Enjoy the story...
Nabila pov.
Cahaya yang menyilaukan yang mengenai mataku membuatku terbangun. Kulihat keadaan sekelilingku.
Pandanganku masih agak kabur.
Perlahan mulai jelas dan tangisan nyaring arthur membuat kesadaranku seperti disentak secara tak kasat mata untuk kembali ke dunia nyata.Oeeeekkkk...
Oeeeekkkk..."Bagaimana keadaanmu...?"
Pangeram liam.
Ya tuhan. Pria itu masih ada dihadapanku dalam keadaan baik baik saja.
Dia menggendong arthur yang menangis keras dalam belaiannya."Syukurlah semuanya hanya mimpi saja..."
Kuusap dadaku perlahan.
Aku bersyukur saat mengetahui semua yang terjadi adalah mimpi semata.
Aku tidak kehilangan suamiku dan wujudku tidak berubah menjadi kucing."Bagaimana rasanya saat perubahan pertamamu, sayang...? Apakah kau merasakan sakit...?"
Berubah?
Apa yang dia katakan?
Siapa dan menjadi apa?"Apa maksud pangeran..?"
"Bagaimana rasanya berubah menjadi sepertiku, nabila ananndya...?
Pangeran liam menyebut nama lengkapku karena sebal dengan kebingunganku."Apa aku berubah semalam..?
Menjadi kucing...?"
Pangeran liam terdiam beberapa saat lalu,"Ha ha ha ha..."
Pangeran liam tertawa lepas.
Ya ampun ia bahkan sampai lupa dengan bayi dalam gendongannya yang terus menangis karena lapar."Berikan arthur padaku dan jelaskan apa yang terjadi sebenarnya..!"
Pintaku kesal.
Jelaslah aku kesal.
Bagaimana tidak, coba. Siapa yang tidak kesal saat kita bertanya serius justru malah ditertawakan.
Menyebalkan, bukan..?Setelah memberikan arthur untuk ku beri asi, barulah pangeran liam duduk ditepi ranjang dan mulai berbicara dengan tatapan seriusnya.
"Semalam kau berteriak cukup keras, sehingga arthur terbangun..."
Ya ampun.
Apa arthur menangis karenaku semalaman?"Lalu...?"
"Lalu kau mulai bangun dan merangkak perlahan meski dengan mata yang tertutup rapat...
Dan sesuatu yang membuatku terkejut terjadi...""Apa? Cepat katakan, pangeran...!"
Kenapa pangeran menjeda ucapannya? Ia bisa membuatku mati penasaran."Kau berubah menjadi macan tutul sama sepertiku...
Bagaimana rasanya, sayang...?"
Pangeran liam mendekatkan wajahnya ke arah leherku dan menghirup aromaku dalam dalam.
Hembusan nafasnya membuatku merinding.Kujauhkan kepalaku dari suamiku, oh astaga.
Bisakah ia tak menggodaku saat arthur masih minum?"Ssshhh...
Pangeran jangan lakukan itu...!
Arthur...!"
Untunglah bayiku mulai memejamkan mata. Atau jika tidak, ia pasti akan melihat aksi ayahnya yang keterlaluan mengganggu sarapan pagi putranya."Arthur sudah tidur...
Sekarang bolehkah ayahnya meminta jatah nya juga...?"
Pangeran liam meletakkan arthur di boxnya dan lalu melepas atasannya sehingga tubuh bagian atasnya terekspose dengan sempurna."Bagaimana kalau kita berubah dulu...?"
"Aku sama sekali tidak tau cara mengendalikan perubahanku, pangeran... Aku...
Aku...""Ssttt...
Jangan banyak bicara... kemarilah dan aku akan membantumu berubah..."
Pangeran liam menahan gerakan bibirku dengan jari telunjuknya.
Semoga saja aku bisa merubah diriku dengan saat kesadaranku penuh seperti ini."Posisikan tubuhmu seperti mau merangkak...!"
Kuikuti semua instruksi yang ia berikan padaku. Pangeran liam terlihat senang sekali melihatku bisa berubah.
Terlihat dari matanya yang berbinar binar saat menceritakannya. Mengingatnya membuatku tersenyum.
Hanya agak terkejut saja pada awalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is Panter?
FantasySaat kulihat mata biru hewan berukuran raksasa itu bukan lah rasa takut yang terangsang di otakku melainkan rasa aman dan nyaman? Benarkah aku merasa nyaman bertemu dengan hewan buas dan besar yang berukuran setinggi tubuh manusia itu? Matanya menat...