[31] Marahnya Kevin
Jangan lupa vote and komen, manteman!
🍁
Seorang lelaki berponi dengan lesung pipit di pipi sebelah kanannya sedang menikmati segelas kopi panas yang ia beli bersama Raka, Dirga, dan juga Arthit.
Keempat manusia itu hanya diam menyaksikan teman-temannya yang asik dengan kegiatan mereka sendiri. Bagi Kevin, perjalanan liburan kali ini tidak membuatnya senang. Karena akhir-akhir ini keadaan hatinya bisa dikatakan cukup buruk.
Bagaimana tidak sakit, saat melihat orang yang dicintai malah lengket dengan orang lain. Kevin benar-benar tersiksa dengan kondisinya sekarang. Dirinya menyesal karena dari dulu tidak jujur tentang pernikahannya kepada teman-temannya. Lihatlah sekarang, bahkan dirinya terlihat seperti orang hilang jiwa. Tidak ada yang tahu menahu keadaan hatinya, hanya ada satu orang yaitu Raka. Tapi Raka bisa apa? Dia hanya bisa diam, diam, dan diam.
Kevin menghela napas pelan setelah menyesap kopi panasnya yang kini tinggal setengah. Otaknya benar-benar kalut, di keadaan seperti ini bisa-bisanya pikirannya hanya tertuju kepada Kayra.
Kevin benar-benar merasa tersiksa. Dia sudah tidak tahan dengan kondisinya sekarang. Ia merindukan Kayra-nya, saat perempuan itu berada di dalam pelukannya. Saat perempuan itu mengecup dengan gemas bibirnya, dan saat perempuan itu berada di bawah kendalinya sambil terus menyerukan namanya.
Lelaki berponi itu mengusap wajahnya dengan kasar. Ia merasa otaknya sudah benar-benar tercemar, bagaimana bisa ia memikirkan kegiatan panas itu bersama Kayra di saat-saat seperti ini?
Kevin tidak menyadari bahwa Dirga dan Arthit melihat gerak-geriknya sedari tadi. Kedua lelaki konyol itu bergidik ngeri melihat Kevin. Itu memang bukan pertama kalinya, melainkan sudah berulang kali semenjak beberapa bulan terakhir.
"Kev--" Ucapan Dirga terpotong oleh suara deringan ponsel. Kevin mengambil ponselnya saat merasakan benda pipih itu bergetar di saku celana jeans-nya.
"Halo, Mah. Ada apa?" ujar Kevin saat telah menerima panggilan itu yang ternyata dari Ibu mertuanya.
"Assalamualaikum, Kevin!" jawab Dian dari seberang sana.
Kevin terkekeh pelan, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Assalamualaikum, Mah."
"Waalaikumsalam. Nah gitu dong, angkat telepon ya langsung salam bukan halo-halo," ucap Dian membuat Kevin meringis pelan.
"Iya, Mah. Ada apa ya, Mah, telepon Kevin?"
Terdengar suara helaan napas kasar dari seberang sana. "Begini, Vin. Kamu tau istri kamu itu kemana? Dari tadi Mommy-nya nelpon gak diangkat-angkat," dengkus Dian merasa kesal dengan Kayra.
Kevin melirik teman-temannya saat Dian menyebut istri kepadanya. Takut mereka dengar. "Kevin gak tau tuh, Mah. Lagian Kevin lagi ngopi nih sama temen."
KAMU SEDANG MEMBACA
Freak Couple : Nikah SMA [TAMAT]
SonstigesHanya sebuah kisah klasik yang menceritakan bagaimana kehidupan Kevin dan Kayra setelah menikah di umur yang masih terbilang muda. Tidak ada drama penolakan, justru adanya hanya rasa penasaran. Bagaimana rasanya nikah muda? "Mau tau gimana? Yuk, c...