• Part Sebelas •

5.3K 677 29
                                    

Saat Gemini sedang berada di dalam kamar mandi, Elio memilih ke kamar Ersad setelah selesai berpakaian. Saat masuk ke dalam, di tatapnya sekitar kamar berusaha mencari keberadaan Ersad. Namun tidak ia temukan keberadaan anaknya. Hingga terdengar gemericik air dari dalam kamar mandi. Elio mengerutkan keningnya dengan bingung. Lalu melangkah ke arah kamar mandi seraya membuka pintu.

"Esa lagi ngapain?" Kepala Elio masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan tubuhnya berada di belakang. Laki-laki itu menatap Ersad yang sedang duduk di atas closed.

Ersad yang mendengar itu langsung menatap Elio, ia tertawa kecil, "Esa lagi pup," balas Ersad dengan suara kecil.

"Kok nggak panggil Ayah kalau mau pup? Pup-nya udah selesai?" Elio masuk ke dalam dan menatap Ersad yang saat ini sedang mengangguk.

"Udah. Esa udah nggak mau panggil Ayah sama Bunda kalau mau pup atau mandi. Esa kan udah besal, jadi halus pup sama mandi sendili," ujar Ersad antusias. Elio hanya mengangguk kecil, "Ayah, Esa ikut ke kantol Ayah, ya. Esa mau ikut Ayah ke kantol hali ini," sambung Ersad semakin antusias.

"Udah, jangan bicara lagi. Kalau lagi pup nggak boleh bicara. Esa ngerti?" Ersad mengangguk seraya menutup mulutnya dengan kedua tangan.

Elio membersihkan tubuh Ersad setelah selesai buang air besar. Lalu, Elio membuka baju Ersad dan bersiap memandikannya. Namun, Ersad dengan segera menolak.

"Esa mau mandi sendili, Esa kan udah besal." Tangan Ersad menjauhkan tangan Elio yang ingin memandikannya.

"Emang bisa mandi sendiri?" Ersad mengangguk.

"Itu makanya Esa mau belajal. Kalau nggak belajal mana Esa bisa." Elio tertawa kecil. Ia mencium kedua pipi putranya.

"Ya udah, Esa mandi sendiri. Biar Ayah yang lihat di sini." Ersad menggeleng dengan tegas.

"Jangan di lihat dong, Ayah. Esa kan malu." Elio tertawa mendengar ucapan Ersad.

"Malu apaan sih, kan Ayah udah beberapa kali mandiin Esa. Masa sekarang malu?" Elio masih tertawa, apalagi saat melihat Ersad mengerucutkan bibir.

"Ya malu. Esa kan udah besal sekalang. Ayah ke lual ya, bial Esa mandi sendili. Oh iya, Ayah. Esa minta tolong ambilkan baju Esa ya di lemari." Elio dengan pasrah mengangguk saja.

"Harus mandi yang bersih ya. Jangan mandi asal-asalan." Ersad mengangguk dan mengiyakan. Elio menatap Ersad sebentar, lalu melangkah ke luar dan mencari pakaian untuk Ersad kenakan hari ini. Di pilihnya pakaian baju berwarna hitam dan celana dengan warna senada.

Setelah mengambilkan baju untuk Ersad, Elio memilih mendudukan dirinya di atas kasur sang anak. Melihat-lihat sekeliling kamar Ersad. Meraih buku bergambar milik Ersad dan membacanya.

"Ayah," panggil Ersad dari dalam kamar mandi. Elio mendongak dan segera melangkah memasuki kamar mandi.

"Ada apa, Sa." Ersad menatap Elio. Tangannya mengulur ke depan memberikan Elio sebuah handuk kecil miliknya berwarna putih.

"Esa nggak bisa lilitin handuk ke tubuh, Esa. Ayah, Esa minta tolong ya pakaiin Esa handuk."

"Siap anaknya Ayah." Dengan segera Elio melilitkan tubuh Ersad dengan handuk. Dari dada sampai bawah lutut. Setelah selesai, keduanya ke luar dari kamar mandi.

Elio mengusap rambut Ersad terlebih dahulu. Setelah selesai, Ersad berlari menuju meja kecil dan meraih bedak bayi miliknya. Menuangkannya di tangan dan mengusapnya di bagian tubuh serta wajah. Menepuk-nepuk bedak itu di sekitar wajah putihnya. Selesai dengan bedak, Ersad memakai pakaian dalam serta baju dan celananya.

"Udah selesai?" Ersad mengangguk.

"Udah." Keduanya langsung ke luar dari kamar dan berjalan menuju dapur. Di sana, mereka melihat Gemini sedang duduk di kursi meja makan sembari memainkan ponsel.

Little Family ( Elio And Gemini )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang