Jay memasuki kelas dengan tumpukan buku paket ditangannya kemudian menaruhnya dimeja guru, "Karena Pak Bondan hari ini enggak masuk, jadi kalian disuruh ngisi pg sama essay halaman 128 sampe 130" ucap si ketua kelas itu yang kemudian membagikan buku paket.
"Lele berkumis sehari enggak masuk kenapa sih masih aja nyusahin" celetuk Reihan yang diangguki Bian disebelahnya.
"Padahal gue dah seneng mau mulai dangdutan" sahut Yadi menimpali.
"Mana abis ini pelajaran Pak Bima" sahut Lia yang juga kesal mengingat setelah istirahat kedua akan ada pelajaran Biologi.
Haruto mendecak malas kini menaruh kepalanya hendak tertidur seperti biasa, sedangkan Yoshi disebelahnya sudah mulai membuka buku paket, membacanya yang kemudian mencatat jawaban pada buku tulisnya.
Jika pemuda itu sudah selesai dengan jawabannya maka sudah pasti akan ia bagikan pada Haruto, terkadang tidak jarang ketiga temannya ikut serta, seperti Aldo si tidak tau diri itu kini sudah cengar-cengir tak jelas langsung mendudukkan diri disebelah Gio mulai mencolek Yoshi didepannya meminta jawaban.
Selalu saja begitu.
Tapi Yoshi terkenal dengan julukan 'Si tidak bisa marah', pemuda itu tidak akan marah meski berkali-kali dimintai contekan juga tidak pernah bisa menolak permintaan teman-temannya.
Tipe-tipe teman idaman nih.
Atau juga pacar idaman.
Aheyyy.
"Ci, nomor 3 apa? gue enggak paham ini ada empedu-empeduan" ucap Kevin di belakang Gio.
Yoshi menoleh yang kemudian langsung melemparkan buku catatan nya yang sudah ia isi setengah pada Kevin yang langsung sumringah.
"Vin bagi-bagi" ucap Aldo yang kembali berpindah kini duduk ditempat aslinya —disebelah Kevin.
Gio menatapnya datar, pemuda itu selalu santai ditiap situasi, tidak berbicara juga tidak bertanya, hanya diam.
Sudah seperti patung hidup yang hanya menjadi pajangan.
Always datar.
Anak-anak dikelas juga jarang ada yang berani menegur.
Takut rahasianya kebongkar.
Karena berdasarkan rumor bahwa Gio bisa membaca fikiran itu sudah tersebar luas seantero DIRGAMA, dan mereka mempercayai nya.
Gisel ditempatnya memperhatikan, entah kenapa gadis itu seperti tidak bisa melepaskan perhatian dari lima pemuda itu.
"Rin, Rin liat deh" Gisel menepuk-nepuk bahu Karina yang sedari tadi fokus membaca mulai terlihat pusing karena sulit mencari jawaban.
"Emang si Haruto itu tiap hari kerjanya cuma tidur ya?" tanyanya.
Karina menoleh, gadis itu mengerjap kemudian mengalihkan tatapan kini memandang kepojok kiri barisan paling depan, "Hm.. enak banget anjir kalo ada tugas tinggal minta Yoshi" ucapnya, merasa iri sendiri.
"Emang Yoshi sepinter apa sih? cepet banget ngisi soalnya kek enggak mikir, gue maen catur aja mau jalanin pion mikirnya sejam"
Karina mendelik, "Beda server jir, lagian anak olimpiade mana ada sih yang enggak pintar?" tanyanya.
"Katanya olimpiade matematika, ini kan lagi fisika"
"Dia pinter disegala bidang, pas kelas sepuluh juga ikut OSN, saingan dia dikelas ini tuh cuma Jay, mereka berdua ini murid kesayangan para guru karena emang pinter banget, ditambah Yoshi ini anaknya penurut, prestasi dia banyak makanya disebut bintang" jelas karina menggebu-gebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars √
Teen FictionGisel tidak pernah tahu bahwa pertemuannya dengan 'si pembalap liar jalanan' juga keputusannya untuk pindah sekolah justru membuatnya terus ada dalam keadaan rumit yang juga menyangkut pada keadaan hati dan perasaannya. . . . Start : 30 Mei 2021 End...