• Part Delapan Belas

3.3K 505 25
                                    

Di tengah keramaian, ada sepasang suami istri yang sedang mengitari mall. Dimana sepasang suami istri itu sedang menggandeng sebuah tangan kecil di tengah-tengah keduanya. Mereka adalah Elio dan Gemini serta si kecil Ersad.

Ersad melompat-lompat kegirangan sampai ingin berlari menjauhi kedua orang tuanya. Elio yang takut putranya hilang, memilih menggendong sang putra dengan satu tangan menggandeng tangan sang istri.

"Kita mau ke mana sayang?" Tanya Gemini sembari menatap Elio.

"Kamu laper nggak?" Elio bertanya balik.

"Laper sih, tapi nggak terlalu." Elio mengangguk, lalu menatap Ersad yang sedang menatap sekeliling tempat sembari memakan permen kaki.

"Anak ayah laper nggak?" Ersad mengangguk antusias.

"Esa laper, mau makan," jawab Ersad.

"Mau makan apa?"

"Es klim boleh?" Tatapan Ersad mengarah ke arah sang ayah.

Meminta persetujuan Elio karena beberapa hari ini Elio suka melarangnya memakan es krim, takut Ersad batuk-batuk katanya. Elio memicingkan matanya lama, membuat Ersad mengerucutkan bibirnya cemberut. Lalu Elio tertawa kecil sembari mengusap kepala Ersad.

"Untuk hari ini Esa boleh makan es krim. Tapi besok-besok nggak boleh makan ya?" Seketika Ersad tersenyum lebar. Ia mengangguk antusias.

"Iya, besok-besok Esa nggak makan es klim lagi." Gemini hanya menatap keduanya, sesekali tertawa saat melihat raut wajah sang putra.

"Anak pintar."

Hingga di sini lah ketiga-nya, disalah satu restoran yang berada di mall yang mereka kunjungi saat ini. Gemini menyuap es krim untuk Ersad. Sedangkan Elio menyuapkan makanan untuk Gemini dan dirinya sendiri.

"Esa, aaa. Makan nasi sayang, jangan makan es krim terus." Ersad membuka mulutnya dan memakan nasi yang Gemini suapkan untuknya.

"Kamu juga makan, Gem. Sini aku suapin." Gemini menatap Elio, lalu tersenyum.

"Kamu juga makan, jangan suapin aku doang."

"Iya,ini aku juga makan." Elio menyuapkan makanan untuk dirinya sendiri. Gemini tertawa kecil, lalu memilih menatap ponselnya yang sedari bergetar karena banyaknya chat masuk.

Elio menatap Gemini yang sedari tadi tersenyum dan tertawa kecil. Ia menyimpan sendok di atas piring, lalu mengusap bibirnya dengan tisu.

"Dari siapa?" Gemini bergumam sembari menatap Elio sebentar, lalu beralih kembali pada ponselnya, "dari siapa, Gem?"

Gemini kembali menatap Elio, "oh, ini dari teman-teman alumni SMA."

"Kenapa?"

"Mereka mau adain acara ketemuan gitu, sayang, dua hari lagi. Kita ikut ya." Elio membulatkan bibirnya mengerti, lalu mengangguk setelahnya.

"Kapan?" Elio meminum minuman yang berada di depannya. Sesekali menatap Ersad yang sedang memakan es krim miliknya.

"Satu minggu lagi. Kamu ikut kan?" Elio berpikir-pikir sesaat. Raut wajah Elio kelihatan ragu.

"Kayaknya nggak bisa, Sayang. Aku ada jadwal ke Bandung minggu depan. Jadi nggak bisa ikut. " Seketika raut wajah Gemini menjadi menekuk, menandakan jika wanita itu sedang cemberut.

"Ih, kok kamu gitu sih. Ini itu pertemuan penting loh. Mau ketemu teman-teman alumni kita. Masa kamu nggak bisa sih. Nggak asik ah." Gemini melipat kedua tangannya di depan dada, menatap kesal Elio yang berada di depannya.

