"Bangun, sayang."
Sentuhan lembut dan suara yang penuh dengan penekanan itu membuatku terbangun. Menggeliatkan tubuh kemudian membuka mata perlahan, mendapati sapphire cantik miliknya sedang menatapku hangat.
"Selamat pagi, istriku yang cantik." Ujarnya sembari menunjukkan deretan giginya.
"Selamat pagi."
Dia mengerling nakal padaku. "Serak sekali. Pasti akibat dari teriakan tadi malam."
"Mesum."
"Tapi suka, kan?"
Aku menyembunyikan semburat merah pipiku dengan memeluk tubuh polosnya. Aku sangat malu.
Dia terkekeh kemudian mengelus rambutku perlahan. "Aku ini memang keren dan seksi. Akui saja."
"Percaya diri sekali."
"Tentu. Buktinya, tadi malam istriku ini terus menerus meneriakkan namaku dan meminta lebih untuk—"
Aku segera membungkam bibir cerewetnya dengan bibirku. Aku tidak sanggup mendengarkannya mengoceh lagi.
"Istriku ini senang memancingku, ya?"
Aku segera mengalihkan pembicaraan, "Pagi ini, berapa kali?"
"Sepuluh."
Aku hanya tersipu malu. Yah, mau bagaimana lagi, kan?
"Sudah tiga tahun menikah, masih tetap tidak bisa bangun pagi." Ledeknya.
Mataku mendelik tajam, "Setidaknya, hari ini aku terbangun setelah kau membangunkanku sepuluh kali. Rekor terbaru!"
Dia terkekeh pelan, "Benar, aku bangga pada istriku tercinta ini."
Naruto menepati janji pernikahannya. Dia selalu membangunkanku disetiap pagi. Bahkan saat sedang dinas keluar negeri, dia tidak pernah melewatkan untuk membangunkanku barang satu hari meskipun lewat telfon!
"Aku lapar."
Dia mengecup bibirku, "Suami keren ini akan segera meluncur ke dapur!"
•••
"Sudah mandi?"
Aku mengangguk sembari berjalan ke arahnya. Mataku seketika berbinar menatap makanan di atas meja makan. "Naruto-kun yang menyiapkan ini semua?"
Dia mengangguk bangga, "Suami yang keren, kan?"
"Sangat keren!"
Dia juga menepati janjinya untuk selalu memasakkan makanan untukku. Beruntung sekali aku ini.
"Selamat makan!"
"Selamat makan!" Aku segera memakannya dengan lahap. Bahkan terburu-buru hingga tanpa sadar aku tersedak.
"Dengarkan aku, tidak ada yang akan mengambil makananmu. Makan dengan perlahan, sayang."
Dia menasehatiku sembari memberiku segelas air putih. Tak lupa tangannya segera memindahkan beberapa potongan sayuran dari piringnya ke piring makananku. Bahkan sampai detik ini, dia masih sangat membenci sayuran!
Aku menatapnya dengan haru, "Perhatian sekali!"
Dia terkekeh, "Tentu."
"Kalau begitu, suamiku juga akan mendengar perkataanku, kan?"
Dia mengelus pipiku, "Tentu, sayang."
"Suamiku yang keren, makan sayur ini!"
•••

KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET [COMPLETED]
RomanceHarusnya Naruto tidak memulai semua ini. Harusnya ia melupakan kebenciannya terhadap Gaara dan tidak menyeret Hinata ke dalam masalahnya. Kini, Naruto menyesal karena sudah terjebak dengan permainannya sendiri. Lalu sekarang, bagaimana? ...