Setelah kemarin mengunjungi panti asuhan, hari ini Gemini memilih mengistrahatkan tubuhnya di dalam kamar. Rasanya semua badannya terasa sangat sakit karena terlalu kecapean, kakinya juga mulai membengkak seiring semakin dekatnya kelahiran anak kedua.
Kebetulan Ersad tidak ada di rumah, anak pertama dari Elio dan Gemini itu memilih ikut dengan sang Ayah bekerja di kantor. Gemini mengelus perutnya yang baru saja ditendang oleh sang jabang bayi. Lalu mengajak bicara calon anaknya pelan-pelan. Lama-kelamaan kedua mata Gemini menutup karena terlalu lelah dan mengantuk.
Baru saja sebuah mobil berhenti di pekarangan rumah Elio dan Gemini. Satu orang yang berada di dalam mobil segera ke luar dan masuk ke dalam rumah dengan salah satu tangan menenteng sebuah kantung.
Matanya mengedar mencari keberadaan orang rumah. Kantung yang ia bawa pun disimpannya di atas meja. Hingga Bi Onah datang sambil berjalan sedikit tergesa-gesa.
"Ya ampun, Nyonya. Sudah lama sekali ya saya nggak lihat Nyonya datang ke sini. Kangen banget saya sama Nyonya." Orang yang dipanggil nyonya itu pun hanya mengangguk sembari tertawa. Tangannya mengibas-ngibas kecil ke arah Bi Onah, lalu ia mendudukan dirinya di kursi.
"Bi Onah bisa aja. Padahal dua bulan yang lalu kita ketemu." Lagi dan lagi wanita itu tertawa.
"Dua bulan itu lama banget loh. Nyonya Nana dari mana aja sih." Yah, wanita yang berbicara dengan Bi Onah adalah Nana, ibu dari Elio.
"Biasa, ikut suami ke luar kota." Matanya mengedar mencari sesuatu, "hmmm, cucu sama menantu saya mana, Bi?"
"Den Esa ikut Bapak ke kantor. Kalau Ibu lagi istrahat di kamar. Ibu lagi sakit, kecapean gitu Nyonya. Kakinya juga udah mulai membengkak, maklum sebentar lagi kan Ibu bakalan melahirkan." Raut wajah Nana seketika khawatir.
"Loh, dari kapan Gemini sakit? Dia sudah makan kan?" Nana berdiri sembari menatap makanan di atas meja. Berniat menyediakan makanan untuk sang menantu.
"Dari tadi pagi, Nyonya. Alhamdulillah, ibu udah makan bareng Bapak sama Den Esa tadi pagi."
"Alhamdulillah kalau begitu. Gemini lagi di kamar kan?"
"Iya, Nyonya." Nana mengangguk, lalu melangkah menuju kamar Gemini dan Elio setelah pamit dengan Bi Onah.
Kamar Elio dan Gemini berada tidak jauh dari dapur, hingga Nana tidak memerlukan banyak waktu untuk berjalan jauh naik ke lantai atas, karena kamar anaknya sudah pindah di lantai bawah.
Nana masuk ke dalam dan matanya seketika memperlihatkan pemandangan Gemini yang sedang tidur. Ia mengedarkan matanya menatap sekeliling kamar sang anak. Melihat-lihat beberapa foto yang terpajang di atas dinding. Mulai dari foto pernikahan keduanya serta foto bertiga dengan Ersad.
Saat Nana sedang fokus menatap foto, Gemini terbangun dan seketika menatap Nana yang berdiri tidak jauh darinya. Awalnya tatapan Gemini sedikit buram karena baru saja terbangun, hingga tak lama tatapannya langsung terlihat jelas.
Terdiam sejenak mengumpulkan nyawa, lalu mendudukan dirinya di tepi kasur.
"Bunda." Nana yang merasa dipanggil pun seketika menatap ke arah ranjang di mana Gemini berada.
"Eh, menantu Bunda udah bangun ya." Nana langsung berjalan menuju Gemini. Duduk di samping sang menantu sembari mengelus kepala Gemini. Gemini hanya mengangguk sembari tersenyum.
"Bunda udah lama datangnya?"
"Bunda baru datang kok. Oh ya, kata Bi Onah kamu sakit. Mending kamu istrahat lagi aja. Biar sakitnya bisa cepat sembuh."
"Gemi udah mendingan kok, Bun. Cuman kakinya aja yang sakit, makin bengkak." Tangan Gemini memijit pelan kakinya. Nana menatap kaki Gemini berniat membantu memijatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Family ( Elio And Gemini )
Narrativa generaleSequel About Elio Menjadi orang tua adalah keinginan setiap sepasang suami istri, begitu pun dengan Elio dan Gemini. Setelah beberapa bulan menikah, akhirnya mereka dikaruniai satu orang anak laki-laki. Ia bernama Ersad Kevindra Fernandes Chio. Umur...