Part 1

1.6K 122 11
                                    

Hilary menatap dirinya di pantulan cermin dengan tatapan datar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hilary menatap dirinya di pantulan cermin dengan tatapan datar. Wanita berumur 25 tahun ini tidak percaya. Ia akan menikah dengan seorang pria yang sudah berumur 42 tahun, yang konon katanya seorang CEO kaya raya yang perusahaannya bergerak dibidang properti dan tambang.

Hilary adalah wanita berkarir. Di usianya yang masih terbilang muda, Hilary sudah bisa memimpin sebuah perusahaan raksasa yang bergerak dibidang kosmetik. Ini semua adalah kemauannya, ia ingin menjadi orang yang sukses. Dari penampilannya, Hilary selalu ingin tampak perfectsionis. Tatapan yang begitu tajam dan dan kharisma yang tinggi membuat jiwa kepemimpinannya sangat kental.

Kini tubuh Hilary terbalut dengan gaun putih yang menjuntai kebawah, wajahnya dipolesi dengan berbagai make up sehingga menciptakan kecantikan yang berkali kali lipat

"Selesai nyonya" kata seorang MUA (make up artist) ketika sudah melakukan touch up terakhirnya.

"Kau sangat cantik sekali, nyonya" puji nya lagi ketika melihat hasil karya nya yang begitu nyaris sempurna di wajah Hilary.

Hilary hanya memasang wajah angkuhnya, kemudian berdiri dan mulai masuk ke tempat resepsi pernikahannya di bimbing oleh sang ibu tercinta.

"Apa kau bahagia dengan pilihan Mama?" Tanya Meylinda sambil tersenyum menawan kearah sang putri tunggalnya itu.

Apakah Hilary tidak salah dengar dengar pertanyaan ibunya? Bahkan melihat wajah pria tua bangka itu saja sudah membuatnya mual.

Badan gempal, rambut botak ditengah, pendek, dan ughh! Lihatlah kumisnya yang nyaris menutup sebagian bibirnya membuat Hilary semakin ilfeel dengan pilihan ibu nya.

"Iya mah" TIDAK!. Terlihat munafik, mulut berkata lain, hatipun berkata lain.

Hilary berusaha bersikap profesional, ia masih mempunyai malu untuk berontak di acara spesialnya ini, ralat! Di acara yang ingin membawanya kedalam lubang neraka.

Ketika sampai ke pelaminan, Frans langsung menyambar tangan halus Hilary dan menatapnya dengan senyum jenaka.

"Ternyata kau jodoh ku" ucap Frans membuat Hilary meremas bunga yang ada di genggamannya dengan kuat.

Menjijikan. Batin Hilary.

Hilary sebisa mungkin memasang senyuman terbaiknya, namun dibalik itu semua ingin rasanya ia membunuh pria tua bangka ini yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.

"Bagaimana suasana acara ini?" Tanya Frans lagi.

"Sangat megah dan terlihat mewah" Jawab Hilary jujur karena suasananya memang terlihat mewah sekarang. Ya, namanya juga pernikahan dari seorang konglomerat pasti tak jauh jauh dari kata mewah.

"Apa kau bahagia menikah denganku, Hila?"

Hilary mengernyitkan dahinya, "Mengapa kau bertanya seperti itu?" Tentu saja tidak, pria tua bangka ini sangat jauh dari tipekal nya.

Alana SastieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang