Part 13

711 57 1
                                    

"Take care" Alana tersenyum tipis menatap Kenzo yang saat ini masih berdiri dari didepannya sambil menyandarkan punggungnya disamping mobil sportnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Take care" Alana tersenyum tipis menatap Kenzo yang saat ini masih berdiri dari didepannya sambil menyandarkan punggungnya disamping mobil sportnya.

Alih-alih menjawab Kenzo malah menatap gadis itu lamat-lamat. Dirinya tidak bergerak dari tempat itu sama sekali.

Alana menghembuskan nafasnya lirih, ia mati-matian memasang senyuman yang terbaik. Mungkin suaranya tadi terdengar kecil makanya pria itu tidak menghiraukannya.

"Take care, Ken" ucap Alana lagi sedikit keras.

Kenzo masih berdiam diri ditempat dengan pandangan masih tertuju kearah gadis itu. Demi Tuhan, Alana lagi-lagi menjadi mati gaya sekarang.

Dasar pria aneh! Cepatlah pulang!. Batin Alana menjerit-jerit dengan wajahnya yang sudah tersenyum paksa.

Gadis itu menggaruk-garuk tengkuknya tak gatal. Tangannya mengarah kearah mobil, mempersilahkan pria itu masuk. "Lo bisa pulang" ucapnya sambil terkekeh hambar.

Raut Alana yang semula berusaha seramah mungkin, kini sudah menjadi sengah. Pria itu tetap saja masih berdiam diri sambil menatapnya dalam.

"Apasih yang lo pikirin?!" Tanya Alana ketus.

"Lo terlalu cantik untuk ga dipandang, Alana" ucap pria itu tenang.

Alana melipatkan bibirnya kedalam, pipinya bersemu merona. Sialan! Pria itu pandai sekali menggodanya.

Ia berdecih sinis, "Pulang sana! Gausah kebanyakan gombal, masih bocah SMA kita" ceplos Alana sambil mendorong bahu Kenzo pelan.

Kenzo hanya terkekeh tipis, ia mengacak surai cokelat gadis itu dengan gerakan seringan. "Gue pulang dulu" ucapnya sambil melangkah masuk kedalam mobil.

Tin tin

Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan Alana yang kini masih terdiam ditempat. Ia menghebuskan nafasnya kasar.

Ada-ada saja pria itu. Batinnya.

Ia pun beranjak masuk kedalam kawasan mansionnya dengan pagar yang sudah dibuka kan oleh petugas satpam.

Entah kenapa tiba-tiba moodnya menjadi down seketika. Padahal sebelumnya saat bersama Kenzo, ia tidak merasakan moodnya seburuk ini.

Alana menghembuskan nafasnya malas. Saat membuka pintu utama, tiba-tiba--

Prankk!!

"BERHENTI DISITU!!".

Alana bergejolak kaget saat mendengar bentakan suara bariton menggema dalam ruangan utama sekarang.

Plak!

"Papa!".

Gadis itu memegang pipinya yang baru saja di tampar oleh Aldrine. Agaknya pria paru baya itu sudah mengetahui semuanya. Ya, berarti semuanya sudah tersebar. Poor Alana.

Alana SastieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang