20. BERANGKAT BARENG

393 70 0
                                    

"GISEL.. UDAHAN DANDANNYA! CEPET SARAPAN DULU, ABANG UDAH BIKIN NASI GORENG" teriak Immanuel di meja makan.

"IYA BENTAR, PAKE JEPIT RAMBUT DULU" balas Gisel berteriak dari kamarnya dilantai atas.

Immanuel mendelik kesal, mentang-mentang sekarang udah punya pacar jadi dandannya super lama.

Pemuda itu jadi tiba-tiba memikirkan pacarnya, apa Jeni juga begitu jika akan bertemu dengannya?

Yah kan, jadi kangen pacar.


Gisel menuruni anak tangga satu persatu, gadis itu dengan cepat berputar saat sudah berada tepat didepan Immanuel yang melongo.

"Gimana? cantik kan?" tanyanya mengangkat alis narsis.

"Kayak ondel-ondel" celetuk Immanuel.

Gisel mengumpat, mendelik kesal, "Tinggal bilang iya doang, pake acara jaim segala" ucapnya kemudian mendudukkan diri diseberang Immanuel.

"Iya cantik, ampe pangling gue"

"TUH KAN!"

"Udah, makan!" ucap Immanuel tegas yang langsung dituruti oleh gadis itu.



Beberapa menit setelah menyelesaikan sarapan, suara motor berhenti terdengar, Gisel langsung sumringah kemudian berdiri menyampirkan tas dan langsung menghampiri Immanuel.

"Abang gak usah nganterin kan sekarang aku punya pacar" ucapnya sombong kemudian mencium pipi kakaknya itu cepat dan langsung berlari pergi meninggalkan Immanuel yang menegak ditempatnya.

Gisel selalu suka menggodanya padahal jelas gadis itu tau bahwa Immanuel sangat membenci sentuhan.

Gisel mah masa bodo, malah suka godain abang.

Memang kurang ajar.








Gisel tersenyum cerah setelah keluar dari rumah, gadis itu menghampiri Yoshi yang baru akan turun dari motornya, pemuda itu melepas helm kemudian tersenyum menyapa.

"Yuk" ucap Gisel.

"Eh, enggak pamitan dulu?" tanya Yoshi.

Gisel menggeleng, "Enggak usah, bentar lagi ngamuk orangnya, kalo lagi gitu suka nyakar" ucapnya kemudian menaiki motor Yoshi.

Yoshi mengangguk heran, tapi kemudian mengerjap saat mendengar teriakan Immanuel didalam rumah dengan Gisel yang langsung tertawa ngakak diboncengannya.

"Udah ayo cepet jalan sebelum diterkam" ucap Gisel disela-sela tawanya.

Yoshi menurut, pemuda itu langsung menarik gas menjalankan motor hitamnya.











***











"Heh! Apa-apaan itu? cepat jelaskan!!!" serbu Karina pada Gisel yang baru saja mendudukkan diri dibangkunya.

Nana juga Lia mendekat diikuti Raya dengan Jihan dan Wulan yang membawa sapu memang sedang piket kelas.

"Jadi kemarin ada kejadian apa?" tanya Nana.

"Tragedi dahsyat macam apa ini?" sahut Jihan yang memang kemarin melihat Gisel dibonceng Yoshi pergi dari sekolah.

"Kami butuh klarifikasi!" celetuk Lia disamping Raya yang mengangguk setuju.

Wulan mengangkat kedua tangan kemudian menggebrak meja Gisel yang mendelik, "Anda sedang kami sidang, jadi cepat jelaskan!" ucapnya menatap Gisel serius.

Set dah berasa di demo ini mah bukan sidang lagi.


"Apasih kalian ribut amat"

Raya mendelik, "Gimana enggak ribut anjir kemaren pangeran kuda putih gue tiba-tiba nelpon make hape Karina mana gue lagi marah-marah itu, runtuh banget image cantik mempesona gue" ucap gadis berambut sebahu itu kesal.

Stars √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang