Part 21

190 11 1
                                    

Enjoy the story...

Billa pov.

Hari demi hari telah berlalu.
Sudah lebih dari 1 bulan aku tak bertemu dengan saudariku. Yah sejak kak syila menikah dengan dominic, beta dari redmoon pack.
Pernikahan singkat yang membuat kami semua harus terpisah cukup jauh dengan kak syila. Meski sangat singkat tapi bisa dibilang pernikahan ini terasa sangat sakral sekali.
Aku hampir menangis saat mengikuti prosesi pengucapan janji suci antara syila dan dominic.
Awalnya memang aku agak kurang setuju dengan pernikahan syila yang dilakukan secara terburu buru, tapi begitu mendengar penjelasan pangeran liam membuatku jadi agak lebih tenang.
Dan mempercayai dom.

Perutku terlihat sangat besar seperti hamil 5 bulan saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perutku terlihat sangat besar seperti hamil 5 bulan saja. Entahlah.
Aku pun juga sudah mulai merasakan pergerakan kecil bayiku di beberapa hari terakhir.

"Bergerak lagi?"
Ucapku reflek ketika aku kembali merasakan gerakan dari dalam perutku.
Kali ini cukup keras agak sedikit lebih kuat dibanding biasanya.

"Benarkah?
Anakku memang sangat kuat..."
Pangeran mengelus perutku yang semakin membulat.

"Ini memang benar atau hanya perasaanku saja...
Bukankah kehamilanku ini baru berjalan 2 bulan? Kenapa pertumbuhan anak kita bisa secepat ini...?"
Tanyaku pada pangeran liam.

"Kehamilanmu ini hanya akan berlangsung selama 90 sampai 110 hari saja...
Maaf tak memberitahumu sebelumnya...
Karena kamu terlalu memikirkan saudarimu, syila sehingga aku belum sempat mengatakan masalah ini..."

"Jadi aku akan melahirkan beberapa hari lagi?
Astaga..."
Aku menghela nafas panjang. Tak kusangka kehamilan yang kualami akan sesingkat ini.

Tok tok tok...
Terdengar sebuah ketukan di pintu kamarku dan pangeran liam.
"Maaf mengganggu yang mulia, pangeran..."

Pangeran liam memandangku lalu menghela nafas kasar. Kubalas senyuman manis untuk menyemangatinya. Kepalanya yang berada di depan perutku kini harus berpindah untuk membenahi pakaiannya.

"Masuklah...!"
Pangeran membenahi pakaiannya dan ia lebih dulu menutupi tubuhku dengan pakaiannya. Sebab sebelumnya pakaianku agak terbuka karena ulahnya yang ingin mengelus perutku secara langsung.

Tak lama setelah itu avie masuk dengan membawa berita yang agak kurang menyenangkan bagi kami semua.
Terlebih untukku kurasa.

"Maaf yang mulia pangeran...
Wilayah perbatasan bagian selatan diserang oleh seorang black witch dengan pasukannya...
Prajurit kita kewalahan..
Mohon bantuan pangeran untuk menanganinya bersama kami..."

"Baiklah kita akan segera berangkat...
Pergilah...!"
Avie segera mengundurkan diri dan kembali menutup pintu begitu mendebgar perintah keberangkatan mereka segera setelah ini.

"Aku akan pergi sebentar...
Jaga dirimu dan juga bayi kita, istriku...!
Aku akan segera memukul mundur mereka agar tak sampai membantai kawanan kita..."
Pangeran berlutut di depanku yang tengah duduk ditepi ranjang.
Ia berbicara sambil mengelus perutku.
Aku melihat jiwa penuh semangat membela rakyatnya menyala berapi api di matanya.
Membuatku tak bisa untuk menahan kepergiannya yang sangat tak kuinginkan. Sungguh hatiku terasa gelisah saat ini.
Entah mengapa kali ini aku tak rela ditinggalkan lagi olehnya.
Atau mungkin inilah trauma yang harus kulalui karena ulah freyya masih membekas dihati sehingga aku akan merasa gelisah setiap kali pangeran liam tak ada disisiku.

My Boyfriend is Panter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang