Besok waktunya Esa khitan, Gemini baru saja pulang dari supermarket sehabis membeli bahan-bahan untuk membuat makanan. Makanan-makanan itu akan ia bagikan ke tetangga dekat rumah. Para keluarga besar Gemini serta Elio langsung heboh mendengar Esa akan di khitan. Besok mereka akan datang dan meramaikan rumah Gemini dan Elio.
"Bagusnya besok kita bikin apa ya, Bi? Gemini masih bingung mikirin-nya." Gemini memilah bahan-bahan makanan di atas pantry. Ada Bi Onah di sebelahnya.
"Kalau di kampung saya ya, Bu. Anaknya yang baru saja di sunat itu, mereka bikin nasi kuning sama rendang. Terus nanti dibagi-bagi ke tetangga. Gimana Bu, mau dibikin itu saja atau bagaimana?" Gemini menatap Bi Onah sambil mengangguk.
"Bagus juga kalau kayak gitu. Ya udah, besok kita bikin nasi kuning sama rendang. Eh, kita bikin juga es buah kali ya, Bi. Biar ada segar-segarnya setelah makan Nasi kuning sama Rendang." Bi Onah mengangguk setuju.
"Setuju banget itu, Bu. Haduh, Bibi jadi nggak sabar nunggu besok." Gemini tertawa, ia menepuk kecil pundak pekerjaan rumahnya itu.
"Harus sabar dong, Bi." Gemini masih tertawa, ia terdiam sejenak, "ya udah, kita masukan bahan-bahan ini ke dalam kulkas."
Tangan Gemini mulai meraih bahan-bahan makanan itu, namun sebelum Gemini membawanya ke kulkas, Bi Onah dengan cepat menahan.
"Udah, Bu. Biar saya saja yang kerja. Ibu istirahat saja. Dari tadi sudah gerak ke sana ke mari, kasihan atuh itu perutnya. Emang nggak pegal apa?" Gemini langsung menyimpan kembali bahan yang dipegang-nya tadi di atas pantry.
"Ya udah, Gemini istirahat dulu ya, Bi. Semangat Bi kerjanya."
"Iya, Bu. Pasti semangat dong."
Gemini langsung pergi dari dapur, melangkahkan kakinya menuju depan rumah. Duduk di kursi yang berada di sana sambil mengelus perut buncitnya. Bunga-bunga milik Gemini bermekaran. Tatapannya mengarah ke depan, di mana banyaknya kendaraan yang berlalu lalang.
Rumah Gemini terasa sangat sepi karena tidak ada Esa. Putra Gemini dan Elio itu memilih bermain di rumah salah satu tetangga-nya. Lingkungan tempat tinggal Gemini memang banyak sekali anak-anak sepantaran putranya, hal itu membuat Esa senang karena banyak-nya teman.
Satu bulan lagi umur Esa masuk ke Empat tahun. Di tahun ke empat itu, Elio dan Gemini sudah sepakat untuk memasukan Esa ke sekolah PAUD, hingga di umur yang ke Lima tahun nanti, Esa akan dimasukan ke TK. Sebenarnya di umur Esa yang ke tiga tahun kemarin, Esa akan dimasukan ke Playgroup, namun entah kenapa malah tidak jadi.
Baru saja Gemini akan masuk ke dalam, tiba-tiba ketiga tetangga-nya datang bertamu. Mereka berempat duduk di kursi depan rumah sambil berbincang mengenai khitan anak-anak mereka besok.
"Besok, aku mau bikin nasi kuning sama rendang, terus mau dibagi-bagi ke tetangga dekat rumah. Gitu aja si Mbak, " ujar Gemini sambil menatap satu-persatu tetangga-nya.
"Wah, bagus itu. Gimana kalau kita masak di rumah kamu saja, Gem. Masak bareng-bareng gitu, terus nanti kita bagi bareng-bareng juga ke tetangga. Di rumah juga ada banyak bahan, baru dibeli tadi pagi," ujar Jingga. Tangannya menyimpan sebuah kantung berisi sesuatu di dalamnya di atas meja.
"Sama Mbak. Aku juga baru beli bahan-bahan. Bagus itu usulannya Mbak Jingga, kalau aku sih setuju saja, " timpal Fani dengan semangat. Usulan Jingga memang paling top.
"Aku juga setuju. Gimana, Gem? Kamu setuju nggak?" Gemini mengangguk dengan tegas.
"Setuju banget. Makin banyak orang makin bagus. Besok keluarga besar mau datang ke rumah, ramai-in harus sunatan-nya Esa."
"Wah, pasti bakal ramai besok. Aku jadi nggak sabar."
"Eh, kita makan rujak yuk. Kebetulan buah jambu sama buah mangga yang di depan rumah sudah berbuah. Tadi pagi baru di petik suamiku. Kita makan bareng-bareng yuk." Jingga langsung mengeluarkan beberapa buah mangga dan jambu serta bumbu rujak dari dalam plastik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Family ( Elio And Gemini )
General FictionSequel About Elio Menjadi orang tua adalah keinginan setiap sepasang suami istri, begitu pun dengan Elio dan Gemini. Setelah beberapa bulan menikah, akhirnya mereka dikaruniai satu orang anak laki-laki. Ia bernama Ersad Kevindra Fernandes Chio. Umur...