Alana tersenyum manis, menandakan pribadinya sedang merasa bahagia. Ia tak pernah menyangka dikehidupannya sekarang sedikit lebih berwarna dari pada kehidupannya yang lama. Ia baru sadar ternyata ia tidak pernah menghabiskan masa muda-nya dengan canda tawa bersama teman-teman, dirinya hanya fokus belajar, belajar, dan belajar sehingga dikehidupannya dulu terasa begitu abu-abu."Kenapa?" Suara berat dari samping membuatnya sontak menoleh.
Ditatapnya Kenzo tanpa melunturkan senyuman, "Makasih" ujar gadis itu.
"Hm?" Pria bermata tajam itu nampak menaikan sebelah alisnya.
Alana menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. "Just thank you so much" sambil menatap luar jendela.
Saat ini mereka sedang berada dalam perjalanan pulang dari kediaman Lexis. Waktu terasa begitu cepat, mereka pergi perasaan tadi siang menjelang sore dan sekarang waktu sudah mulai melarut.
Kenzo tersenyum tipis. Sambil mengendarai, tangan sebelahnya aktif menggapai jemari gadis yang berada disampingnya. Ia mengecup jemari gadis itu dan mengelusnya dengan lembut.
"Ken" Alana menatap geli, tindakan pria itu tak lepas dari pandangannya. Ia dapat melihat pancaran ketulusan dari pria beriris safir kelam itu, meskipun kini Kenzo kembali fokus menatap kearah jalan.
Alana menggigit bibir dalamnya kuat. Pria itu sudah banyak kali melakukan tindakan seolah-olah ia benar-benar serius. Saat ini ia tidak bodoh, Kenzo sedang berusaha membuatnya sadar bahwa pria itu benar-benar tulus dengannya.
"Ken berhenti" gumam Alana saat pria itu kembali mengecup punggung tangannya. "Fokus ke jalan dulu, bahaya" Alana berusaha melepaskan tautan dari tangan kekar milik Kenzo.
Kenzo nampak menghiraukannya, punggung tangan halus milik gadis itu saja sudah membuatnya betah menciumnya, apalagi wajah cantiknya. Sudah pernah ia katakan, semuanya yang berasal dari Alana selalu membuatnya candu.
"Kenzo!".
"Hm".
"Berhenti ga?!".
Dengan sengaja Kenzo menggigit pelan punggung tangan gadis itu dan mengecupnya bertubi-tubi.
"Berhenti gue bilang Ken!" Ucap Alana sedikit meninggi, sambil menghempas sedikit kasar, untung saja jalanan sudah sunyi, kalau saja ramai pasti mereka sudah benar-benar terkena musibah karena kelalaian pria itu. Dan yah, Kenzo menghentikan aksinya. Ditatapnya gadis itu dengan alis menurun, kemudian kembali fokus kearah jalan.
"Bisa ga sih fokus bawa mobilnya? Untung jalannya sunyi" sungut Alana kesal, tanpa ia sadari pria itu salah mengartikan ucapannya sedari tadi.
Kenzo menatap datar jalan sunyi didepannya, percayalah hatinya sekarang sedikit gundah, gadis itu selalu menolak semua tindakannya. Ia tau, perasaan ini begitu cepat, wajar kalau gadis itu meragukannya, tapi disisi lain hanya Alana-lah yang membuat ia bertindak sejauh ini, apakah dirinya masih pantas untuk diragukan lagi?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana Sastie
Fantasy•Transmigrasi story• Simak kisahnya dan ikuti alurnya. ••• Alana Sastie Madison, gadis berkepribadian lugu dan sangat naif untuk ukuran gadis remaja SMA sepertinya. Alana adalah anak gadis bungsu dari seorang pengusaha tersohor di negara Indonesia m...