Enjoy the story...!
Billa pov.
Sejak aku melihat mata bening bak mutiara milik makhluk berukuran raksasa itu, aku tak bisa melupakannya.
Tatapan hewan besar itu, apalagi mnegingat suara bass dan maskulin yang kudengar berbisik di telingaku membuatku sering kali merinding mengingatnya.Puk,
"hey... Ngelamun aja nih...
Udah beberes belum...?"
Reyna menepuk pundakku, pagi ini acara camping kami berakhir dan sejak 2 hari yang lalu dimana aku diselamatkan oleh hewan besar dan buas itu aku tak pernah bisa melupakannya."ah iya.. Sudah kok..."
Aku berjalan di belakang reyna yang mulai memilah milik kursi duduk di dalam bis untuk kembali ke sekolah.
Aku malu dan tak memiliki cukup nyali untuk mengatakannya pada siapapun termasuk pada kedua sahabatku reyna dan nayna.
Jelas sekali bukan?
Jika aku menceritakan mengenai perasaanku mengenai makhluk buas itu, aku akan dianggap apa oleh mereka?
Ah tidak.
Aku tidak mau dianggap tidak waras karena mendengar suara sexy makhluk berukuran raksasa itu. Memang benar kan kalau suaranya itu eum... Cukup sexy bagiku.
Tapi lebih baik jadi rahasiaku dan tuhan saja yang tahu.Aku pulang dijemput oleh ayah.
Aku melihatnya tersenyum sambil menyetir mobil, ia menanyakan bagaimana dan apa saja kegiatanku selama camp berlangsung.
Tak tampak ada sedikit rasa marah dalam raut wajahnya.
Ya aku tau aku telah memaksakan diri untuk ikut ke acara itu pada kedua orang tuaku. Rasa bersalah masih muncul di hatiku meski mereka sudah tak lagi mengungkit hal itu lagi dan bersikap seperti biasa saja.
Mereka tersenyum padaku dan selalu mengelus puncak kepalaku sebelum aku pergi atau pun sebelum mereka pergi meninggalkanku.
Itu kebiasaan lama mereka padaku dan aku menyukai perlakuan mereka itu.Greb,
"aku sayang ayah...
Maafkan aku, ayah...
Karena terlalu memaksakan keinginanku pada ayah dan ibu..."
Aku memeluk bahu ayah yang masih menyetir mobil menuju ke rumah.Ia tersenyum lalu mengelus suraiku dengan lembut.
"ayah juga menyayangimu billa..."
Setelah pulang siang itu, aku memutuskan untuk beristirahat dan tidur tentu saja.
Ah aku bahkan merindukan aroma kamarku yang kadang kala kubuat berantakan seperti kapal pecah.
Belum ada satu menit aku berbaring di atas ranjang, aku sudah masuk ke alam mimpi.Aku melihat ke sekeliling, aku berada di semak semak. Dan,
Aku melihat nya di tengah hutan.
Ya macan tutul raksasa berwarna putih itu.
Dia berdiri dengan ke empat kaki jenjangnya yang tingginya bahkan menyamai tubuhku saat berdiri.
Tatapannya lurus mengarah padaku yang berdiri tepat di hadapannya.
Jarak kami mungkin hanya 1 meter saja, tapi aku merasa wajahku memanas karena tatapan hewan besar itu padaku. Aku menunduk malu.
Astaga, aku sangat malu hanya dipandang oleh hewan bertubuh raksasa berjenis kelamin jantan itu.
Apa yang sebenarnya terjadi padaku?
Apa aku menderita kelainan yang kronis?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is Panter?
ФэнтезиSaat kulihat mata biru hewan berukuran raksasa itu bukan lah rasa takut yang terangsang di otakku melainkan rasa aman dan nyaman? Benarkah aku merasa nyaman bertemu dengan hewan buas dan besar yang berukuran setinggi tubuh manusia itu? Matanya menat...