Enjoy the story...
Billa pov.
Sejak kemarin entah mengapa pangeran liam kurasa bersikap agak lain.
Ya suamiku itu tak bersikap manja dan manis sebagaimana biasanya.
Kuharap tak terjadi sesuatu yang membuatnya berubah."Pangeran mau kemana...?"
Kulihat ia keluar dari kamar sambil mengenakan jaket tebal berwarna putih dan kacamata berwarna merah miliknya.
Terlebih saat kulihat di tangannya ada kunci mobil yang beli kemarin juga."Bisakah kau diam...?
Kau tak perlu mencampuri urusanku lagi.."
Astaga. Apa yang baru saja ia katakan?
Bukankah aku adalah istrinya? Lalu kenapa ia jadi berubah sikap menjadi acuh begini padaku?"Sejaka kemarin pangeran terus bersikap seperti ini padaku...
Sebenarnya apa salahku?
Kumohon katakan...! Agar aku bisa memperbaikinya...""Tidak ada yang perlu di perbaiki...
Kau tidak salah, hanya saja aku telah jatuh hati pada wanita lain.."Deg,
Jantungku serasa turun ke perut mendengar ucapannya sebelum akhirnya ia pergi dan meninggalkanku yang terduduk di sofa dengan mata yang tak berkedip barang sejenak."Apa yang baru saja kau katakan pangeran...?
Sadarkah kau..?"
Tes,
Air mataku jatuh.
Ia tak boleh pergi.
Pangeran adalah suamiku dan aku harus mempertahankannya.
Aku segera berlari menuju ke arah pangeran lian yang telah masuk ke dalam lift.Bruuk...
Untunglah pintu liftnya belum tertutup dimana aku yang terlalu cepat berlari menubruk tubuh bagian depan pangeran liam sehingga membuatnya terdorong ke dinding lift."Dimana matamu..?
Menubruk tak tau arah..."
Pangeran liam menatapku agak aneh.
Matanya seolah menunjukkan kalau ia tak menyukaiku sama sekali.
Ia terkesan.
Benci dan tak perduli dengan kehadiranku di sisinya.
Tapi bagaimanapun juga aku harus membuatnya jatuh cinta lagi padaku agar ia bisa kembali ke dalam pelukanku.
Bukan pelukan wanita lain."Kenapa pangeran berubah...?
Apa karena pangeran bertemu wanita yang lebih cantik dariku?"
Aku berbicara dengan terbata.
Benarkah dugaanku.
Semoga saja tidak.
Dan lagi lagi aku harus menelan pil kekecewaan saat dimana firasat burukku benar benar terjadi."Ya...
Aku bertemu wanita cantik yang membuatku kembali merasakan jatuh cinta padanya..."
Pangeran liam membetulkan pakaiannya tanpa memperdulikan rasa sakitku yang membentur tubuhnya cukup keras.Begitu sampai di lobi pangeran segera keluar dan aku terus mengikutinta sampai ia naik ke sebuah mobil sport berwarna creamy itu.
"Mau apa?"
Tanyanya begitu aku hendak membuka pintu mobil hendak duduk di sampingnya."Tetaplah disini...!
Aku tak ingin kau mengganggu ku berkencan..."
Aku melompat masuk ke dalam mobil tak memperdulikan tatapan tajam pangeran liam untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is Panter?
FantasíaSaat kulihat mata biru hewan berukuran raksasa itu bukan lah rasa takut yang terangsang di otakku melainkan rasa aman dan nyaman? Benarkah aku merasa nyaman bertemu dengan hewan buas dan besar yang berukuran setinggi tubuh manusia itu? Matanya menat...