danau(22)

7 6 1
                                    

Sore ini abi sudah berada di sebuah danau yang dulu pernah mempertemukannya dengan mola, abi duduk menatap nanar air danau yang tenang, tak sama dengan hatinya saat ini, hati abi begitu campur aduk, abi merasa nyeri jika harus melihat mola, mola adalah kara, dan kara? Kara adalah cinta pertamanya.

Setelah 20 menit menunggu akhirnya batang hidung mola pun muncul, terlihat dari tatapan mata mola, jika mola tidak tidur dari semalam,mola duduk disamping abi dan sama-sama bungkam mentap air danau didepannya, keduanya sama-sama terluka, keduanya sama-sama kecewa dengan kenyataan yang sama sekali tidak berpihak kepada mereka.

"Bi, kenapa ya dunia nya sempit banget" Lirih mola kepada laki-laki yang tumbuh tampan dengan semua luka yang membekas

"La, ini takdir,gw cuma mau bilang.. Lo jaga diri disini, gw tau ini bakal nyakitin lo, tapi ini yang terbaik la.. Gw bakal pergi ke thailand, dan lo.. Semoga lo bisa bahagia dengan gibran" Ucap abi sambil menatap lurus kedepan mengingat-ingat kejadian yang mempertemukan mereka disini.

"M_maksud kamu?kenapa sih bi.. Dulu arka aku udah tinggalin aku, dan sekarang abi juga sama?" Tanya dengan suara parau

"Arka dan abi satu orang yang sama, yang perlu lo tau la, arka dan abi sama-sama masih mencintai seorang mola askara,tapi gw sebisa mungkin bakal tahan semua perasaan gw itu, semoga lo bahagia la" Lirih abi

Hanya ada isak tangis yang terdengar ditelinga abi, karanya masih sama seperti dulu, dia adalah gadis kecil yang cengeng, abi merasa bersalah karena selalu meninggalkan bekas luka kepada gadis nya, tapi ini yang terbaik, abi tidak ingin melihat kebahagiaan mola terusik karena dirinya, mungkin berpisah akan lebih baik dari pada bersama namun hanya akan memberikan luka di kedua belah pihak.

Untuk perpisahan mereka,abi mengajak mola kesebuah pohon, disana terdapat rumah pohon yang sengaja abi buat untuk mola, rumah pohon ini menghadap ke danau tempat pertemuan mereka, rumah pohon ini tidak terlalu besar, namun muat untuk dua orang remaja, interior rumah pohon sengaja abi buat sama seperti rumah Pohon arka dan kara didesa.

"Bii, hiks.. Jangan tinggalin mola, mola masih sama kaya kara yang dulu, kara yang selalu nangis dan ngadu ke arka setiap ada yang sakitin kara" Parau mola yang mulai terus terisak

Abi tak bisa lagi berbicara rasanya lidahnya kelu saat mendengar isak tangis mola, abi memeluk tubuh mola erat, mungkin ini adalah pelukan terakhir mereka, pelukan yang sangat menyakitkan, dulu mereka berpisah karena orang tua, tapi sekarang mereka berpisah karena hati, hati yang tidak ingin menyakiti satu sama lain, mungkin ini adalah jalan yang terbaik untuk kisah arka_kara, mungkin juga adalah kisah yang terbaik untuk mola_abi, mereka harus berpisah untuk mencari kebahagiaannya sendiri.

"Kalo lo lagi sedih, atau kangen gw.. Lo bisa kesini la.. Ini rumah kita, see you next time cengeng, udah yaa jangan sedih lagii, nanti gw beliin ice cream deh kalo gw pulang dari thailand" Ucap abi sebisa mungkin ceria, meskipun hatinya terasa sesak, hatinya ingin meledak kala melihat tatapan mata sayu seorang mola askara, abi merasa telah memberikan luka bertubi-tubi kepada gadis kecilnya yang dulu selalu ia ajak bermain sampai petang.

"Abiiiii, jangan , jangan ngomong gini hiks.. Jangan tinggalin aku lagi" Lirih mola masih setia memeluk tubuh abi erat

"Udah jangan nangis lagi, ayo gw anter pulang.. Penerbangan gw sebentar lagi la" Ucap abi sambil beranjak turun meninggalkan mola yang masih terpaku di dalam rumah pohon nya bersama abi, tak lama mola pun ikut turun dan mengunci pintu rumah Pohon yang bertuliskan"karaarka"mola tersenyum getir melihat ini, saat mereka sudah sampai di depan pekarangan rumah mola, abi tersenyum manis menatap mola yang masih menatap kosong kedepan, sebuah tatapan kehilangan dan sebuah tatapan terluka.

"See you cantik, kalo kangen telpon aja ya.. Kan masih ada handphone la, udah gausah nangis lagi" Ucap abi sambil berlalu menuju sepeda motor nya

"Hati-hati bi, maaf mola selalu kecewain abi" Lirih mola dan pergi masuk kedalam Rumah nya, mola sudah tidak kuat lagi membendung air matanya, yang sedari tadi memaksa turun.

AskaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang