura mengangkat alisnya. "Naruto? Nama lengkapnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET [COMPLETED]
RomanceHarusnya Naruto tidak memulai semua ini. Harusnya ia melupakan kebenciannya terhadap Gaara dan tidak menyeret Hinata ke dalam masalahnya. Kini, Naruto menyesal karena sudah terjebak dengan permainannya sendiri. Lalu sekarang, bagaimana? ...