Part 6

782 40 5
                                    

Enjoy the story...!

Billa pov.

Hari berganti hari, kucing kecil berbulu indah itu semakin hari semakin menempel terus padaku. Hanya saat dikamar mandi saja kucing kecil itu tak mengikutiku.
Aku merasakan hal yang agak aneh sih.
Aku masih ingat kejadian mengejutkan 3 hari yang lalu dimana kucing kecil itu mencakar punggung rony sampai berdarah darah hingga rony tak berangkat ke sekolah sampai hari ini.
Lagipula yang membuatku agak terkejut adalah saat mata kucing kecil itu berubah warna menjadi gelap berkilauan seperti milik pria yang acap kali datang dalam mimpiku dan bahkan dengan berani menemuiku beberapa hari yang lalu - bukan lebih tepatnya menciumku.
Pria itu tak lagi mendatangi mimpiku sejak kucing kecil itu ada disini.
Apa pria itu takut kucing atau pria itu adalah kucing kecil itu sendiri?
Entahlah aku juga tidak mengerti. Tapi kurasa dugaan kedua ku bisa dikatakan mustahil. Memang nya ia makhluk jadi jadian bisa berubah jadi kucing.
Aneh sekali, bukan?

Tuk tuk tuk,
"Astaga pemikiran macam apa yang saat ini tengah bersarang di otakku...?"
Aku mengetuk dahiku beberapa kali.
Aku menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhku kecuali kepala tentu saja.

Ngeeooong... Meooong...
Suara kecil itu membuatku tersadar akan kehadiran kucing kecil manis itu.

"oh hey kemarilah... Tidurlah di sini bersamaku...!"
Tanpa babibu, kucing kecil itu seolah mengerti dan langsung melompat ke atas ranjang di sampingku. Ia melingkarkan tubuhnya lalu bersiap menutup mata.
Memang sejak kedatangannya dirumah ini aku menyuruhnya untuk tidur di atas ranjangku - lebih tepatnya disampingku. Menemaniku yang biasanya selalu tidur sendirian dikamar yang besar ini.

Aku mengelus kepala kucing kecil yang berada disampingku. Kepala kucing kecil itu bersandar di atas bantal seolah ia memang dilatih untuk hidup bersama manusia umumnya.
Aku menatap mata biru laut nan bening milik kucing kecil itu, mata mungilnya rupanya juga tengah menatapku. Pandangan kami bertemu.
Membuatku agak tersentak namun bukannya rasa takut yang kurasakan melainkan rasa aman dan terlindungi dengan keberadaan kucing kecil itu.

Perlahan mataku tertutup sebab rasa kantuk dan lelah ini mulai merajai tubuhku.
Sebelum aku benar benar memasuki dunia mimpi, aku merasakan sebuah elusan tangan besar dan hangat di dahiku.
Namun karena rasa kantuk yang terlalu besar, membuatku menyerah dan masuk ke alam mimpi.

Aku berada di tepi sungai.
Sungai itu cukup besar namun dangkal dan berair jernih. Bahkan beberapa ikan yang berenang terlihat dari atas permukaan air sungai.

 Bahkan beberapa ikan yang berenang terlihat dari atas permukaan air sungai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengulurkan tanganku ke atas air sungai itu.
Dingin.
Aku suka sekali bermain air.
Biarlah meskipun aku di anggap seperti anak kecil. Tapi memang hal ini memang kusukai sejak kecil.
Meskipun aku suka bermain air akan tetapi kalau boleh jujur aku tak bisa berenang.
Aku pernah hampir tenggelam dan itu membuatku trauma dan takut dengan air yang dalam.
Beruntungnya aku karena air sungai itu sangat dangkal. Bahkan dasar sungai nya yang berbatu batu itu tampak dengan jelasnya dari atas permukaan air.
Aku mencipratkan air sungai itu ke udara. Butiran air itu jatuh satu persatu mengenai wajahku.

My Boyfriend is Panter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang