Di dalam mobil, Eslen, Elgan dan Elkara beserta Ersad duduk menunggu Elio dan Gemini selesai mengecek kandungan. Elkara sampai menahan ngantuk karena kedua kakaknya terlalu lama di dalam rumah sakit.
Sebenarnya tadi Elkara dan Ersad di ajak untuk masuk, namun keduanya malah menolak. Mereka lebih memilih menunggu di dalam mobil bersama Eslen dan Elgan.
Ersad menghadap ke jendela, menatap seorang anak seusianya yang sedang duduk di dekat seorang Nenek yang sedang menjual kerupuk. Kerupuknya masih banyak, mungkin mereka istrahat karena capek berkeliling. Baju anak itu terlihat kusut dan kotor serta kebesaran untuk tubuhnya yang kecil.
"Esa, sini tidur sama Om. Kamu nggak ngantuk nungguin Ayah sama Bunda?" Tangan kanannya ditarik oleh Eslen, membuat Ersad menatap Om-nya. Ia menggelengkan kepalanya, lalu kembali menatap luar jendela. Tatapannya masih tertuju pada anak seusianya, "lihatin apa sih, Sa?"
Eslen ikut menatap apa yang Ersad tatap. Hingga matanya tertuju ke arah Nenek dan seorang balita yang duduk di tengah jalan. Kembali Eslen menatap Ersad.
"Kamu mau makan kerupuk?" Ersad terdiam, "hei, jangan bengong gitu nanti kesurupan."
"Kesulupan itu apa?" Tanya Ersad penasaran. Eslen terdiam sejenak. Ia bergumam panjang.
"Kesurupan itu, tubuhnya dimasuki setan."
"Emang setan bisa masuk ke tubuh olang?" Tanya Ersad polos.
"Iya."
"Gimana calanya masuk?" Tanya Ersad semakin penasaran. Eslen menatap Ersad lama.
"Orang yang suka bengong, pikirannya kosong. Nah, orang kayak gitu gampang dimasuki setan. Apalagi yang imannya nggak kuat. Banyak penjelasannya tentang kesurupan. Nanti kalau Esa udah besar pasti tau." Ersad mengangguk saja. Lalu kembali menatap anak seusianya itu.
"Om, Esa kasihan deh sama dia. Kita kasih mainan sama makanan yuk, Om. Pasti dia suka," ujar Ersad. Namun matanya tetap tertuju ke balita tadi.
"Iya, Om juga kasihan. Ayo, Sa, kita kasih makanan buat mereka." Seketika Ersad tersenyum lebar dan segera turun dari mobil.
"Pada mau ke mana?" Tanya Elgan.
"Mau ke sana sebentar. Kamu tunggu di sini dan jagain Kara aja ya." Elgan mengangguk mengerti. Lalu menatap adiknya yang sedang tidur. Diraihnya Elkara dan mendudukanya di pangkuannya. Setelah dirasa tidur Elkara sudah nyaman, ia kembali bermain game.
Eslen dan Ersad berjalanan menuju bagasi untuk mengambil mainan, makanan, serta pakaian. Lalu keduanya mendekati Nenek dan balita itu.
Eslen duduk di samping Nenek diikuti Ersad yang sudah duduk dipangkuan Eslen, "kerupuknya udah laku berapa, Nek?"
Nenek itu menatap Eslen, "baru laku sepuluh ribu, Den." Tangan si Nenek memilah-milah kerupuk jualannya.
"Satu bungkusnya berapa, Nek?"
"Dua ribu satu bungkus. Tapi kalau beli lima ribu, tiga bungkus." Eslen mengangguk.
"Kalau total semuanya berapa, Nek?"
"Kalau semuanya, totalnya itu dua ratus ribu."
Saat Eslen fokus berbicara dengan Nenek, lain halnya dengan Ersad. Ia menatap balita seusianya sambil tersenyum, tangannya melambai dengan semangat, lalu bibirnya mengerucut saat anak seusianya itu hanya menatapnya dengan diam dan kembali fokus menatap Neneknya.
"Ya udah, kalau gitu saya beli semua kerupuknya." Nenek itu langsung terkejut.
"Ini beneran mau borong semua jualan Nenek?" Eslen tersenyum sambil mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Family ( Elio And Gemini )
General FictionSequel About Elio Menjadi orang tua adalah keinginan setiap sepasang suami istri, begitu pun dengan Elio dan Gemini. Setelah beberapa bulan menikah, akhirnya mereka dikaruniai satu orang anak laki-laki. Ia bernama Ersad Kevindra Fernandes Chio. Umur...