Part 4

1K 108 6
                                    

Pagi ini meja makan begitu tegang dan sunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini meja makan begitu tegang dan sunyi. Hanya bunyi denting sendok yang bergesekan dengan piring memecahkan kesunyiannya.

Velin menatap Alana putri bungsunya. Alana memang sangat berbeda sekarang, biasanya dia akan bercoletah ria sampai Aldrine selalu menegurnya kalau makan jangan banyak bicara. Sekarang, raut wajahnya terlihat dingin dan posisi duduknya yang tegap dan pandangannya fokus ke makanan yang sedang ia makan saat ini.

"Ekhem" dehem Aldrine karena suasana kali ini terasa suram.

Velin dan Aluna menatap kearah Aldrine sedangkan Alana tetap acuh tak acuh.

"Lana, papa minta maaf soal kemarin" ucap Aldrine meminta maaf, namun tak sesuai dengan raut wajahnya yang terlihat flat sekali.

"Hmm, ngga masalah pah" ucap Alana biasa saja dan tetap fokus ke makanannya. Menurutnya, hal kemarin itu hanya biasa saja. Karena dihidupnya yang dulu sudah biasa berdebat keras dengan Meylinda. Ah, mengingat wanita itu membuatnya terkekeh miris

"Soal nilai kamu itu papa-".

Ting!

Alana meletakan sendok makannya disamping sedikit kuat hingga menghasilkan suara dentingan sendok. Ia menatap sang ayah dengan tatapan datar.

"Nilai aku emang ngga mencerminkan seorang pebisnis, aku memang masih remaja labil tidak seperti kak Luna yang udah dewasa" ucap Alana sambil membersihkan bibirnya dengan tisu.

"Tapi asal papa tau, aku yang sekarang sangat beda jauh dengan ucapan papa tadi malam" lanjutnya kemudian berdiri.

Aldrine menghembuskan nafasnya kasar. "Lana mengertilah, ini juga demi kebaikan kamu biar-"

Alana mengetatkan rahangnya, "dan satu lagi, aku ngga suka diremehin" desisnya tajam kemudian langsung pergi ke kamarnya.

•𝐴𝑙𝑎𝑛𝑎 𝑆𝑎𝑠𝑡𝑖𝑒•

Tok tok tok

"Lana, kakak boleh masuk?" Tanya Aluna sembari mengetuk pintu.

"Iya"Jawab Alana seadanya.

Ceklek

Aluna mendadak kaku melihat pemandangannya didepan. Adiknya memang sudah berubah.

"L-lana" panggil Aluna kaku.

Kamar Alana sekarang terlihat lebih cerah dan bersih, lantai marmer yang begitu mengkilap, queen size-nya yang kini berwarna putih polos, karpet bulu halus yang menjadi hiasan lantai menambah kesan elegan, dan dinding yang dibaluti dengan wallpaper perpaduan warna merah dan gold membuat kamarnya sangat terlihat mewah.

Alana SastieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang