15. MULAI PAHAM

413 78 2
                                    

"Tuh kan apa gue bilang, pasti seru" ucap Karina yang sudah heboh bersemangat menepuk pundak Gisel disebelahnya.

Nana maju kehadapan Gisel berlagak menjadi wartawan, menyodorkan mik dari kepalan tangannya tepat dihadapan mulut Gisel yang menipis kesal.

"Bagaimana kesan dan pesan saudari Gisel setelah baru saja mengikuti ekskul dan menjadi anggota baru club musik SMA kami?"

Gisel menghela nafas lelah, berada diantara teman-teman luar biasanya ini memang terkadang cukup menguras tenaga, hati, dan fikiran normalnya.

"Luar biasa" jawabnya singkat.

Lia maju bersama karina yang kini berperan sebagai kameramen, "Bisa diceritakan lebih mendetail?" tanyanya.

Gisel mengumpat kesal tapi langsung mengernyit saat suata notifikasi chat terdengar, gadis itu langsung mengambil ponsel disaku, melihat si pengirim pesan.

Nomor tak dikenal.







Unknow number: Ini gue Aldo

Unknow number: Kata Yadi lo masih disekolah karna tadi ikut ekskul musik.

Unknow number: Sel, bisa tahan Yoshi dulu gak?








Gisel mengernyit, apasih gaje gini.







Gisel: Tahan gimana?

Unknow number: Yoshi bilang mau ke apart nino jadi lu cegat dulu, ajak nguli dulu atau lo ajak maen tong setan juga terserah, pokonya tahan dulu

Gisel: Apasih do gue gak paham

Unknow number: Nanti deh gue jelasin, pokonya tahan dulu

Unknow number: Ini gue sedang merangkai kata buat nanti kalo dia tiba-tiba dateng

Unknow number: Jantung gue dag dig dug ser ini dari tadi diajak maraton terus

Gisel: Ini lo lagi mau bikin kejutan ultah?

Gisel: Yoshi ultah?

Unknow number: KAGAK SUKINEM, UDAH JANGAN BANYAK TANYA IKUTIN AJA

Gisel: IYA ANJIR JANGAN NGEGAS GUA ANAKNYA MABOKAN

Unknow number: Nanti gue kasih antimo









Yoshi berlari pelan sambil mendribble bola kemudian melompat memasukan bola orange itu kedalam ring.

Pemuda itu tersenyum cerah melambaikan tangan pada para penonton (anak-anak basket yang emang mager jadi cuma nontonin).

Yoshi menyugar rambut kecoklatannya yang kini sudah basah oleh keringat kemudian kembali berlari pelan menghampiri Joko yang sudah mulai memegang kendali.

"Kapten kita ganteng banget" teriak Wulan dari pinggir lapangan bersama Jihan yang sudah heboh bersama Didit bersorak memegang botol aqua kosong.

"IN-DO-NE-SIA!!!" Didit berteriak menyerukan slogan, memukul-mukul botol yang ia pegang.

"GARUDA!!" Teriak Riko di tengah lapangan.

"Yaudah GARUDA INDONESIA" Joko berseru riang kemudian berlari hendak menghalangi Yoshi yang kini sudah kembali menguasai permainan.

"Lo fikir pesawat?" tanya Bianca yang mendapat cengiran Joko ditengah lapangan bersama Riko yang kini sudah berseru riang bersama.

Yoshi menoleh memerhatikan dua orang itu yang kini malah berangkulan mengayunkan kaki tidak fokus pada permainan.

"Dit, maen" Yoshi melemparkan bola orange itu kepada Didit dipinggir lapangan yang sigap menerimanya, pemuda itu kemudian berjalan ke sisi lapangan mengambil air botol kemudian meminumnya.

Gisel yang memerhatikan sedari tadi langsung menoleh pada Karina, Lia dan Nana menyuruh agar ketiga temannya itu segera pergi karena ia akan melancarkan aksi.

Gisel berjalan cepat menghampiri Yoshi yang masih meneguk minumannya, gadis itu dengan cepat langsung berdiri sigap dihadapan Yoshi yang tersentak kemudian terbatuk kaget.

Gisel diam sesaat mengerjap perlahan.







'Yang bilang cowok kalo lagi keringetan damage nya bukan maen, sini mau gue kasih duit, bener banget sih anjirrrr!!!'










"Lo.. udahan kan maen nya?" tanya gadis itu yang diangguki Yoshi dengan tenang, pemuda itu kini menyampirkan tas dibahu kirinya.

"Terus abis ini mau kemana?"

Yoshi menngerjap, menatap Gisel yang berdiri canggung dihadapannya, "Ke apart nino" jawabnya.


Tuh kan.


Gisel meneguk ludah, ia harus cepat mencari alibi agar bisa menahan Yoshi lebih lama.








"Elo... Mau gak nemenin gue maen tong setan?"






Gisel merutuk, kenapa tong setan si yang hanya bisa ia ingat?

"Eh, enggak itu maksud gue temenin jajan seblak diwarung depan sambil nunggu abang jemput"

"Gue anter aja"




Nah loh.




"Enggak, jangan, enggak usah, enggak perlu, pokonya enggak itu jangan lah, udah ayo temenin"

Yoshi sedikit ternganga tak percaya tapi kemudian mengangguk, tertarik pasrah saat kini Gisel memegang tangannya menyeretnya sampai ke parkiran.

Yoshi menaiki motornya kemudian menstater diikuti Gisel yang duduk diboncengan pemuda itu.

Yoshi mulai menjalankan motornya meninggalkan area parkiran.

Sesampainya di warung seblak Bu Fika, Yoshi mendudukkan diri menghadap jalan raya, sedangkan Gisel mulai memesan.

Yoshi mengerjap saat netranya menangkap sesuatu, ia tajamkan penglihatannya pada seseorang diseberang jalan yang baru saja keluar dari apotek, Yoshi seperti mengenal pemuda itu yang kini menenteng plastik putih transparan yang jelas memperlihatkan Perban, Betadine, Alcohol, dan lainnya.

Yoshi melotot saat berhasil mengenali siapa seseorang diseberang sana.



Nino.





Yoshi berdiri, otak cerdasnya langsung menangkap apa yang terjadi, pemuda berkulit putih pucat itu kini paham keanehan yang teman-temannya lakukan sedari pagi.

Gisel mengerjap yang kemudian ikut berdiri, gadis itu menoleh kearah pandang Yoshi yang setelahnya langsung melotot kala pemuda dihadapannya itu langsung bergegas pergi.

"Eh.. mau kemana?"

Yoshi berhenti, pemuda itu menghela nafas sejenak sebelum kemudian menunduk berpamitan, "Gue duluan, maaf ya"

Yoshi berbalik kembali melanjutkan langkah menuju motornya dan menjalankannya pergi.


















✨STARS✨














✨STARS✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Stars √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang