Part 12

736 55 3
                                    

"Gila! Serius ini Bubos?!" Heboh Altair

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila! Serius ini Bubos?!" Heboh Altair.

"Ajigile, ga nyangka gue" ucap Septian menggeleng-geleng kepalanya sambil memandang foto itu terus.

"Orang yang pajangin dimading niat banget hancurin Bubos deh. Gue yakin 100% yang pajangin foto itu dalangnya" opini Altair sambil mengamati setiap jengkal kertas foto yang sudah dicabutnya tadi pagi atas perintah Kenzo.

"Iya juga sih, bisa aja Bubos dijebak sama pelaku itu" ujar Septian mengangguk anggukan kepalanya.

"Tapi yang anehnya muka nya tiga preman itu kok ga di crop ya, Ck ck ck. Bener banget kata Bubos tadi pagi, orang yang ngejebak dia emang bego" Altair tertawa hina.

"Pfftt iya njir! Masih belum lulus jurusan perdalangan kali yah" sahut Septian menimpali.

"Masih amatiran cok, bhahaha".

"Dia harus berguru sama lo deh, kan lo emang suka cemarin nama baik orang" celetuk Septian, ia masih sedikit dendam dengan pria itu karena terkejut ketika aibnya dan Devan menjadi trending diyoutube. Ck, mengingat itu membuatnya ingin menggeplak cowok engkol itu saja.

Altair mendengkus keras, "Oh jelas nanti gue bikin konten tutorial cara mencemarkan nama baik orang by sensei tata" jawabnya angkuh kemudian berdiri dan dengan tidak tau malunya berjoget engkol. Entahlah, semenjak dirinya menjahili kedua temannya itu, dia menjadi candu sekali untuk berjoget engkol dimana pun dan kapan pun.

No engkol no life, prinsip barunya.

"Bukan maen" Septian mengelus dadanya sabar melihat kelakuan aneh Altair. Dirinya tak habis pikir, ia yakin semasa tante Zura hamilin cowok itu pasti ngidamnya joget engkol.

Septian bergidik ngeri ketika membayangkan seorang model papan atas seperti Azura Kiel Lexis, berjoget engkol dengan perut buntingnya.

Disisi lain, Devan menatap cowok yang berjoget engkol itu dengan raut capeknya. Sedari tadi ia sudah menyimak dengan serius, namun na'as nya malah berakhir dengan tragedi engkol. Ingin rasanya ia menendang bokong yang terus maju mundur itu.

"Bisa serius ga lo?!" Judesnya kesal, padahal ini adalah pembahasan yang penting menurutnya, apalagi kalau Kenzo yang sudah angkat bicara. Karena pria itu akan turun tangan ke hal yang menurutnya penting saja.

"Tau nih jamet satu".

Altair menggaruk-garuk kepalanya tak gatal. Niat hati ingin kasih bumbu-bumbu jokes sedikit karena suasana serius, eh malah dimarahin sama si mulut lemes itu. Ia tersenyum kecut kemudian duduk dengan wajah lesu.

"Elah jokes dikit aja kek" melas Altair tak bersemangat.

"Jokes lo garing" sarkas Devan menatap pria itu sinis.

"Gapapa garing yang penting hidup gue di bawa santai, ga kek lo terlalu dibawa serius. Stress lagi, mana pake acara nanges dimarkas udah gitu bibir monyong monyong-- huhuhu 'ai misyu so mach Ale' 'wer ar yu switi' 'aku ga kuat'" cibir Altair menohok dengan gaya menye-menye nya.

Alana SastieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang