7. DIPERJALANAN

989 129 4
                                    

Sepuluh menit berlalu, tapi diantara Jisoo dan Taeyong tak ada satupun yang berniat memulai pembicaraan. Taeyong mengutuk dalam hati, sial kenapa ia kehilangan kata-kata padahal satu hari sebelumnya ia sudah mencoba merangkai seribu  kalimat.

Dengan terpaksa Jisoo pun bertanya. " Mau ngomongin apa?"

"Itu Jis, emm. Gimana kabar lo?"

"Baik." Jawab Jisoo singkat, merasa lelaki disampingnya tak lagi membuka suara, Jisoo lantas berdiri berniat meninggalkannya.

"Jis, jangan jauhi gue. Gue tau gue salah, tapi biarin gue jelasin semuanya dulu." Tutur Taeyong dengan sedikit raut menyesal tercetak diwajahnya. Taeyong tau, sebenarnya dia seorang korban tapi dia juga salah karena dari awal tak pernah berniat menjelaskan kepada Jisoo.

Akhirnya Jisoo melirik Taeyong, mencari setitik kebohongan diwajahnya. Ia tak menemukan nya, yang jelas terlihat hanya wajah bersalahnya." Jelasin nya nunggu kita selesai liburan, gue gak mau ngerusak suasana. Itu doang kan? Gue mau pindah ke depan."

" Lo benci sama gue Jis? Sampe gak mau duduk bareng gue disini?"

Tidak,Jisoo tak membenci Taeyong. Tak pernah sekalipun. Hanya saja, rasa canggung yang menyelimuti mereka hanya akan semakin menjadi jika mereka berdekatan seperti ini. Tapi melihat wajah sedih Taeyong mau tak mau, Jisoo kembali duduk dan memilih untuk melihat pemandangan di balik jendela. Taeyong tersenyum hangat, masih ada kesempatan pikirnya.

Saat sudah sampai satu jam perjalanan, Jisoo tertidur karena memang merasa sangat lelah. Taeyong yang melihat itu pun mulai mengirim pesan kepada Irene untuk meminjamkan selimut yang dibawanya tadi. Mengingat Seulgi dan Irene masing-masing membawa satu, tak ada salahnya meminjam satu menurut Taeyong.

Kak Rene,bisa pinjam selimutnya

Ponsel Irene berdering tanda pesan masuk, setelah membaca pesan tersebut Irene melirik kebelakang. Seulgi yang melihat Irene pun bertanya " liatin siapa kak?"

Irene tak menjawab dan hanya memberikan ponselnya ke Seulgi, Seulgi melihat roomchat tersebut dan terkikik geli. Bisa-bisanya Taeyong meminjam selimut seorang gadis demi gadis lain. Atau mungkin karena tadi Taeyong sempat melihat mereka berdua membawa selimut dan berpikiran jika Irene dan Seulgi bisa berbagi satu?

Ok

Taeyong pun berjalan kearah Irene dan Seulgi. Sebenarnya ia tak enak hati meminjam barang gadis ini, disamping memang tak terlalu dekat dengan Irene ia juga tau agak keterlaluan membiarkan sang pemilik selimut malah berbagi dengan teman sebangkunya.

"Sorry ya kak gue pinjem, gue gak bawa soalnya."

"Hmm, santai aja lagi. Repot juga kalau Jisoo masuk angin nanti."

Taeyong pun bergegas kembali ke belakang setelah mengucapkan terimakasih kepada Irene. Ia menyelimuti Jisoo dengan hati-hati lalu menyenderkan kepala Jisoo ke bahunya. Lagi-lagi Taeyong tersenyum, ia benar-benar merindukan gadisnya ini.

Disisi lain terlihat Minhyun dan Wendy sedang membahas sesuatu. Minhyun menjelaskan apa yang terjadi dan mengatakan jika ia tidak apa-apa. Yah, dua hari yang lalu lengannya terluka dan itu membuat Wendy khawatir.

"Aku gak apa-apa Wen, kemarin cuma jatuh dari motor. Kamu kan tau aku gak terlalu mahir bawa motor kan."

" Ya kalau tau gak mahir kenapa masih naik motor sih, biasanya naik mobil."

" Aku lagi belajar biar besok-besok bisa bawa kamu naik motor keliling kota, katanya kamu pengen kayak di film-film. "

Pipi Wendy memerah, astaga kenapa Minhyun sangat manis. Sejak berpacaran, Minhyun tak pernah sekalipun marah padanya. Ia selalu memaafkan Wendy bahkan meminta maaf lebih dulu,padahal semua tau jika Wendy lah yang salah.

Seperti saat lima bulan yang lalu, Wendy lupa memberi kabar jika ia pergi dengan Joy dan Jennie ke club malam. Sialnya saat dalam perjalanan pulang ia malah bertemu dengan Minhyun yang juga sedang arah pulang. Bedanya Minhyun baru pulang setelah selesai mengerjakan tugas. Dan anehnya, Minhyun malah meminta maaf karena tak bisa menjemput Wendy. Ada rasa bersalah di hati Wendy karena sempat menyia-nyiakan pria berhati lembut ini.

" Tapi janji jangan sampai luka lagi, lagian kok bisa-bisanya jatuh. Kalau jalan sama aku kan gak akan ngebut hyun"

Minhyun hanya tersenyum sambil mengusap kepala Wendy." Iya, maaf ya. Janji gak akan luka lagi"

Kita lihat lagi pasangan yang lainnya, Lisa dan Jungkook. Ada yang aneh,jika tadi Jisoo yang bersandar di bahu Taeyong. Kenapa sekarang malah Jungkook yang bersandar pada bahu Lisa. Terlihat Lisa kurang nyaman dengan posisi ini,kalau boleh jujur kepala Jungkook sangatlah berat. Bahu Lisa mulai terasa pegal. Tapi ia menahannya,tak apa. Menurutnya bayi besarnya ini juga butuh istirahat.

Didikan orang tuanya sangat ketat, karena Jungkook itu anak tunggal ia terus diasah sedemikian rupa disebagai pewaris perusahaan bahkan untuk kesertaannya dalam liburan kali ini saja orang tua Lisa juga ikut turun tangan. Yah, orang tua Jungkook,Jaehyun dan Lisa itu berteman dekat.

Saat Lisa dan yang lainnya masih SMA,orang tua Jaehyun berniat menjodohkannya dengan Lisa tapi ternyata Rose sudah lebih dulu menarik hati putranya. Mereka tak bisa memaksa karena menurut mereka apa yang dipilih oleh anaknya , memang yang terbaik untuknya. Dan sekarang Rose lah yang menjadi anak kesayangan orang tuanya melebih Jaehyun sendiri. Bahkan jika mereka bertengkar,yang akan disalahkan oleh orang tua Jaehyun lebih dulu adalah Jaehyun sang anak kandung. Kadang Jaehyun merasa kesal tapi disatu sisi ia senang jika Rose diterima dengan baik di lingkaran keluarganya.

BACK OUT [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang