Elio ke luar dari kamar mandi setelah melakukan aktivitasnya di sana. Berjalan menuju meja rias milik Gemini seraya memperbaiki rambut. Setelah itu, Elio turun ke lantai bawah bersiap sarapan bersama sang istri tercinta, karena putra-nya Esa menginap di rumah Oma dan Opa-nya.
Dilihatnya Gemini sedang menyiapkan sarapan untuk keduanya dibantu oleh Bi Onah. Elio duduk di salah satu kursi makan seraya memeriksa Email yang masuk.
"Jam berapa kita ke rumah Bunda dan Daddy?" Elio mendongakkan wajahnya sebentar, lalu fokus kembali dengan iPad-nya.
"Sekitar jam 8 mungkin?" Gemini mengangguk kecil, "kamu siap-siap dulu, baru setelah itu kita langsung ke sana."
Gemini duduk di depan Elio seraya menyendok nasi ke dalam piring, tidak lupa Gemini juga menyendok nasi di piringnya sendiri. Elio menyimpan iPad miliknya dan fokus dengan sarapan. Keduanya terdiam dan tidak ada yang mengeluarkan suara, karena Elio tidak suka berbicara saat makan.
Setelah mereka selesai, Bi Onah datang dan membersihkan piring-piring yang berada di atas meja.
"Mending kamu siap-siap dulu sana. Terus kita berangkat." Gemini mengiyakan, ia langsung berjalan menaiki tangga menuju kamarnya dan sang suami.
Sedangkan Elio melangkah ke arah ruang keluarga. Ia duduk di sofa seraya menonton Televisi. Menunggu Gemini bersiap-siap bisa sampai berjam-jam. Untuk itu, Elio memilih menonton Televisi sebagai pengalihan rasa lelah.
Elio menatap jam yang berada di pergelangan tangannya, ia sedikit berdecak karena Gemini terlalu lama. Elio menatap kearah tangga menunggu wanita kesayangannya itu turun di sana. Lalu Elio beralih ke Televisi kembali. Hingga suara dering ponsel terdengar mengalihkan tatapan Elio dari Televisi.
Ia melihat siapa yang menghubunginya pagi-pagi begini, dan ternyata Bunda-nya lah yang menghubunginya. Dengan segera Elio mengangkat panggilan itu, hingga senyuman Elio pun melebar saat mendengar suara seseorang dari seberang Telepon.
"Halo, Assalamu'alaikum, Ayah." Terdengar suara Ersad yang sangat lantang mengucap salam dari seberang Telepon. Elio tersenyum kecil.
"Wa'alaikumussalam, Anak-nya Ayah."
"Ayah, kapan datang ke lumahnya Oma? Esa nunggu dali tadi," tanya Ersad yang terdengar protes.
"Bentar lagi ya, Sa. Soalnya Bunda lagi mandi, lagi siap-siap." Ersad terdiam sejenak, lalu menghela nafas lelah. Ya ampun, udah kayak orang dewasa aja si Esa.
"Iya, Esa nungguin di sini. Tapi Ayah beliin Esa siomay ya, atau bawain Esa telul. Esa mau makan itu."
"Nggak boleh makan siomay pagi-pagi. Nanti siang aja ya kalau ada yang jual dekat rumahnya Oma, atau suruh Om Elgan buat beliin."
"Iya, Ayah sama Bunda cepat datang ya. Esa kangen."
"Iya, sayang. Tungguin sebentar ya." Ersad mengiyakan, lalu panggilan itu pun terputus.
"Siapa yang telepon?" Suara pertanyaan Gemini terdengar dari samping Elio. Elio menatap Gemini lama.
"Ersad, dia lagi nungguin tuh. Kamu sih lama siap-siapnya." Gemini langsung merengut kesal.
"Ya maaf, aku bersihin kamar dulu tadi. Terus aku mandi." Gemini memeluk tubuh Elio dan menyimpan kepalanya di dada sang suami. Menghirup harum tubuh Elio.
"Ayo kita berangkat. Ersad nungguin tuh, nanti nangis lagi dia." Gemini melepas pelukannya. Lalu berjalan berjalan dengan kaki terhentak. Suaminya ini benar-benar tidak bisa romantis. Gemini kan kesal jadinya.
Elio menatap Gemini sebentar, lalu mengikuti langkah wanita -nya hingga Elio sudah berada di samping Gemini. Tangannya memeluk bahu Gemini seraya meraih wajah Gemini, lalu mencium pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Family ( Elio And Gemini )
General FictionSequel About Elio Menjadi orang tua adalah keinginan setiap sepasang suami istri, begitu pun dengan Elio dan Gemini. Setelah beberapa bulan menikah, akhirnya mereka dikaruniai satu orang anak laki-laki. Ia bernama Ersad Kevindra Fernandes Chio. Umur...