Bagas menghembuskan nafasnya pelan, bagas beranjak ke garasi rumah nya, mengeluarkan motor besarnya, tak butuh waktu lama bagas sudah tancap gas menuju Rumah mola, bukan karena Apa-apa namun bagas hanya mengikuti perintah Abi.
Sekitar 5 menit perjalanan dari rumah nya kerumah mola, bagas sudah sampai didepan rumah mola, tak lama bagas membunyikan klakson motor nya, agar mola keluar.
Mereka kembali melaju membelah jalanan jakarta yang masih sepi, belum tercemar polusi karena ini memang masih sangat pagi, mola sebenarnya sangat terkejut kala bagas menjemputnya, namun mola hanya bisa menurut kala mendapat tatapan tajam dari bagas, saat mola ingin menolaknya.
Mereka sampai diparkiran sekolah, tak lama netra mola menangkap dasi bagas yang hanya dikalungkan, mola mendengus mola adalah siswi teladan, mola sebal jika melihat sesuatu yang kurang enak dipandang.
Mola mulai berjinjit, membenarkan dasi bagas yang hanya dikalungkan.
Bagas menahan nafas kala wajah mola sangat dekat dengan wajahnya,mola adalah gadis yang baik, mola juga cantik, bagas tidak munafik dia memang sangat tertarik oleh mola, mola yang hanya diam saat di caci, mola yang hanya bisa menangis kala dirinya di bully, bagas jadi gemas sendiri.
"Nah udah, lain kali pake yang bener, yaudah mola ke kelas, makasih jemputnya, lain kali kamu ga perlu repot-repot" Ucap mola sambil berlalu meninggalkan bagas yang masih terpaku oleh perlakuan gadis ini, pantas saja abi sangat mencintai mola, mola punya sebuah pesona yang siapa saja bisa terpikat oleh dirinya.
Mola masuk ke kelas dengan tenang, baru saja ia akan mendudukkan pantat nya di kursi, ada pengumuman yang membuat mola harus kembali bangun dan menuju halaman upacara.
Mola memang hampir lulus, dan perpisahan akan segera dilakukan, setidaknya mola bisa terbebas dari tatapan-tatapan orang disekolah ini, dan setidaknya mola akan bertemu suasana baru dan tentunya orang-orang baru juga di kampusnya nanti.
Kepala sekolah sedang memberikan pengumuman bahwa besok mereka akan mengadakan perpisahan.
Padahal perasaan baru kemarin mola menginjakkan kaki di SMA ini, dan sudah akan lulus saja.
Sejak tadi mola clingak-clinguk menatap sekitar, mola sedang mencari gibran, namun mola sama sekali tidak menemukan batang hidung gibran sama sekali, Hingga sebuah tangan merangkul bahu mola dan tersenyum manis kepada mola.
Dia adalah gibran, mola hanya tersenyum simpul dan kembali mendengarkan pemberitahuan dari kepala sekolah, tak menghiraukan tatapan lekat gibran kepadanya.
Hingga saat kepala sekolah dan para murid mulai membubarkan diri dari lapangan upacara, Tiba-tiba gibran menggenggam tangan mola erat dan membawanya ke rooftop sekolah, mola yang tidak tahu hanya menurut saja.
Tak butuh waktu lama, mereka berdua sudah sampai di rooftop sekolah, mola hanya menatap wajah gibran bingung.
"Kenapa?" Tanya mola kepada gibran, karena sejak tadi gibran hanya bungkam didepannya.
"Nanti, lo pulang bareng gw! Gaada penolakan" Ujar gibran sambil berlalu meninggalkan mola di rooftop
Sebenarnya gibran akan mengucapkan sesuatu, namun jiwa gengsinya menghalangi niat gibran untuk mengatakan itu.
Entahlah, padahal gibran sudah mempersiapkan kata-kata yang tepat untuk mola, namun saat dihadapan mola, lidahnya tiba-tiba kelu, otaknya tidak bisa berpikir lagi.
Gibran terhipnotis oleh manik mola yang teduh, mata sayu yang candu baginya.
Kringgggg
Bel sekolah sudah berbunyi, gibran lantas menjemput mola ke kelasnya, kelas mereka memang terpisah, mola berada di kelas 12 Mipa 3 dan gibran yang berada di kelas 12 ips 1.
KAMU SEDANG MEMBACA
Askara
Teen Fiction(Sebelum baca, budayakan follow dulu, tapi gak maksa sih:v) seorang cewe bermarga askara yang sangat membenci dirinya sendiri, sebuah penderitaan yang sangat dalam,pengorbanan yang sia-sia, cinta yang bulshit Sebuah Cinta segitiga dan sebuah harapa...