Elio menghela nafas, "ya mau gimana lagi. Aku udah janji sama client."

Bibir Gemini mengerucut, "kesal aku sama kamu."

Elio terdiam sembari menatap Gemini dengan lama. Menghela nafas panjang, kemudian kedua tangannya menggenggam tangan Gemini.

"Ya udah, nanti aku urus masalah meetingnya. Aku usahain buat bisa ikut ketemuan sama teman-teman alumni minggu depan." Seketika raut wajah Gemini menjadi bersinar. Ia menegakkan tubuhnya mendekati Elio.

"Kamu beneran?" Elio tersenyum sembari mengangguk, "nggak bohong kan?"

"Iya."

"Kamu beneran?"

"Iya."

"Nggak bohong kan?"

"Iya."

"Beneran?"

"Iya, Gemini."

"Ka---"

"Ngomong lagi aku cium kamu di sini." Seketika Gemini terdiam. Ia menatap Elio yang sedang menggelengkan kepalanya heran dengan kelakuan sang istri.

"Kalau dicium sih aku mau," hingga Gemini membalas dengan raut polosnya. Elio yang sudah pusing dengan kelakuan sang istri menyentil kening Gemini, hingga Gemini mengadu sakit.

"Sakit, sayang. Ih, kamu jahat banget sih sama istri sendiri. Kualat baru tau rasa."

Elio memilih tidak menanggapi Gemini, tangannya membersihkan mulut Ersad yang sudah belepotan, "makannya yang rapi dong, sayang. Sampai belepotan gini."

•~~~•

Gemini yang sedang membereskan peralatan memasak seketika berhenti dengan aktivitasnya dan berlari menuju ruang tengah di mana suara tangisan Ersad terdengar.

"Esa, anaknya Bunda kenapa?" Tanya Gemini sambil mendekati Ersad. Ersad menatap Gemini dengan di atas kepala sembari menangis semakin kencang.

"Esa kenapa nangis, Nak? Kasih tau Bunda, ayo." Ersad sesenggukan sembari memanggil-manggil sang ayah.

"Ayah, hiks..."

"Ayah lagi kerja sayang." Gemini membawa Ersad masuk ke pelukannya. Ia mengelus kepala Ersad karena sedati tadi sang anak mengelus kepalanya, "sebenarnya Esa kenapa?"

Ersad menatap Gemini, lalu kembali menangis kencang, "jangan nangis dong sayang, kan Bunda makin khawatir."

Gemini meraih kedua bahu Ersad sembari menatap sang putra, "coba bicara sama Bunda, Esa kenapa? Esa jatuh?"

Ersad semakin menangis, "jatuh di mana? Coba tunjuk."

Ersad dengan polosnya menunjuk mobil remot berwarna putih miliknya, "Esa jatuh kepleset. Telus kepala Esa kena meja. Sakit Bunda, hiks.." Kedua tangannya memeluk Gemini, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang ibu.

"Uh, sayang, kasihannya. Coba sini Bunda elus kepalanya." Ersad melepas pelukannya, "bagaian mana kepalanya yang sakit?"

Ersad menunjuk bagian kepalanya yang terasa sakit, "ini, ini."

Gemini seketika meraih rambutnya, lalu mengeluskan rambutnya tepat di kepala Ersad yang sakit.

"Udah, Esa jangan nangis lagi. Kepalanya udah diobatin." Ersad berhenti menangis, namun suara sesenggukannya masih terdengar.

Gemini mencium kepala Ersad, membawa putranya ke pelukan.

"Bunda, Esa mau bicala sama Ayah."

"Ayah lagi kerja, Sayang."

"Kalau gitu Bunda tepon Ayah."

"Emang mau apa?"

"Mau bilang sama Ayah kalau mobil yang walna putih udah bikin Esa jatuh."

"Kalau udah di kasih tau mau apa?"

"Suluh Ayah buang mobilnya."

•~~~•

Yuhuuu, Esa kembali lagi😁

Little Family ( Elio And Gemini )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang