"Abang serius ngajak Yoshi?" tanya Gisel sekali lagi, masih tak menyangka karena Immanuel tiba-tiba menyuruhnya bersiap agar ikut bersamanya.
"Iya, bentar lagi anaknya dateng, abang jemput Jeni dulu nanti langsung ketemuan disana aja" ucap Immanuel yang kini mengenakan jaketnya, pemuda itu bergegas mengambil kunci motor kemudian beranjak pergi.
Tidak lama setelah kepergian Immanuel, suara motor Yoshi terdengar, Gisel melotot kaget, pasalnya gadis itu sama sekali belum bersiap.
Mana masih pake baju tidur doraemon:)
Gisel menggigit bibir bawah gusar tapi kemudian beranjak keluar rumah membukakan pagar, masa bodo sama baju tidur doraemon.
"Lo kenapa gak bilang sih kalo diajak abang" ucap Gisel saat Yoshi sudah mengikutinya memasuki rumah.
"Ah.. itu kemarin gue lupa ngabarin, terus semalem anak-anak ke apart jadi gak sempet megang hp, pas mau ngabarin juga udah tengah malem, pasti lo udah tidur" ucapnya menjelaskan panjang lebar.
Gisel memajukan bibir bawah tapi kemudian berjalan memasuki dapur hendak mengambilkan air atau sesuatu yang bisa ia suguhkan.
Yoshi beranjak mengikuti, pemuda itu menahan tangan Gisel yang sedang mengambil gelas.
"Udah gak usah, tadi dijalan gue beli minum kok, bentar kayaknya dimotor deh" ucapnya yang langsung pergi tanpa menunggu jawaban Gisel terlebih dahulu.
Yoshi berhenti saat dipintu dapur, pemuda itu berbalik, "Siap-siap aja dulu" ucapnya yang kemudian kembali berbalik melanjutkan langkah.
Gisel menipiskan bibir tapi menurut yang langsung beranjak pergi memasuki kamar untuk bersiap.
***
"Kata abang, dia dideket tempat tiket gitu" ucap Gisel yang diangguki Yoshi, pemuda itu berjalan pelan menggenggam tangan Gisel yang sedari tadi mengekor mengikuti.
"Noh" tunjuk Yoshi pada Immanuel yang duduk tenang bersandar pada sandaran kursi dengan Jeni yang juga tersenyum cantik duduk dihadapan pemuda itu, sepertinya sedang mengobrol.
"Abang!" panggil Gisel pada kakaknya itu yang langsung menoleh.
"Lama banget" decak Immanuel kesal.
Gisel mendelik, "Salah siapa gak bilang-bilang" kesalnya.
"Abang udah beli tiket, itu minuman sama popcorn nya bawa Yo!" ucap Immanuel kepada Yoshi yang mengangguk.
Immanuel kemudian berdiri dari duduknya, memimpin untuk memasuki teater diikuti Jeni setelah tadi mendengar pemberitahuan.
Yoshi memegang dua minuman dikedua tangannya dengan Gisel yang memeluk satu popcorn besar, gadis itu berjalan setelah Jeni, diikuti Yoshi yang berjalan dibelakangnya.
Kedua mata Yoshi tak lepas dari Gisel yang berjalan antusias didepannya, pemuda itu mewanti-wanti takut jika gadisnya terjatuh.
"Hati-hati" ucapnya saat Gisel berjalan diantara anak tangga.
Keempat orang itu duduk berderet dengan Yoshi yang berada di paling ujung.
Immanuel sesekali mengobrol kecil dengan Jeni sedangkan Gisel hanya memperhatikan, gadis itu jadi tiba-tiba berfikir abangnya ternyata bisa berubah seganteng ini saat sedang bersama orang yang dicintainya.
Padahal jika sedang bersama Gisel, Immanuel hanyalan seonggok daging tak berguna yang mau beli batagor ke depan aja harus nyuruh Gisel yang enak rebahan sambil nonton drakor.
Enggak ada tampan-tampannya deh pokoknya.
Gisel melirik Yoshi dikursinya yang dengan tenang menonton sambil sesekali mencomot popcorn yang berada ditengah-tengah antara keduanya.
Pemuda itu menoleh, "Kenapa?" tanyanya pada Gisel yang langsung mengalihkan pandangan kini meminum minumannya.
"Enggak papa"
Yoshi tersenyum gemas, pemuda itu menjulurkan tangan kiri mengacak puncak kepala Gisel yang cemberut kesal tapi tak banyak bicara kembali fokus menonton.
***
"Bang, makan dulu yok" ajak Gisel pada Immanuel yang kini sedang tertawa bersama Jeni yang sesekali mencubit kecil pinggang pemuda itu.
"Apasih? kan bener waktu itu kamu yang ngomong gitu"
Gisel mendelik karena ajakannya tidak didengar.
Kan kesel.
Mana Immanuel justru mesra-mesraan gitu.
Kan jadi makin kesel.
Gisel mendengus, "Abanggg!!!!"
"Ha? Iya apa? Kenapa?!" tanya Immanuel menoleh cepat pada Gisel yang sudah memanyunkan bibir.
"Makan dulu baru pulang"
"Oh oke oke, ayo!" ajak Immanuel yang setelahnya berjalan memimpin tapi kemudian kembali berbalik menoleh pada Jeni yang tersenyum dibelakang, pemuda itu mencubit kedua pipi Jeni kemudian menarik gadis itu berjalan bersampingan.
Gisel ditempatnya makin mendengus sebal, apa-apaan itu?
Kenapa abangnya jadi semenjijikan ini jika bersama dengan kekasihnya?
Gisel mendelik, ewwwhhh.
Yoshi yang sedari tadi memperhatikan itu menggeleng kemudian tersenyum kecil, pemuda itu kini menepuk puncak kepala Gisel.
Gadis itu mengalihkan pandangan dari kakaknya yang sudah jauh memimpin didepan bersama Jeni kini sepenuhnya menatap Yoshi yang tersenyum hangat padanya.
"Gak usah cemberut gitu, kayak bebek" ucap pemuda berdarah Jepang itu yang justru membuat Gisel makin memanyunkan bibir.
"Dih malah makin manyun, ini kode?" tanya Yoshi yang membuat gadis dihadapannya itu memiringkan kepala tak paham.
"Kode apa?"
Gisel mengerjap, menatap Yoshi yang masih tersenyum hangat didepannya, pemuda itu kini beralih memegang tangan kiri Gisel kemudian menariknya pelan, "Kode promo grab, ayo noh udah ketinggalan" katanya yang langsung menarik tangan gadis itu.
✨STARS✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars √
JugendliteraturGisel tidak pernah tahu bahwa pertemuannya dengan 'si pembalap liar jalanan' juga keputusannya untuk pindah sekolah justru membuatnya terus ada dalam keadaan rumit yang juga menyangkut pada keadaan hati dan perasaannya. . . . Start : 30 Mei 2021 End...