Pagi ini abi bangun dan menatap lagit-langit kamar yang dulu selalu ia tatap sebelumnya, abi membuka jendela kamar nya, dulu saat abi membuka jendela ini pasti langsung ada karaa yang muncul dan mengagetkan abi yang baru bangun, abi merindukan sosok kara nya, abi ingin segera bertemu kara.
Kara adalah malaikat yang selalu membuat abi tidak merasa sendirian, dulu abi sangat kekurangan kasih sayang, dan kara nya selalu ada untuk menemani abi didunia yang kejam ini, tapi sekarang, abi tidak tau kara nya di mana, abi ingin memeluk tubuh yang dulu selalu abi peluk erat ditengah hujan.
Abi beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, setelah selesai mandi abi keluar rumah dan berjalan-jalan di desa yang dulu memberikan nya tawa dan bahagia, abi duduk di sebuah kebun, ada banyak pohon rindang disini, kebun ini adalah kebun keluarga kara, dulu kara dan abi sering main ke sini, abi menatap lekat satu pohon yang diatasnya ada rumah pohon dan tali menjular ke bawah untuk memudahkan orang masuk, rumah pohon ini lumayan besar, ayah abi yang membuatkan nya dulu, abi tersenyum dan mulai masuk kedalam rumah pohon tempat abi dan kara menghabiskan waktu.
Saat abi berada didalam, suasana nya masih sama seperti dulu, masih ada figura-figura yang tertempel disana, memperlihatkan 1anak laki-laki dan satu anak perempuan yang tersenyum lebar ke arah kamera, saat dipojok ruangan abi juga melihat gambar itu adalah gambar buatan kara, dulu karena kara bosan menunggu abi yang memanjat pohon mangga yang tak kunjung datang, kara menggambar dua anak yang sedang makan ice cream dibawah pohon mangga, gambar itu masih bagus saja meskipun tidak pernah ada yang merawat.
Saat sudah merasa puas berada dirumah pohon, abi pun keluar menuju sebuah taman saksi bisu perpisahan abi dan kara, abi duduk dan menatap lurus kedepan mengingat-ingat memorinya dengan gadis kecil yang manis.
Flashback on
"Ra, arka harus pergi" Ucap abi sambil menatap nanar gadis kecil yang umurnya lebih kecil 1 tahun darinya
"Arka mawu themana?" Tanya kara dengan tersenyum
"Arka harus pergi ke Jakarta ra" Jawab abi sambil menunduk tak berani menatap gadis didepannya yang mulai menitikkan air mata
"Arka kan udah janji sama kara, nda bakal tinggalin kara disini, Arka kan janji bakal tetep sama kara, hiks Arka jahat" Ucap kara sambil menangis melihat abi yang kian menatap kosong ke depan.
"Tapi Arka harus nurut sama mama Arka" Lirih Arka sambil mentap kara yang masih terisak
"Tapi Arka harus janji sama kara, pokoknya Arka harus temui kara saat kara udah gede, saat kara udah 17 tahun, pokoknya Arka harus janjii sama kara, hiks" Ucap kara sambil menunjukan jari kelingking nya kepada abi yang tersenyum kepada kara.
"Iyaa janjii, kara nda boleh nangis nanti cantik nya ilang huuuuu" Ucap abi sambil melingkarkan jari kelingking nya di jari kelingking kara
Setelah itu abi pergi meninggalkan kara didesa bandung dengan semua harapan besar kepada abi, kara berharap nanti jika dia sudah dewasa kara ingin hidup dengan Arka nya, kara sangat sedih saat Arka meninggalkan kara sendirian disini, kara sama sekali tidak memiliki teman selain Arka, hanya Arka teman nya, dan sekarang Arka pun ikut pergi meninggalkan kara sendirian di bandung.
Flashback of
Abi tersenyum getir kala mengingat masa kecilnya bersama kara, apakah abi akan menemukan kara saat kara umur 17 tahun? Bahkan 3 minggu lagi kara akan genap berumur 17 tahun dan abi sama sekali belum bisa menemukan cinta pertama nya itu, dulu abi pernah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia hanya akan mencintai kara dalam hidupnya, namun sekarang? Hatinya entah terbawa angin dan menemukan tempat lain selain hati kara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Askara
Teen Fiction(Sebelum baca, budayakan follow dulu, tapi gak maksa sih:v) seorang cewe bermarga askara yang sangat membenci dirinya sendiri, sebuah penderitaan yang sangat dalam,pengorbanan yang sia-sia, cinta yang bulshit Sebuah Cinta segitiga dan sebuah harapa...