21. kali pertama bertemu

473 87 36
                                    

-makasih buat votenya selamat membaca -

-makasih buat votenya selamat membaca -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pukul 17 : 45

pemuda 18 tahun itu merebahkan diri ke atas ranjang dengan seragam masih melekat di tubuhnya. dilepasnya pin name tag yang tadi terpasang rapi di jas sekolahnya. ia terus memandangi benda kecil tersebut tanpa henti. membolak balikan name tag itu ke berbagai sisi.

bosan dengan aktivitasnya dia pun beranjak dari ranjang. ia membuka laci di dalam lemari dan mengambil sebuah pin berbentuk burung berwarna silver biru dari dalam sana.

ketika Yoga menggenggam pin tersebut, memori dalam otaknya kembali mengingat momen pertama kali dirinya bertemu sesoarang yang memotivasi yoga untuk bangkit dari segala ketidakberdayaan dan rasa putus asa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ketika Yoga menggenggam pin tersebut, memori dalam otaknya kembali mengingat momen pertama kali dirinya bertemu sesoarang yang memotivasi yoga untuk bangkit dari segala ketidakberdayaan dan rasa putus asa.

🍂flashback 🍂

Awan mendung menghiasi langit sabtu sore itu . udara dingin mulai menyelimuti taman pinggir kota yang sepi. hanya ada seorang remaja laki-laki terlihat duduk bersandar di pohon besar pojok taman. air mata lambang kesedihan tak henti - henti mengalir dari netra indahnya. perlahan, dia mengusap air mata yang jatuh membasahi pipi berusaha menenangkan dirinya sendiri hingga...

"pake ini aja, jangan pake tangan nanti kotor"

sebuah tangan mengulurkan tiga lembar tisu ke depan wajah yoga.

"makasih"

yoga menerima tisu tersebut dan mengusap pelan pipinya.

lalu siswa ber seragam SMP itu duduk di samping yoga.

"udah mendung gini kenapa lo nggak pulang? nanti hujan basah semua." ucap siswa itu.

Yoga menoleh ke arah siswa tersebut dan memandang bagde nama di seragamnya.

"Febriawan Prawira" Yoga mengeja nama awan di dalam hati.

"lo sendiri kenapa belum pulang? masih pake seragam sekolah lagi" Yoga balik bertanya

"oh, gue abis ngerjain tugas di rumah temen. keliatannya lo lebih tua dari gue, jadi gue panggil kak aja gimana?" - awan

"terserah lo aja" tatapan kosong Yoga terus memandang ke segala arah.

"sorry sebelumnya hmm kakak kenapa nangis?" tanya awan yang baru berumur 14 tahun saat itu

"hm? cuman lagi capek aja" jawab yoga

"capek? eee.. mau cerita sama gue nggak? gue mau kok dengerin cerita lo."

"beneran gapapa?"

"gapapa, siap tau lo bisa ngerasa lebih baik abis cerita"

Yoga mengatur napasnya sejenak.

"gue cuman ngerasa capek aja masalah di rumah banyak banget gue gatau harus gimana. bunda sama ayah berantem terus, adek gue juga lagi ada masalah sama mereka. dan... masih banyak lagi" Yoga tersenyum pahit

"I'm sorry to hear that" awan memberikan respon setelah mendengar cerita remaja di sampingnya

" keluarga lo udah coba ngomong secara baik - baik? diskusi bersama pake kepala dingin gitu" tanya awan

yoga menggelengkan kepalanya

Awan menghela napasnya sejenak, matanya memandang ke seluruh area taman yang sepi.

" words are the most inexhaustible source of magic, lo percaya itu kak?"

Yoga kembali menggelengkan kepalanya

"kata - kata merupakan sebuah hal yang luar biasa menurut gue. kata - kata bisa bikin orang terlibat dalam sebuah kesalah pahaman tak berujung tapi juga bisa bikin orang bahagia tak terbendung." awan menoleh ke arah yoga dan melanjutkan kalimatnya.

".. coba kalian duduk bareng satu meja. keluarin semua hal yang pengen di omongin selama ini.siapa tau dengan gitu keluarga lo jadi lebih memahami satu sama lain dan harapannya masalah bisa sedikit teratasi. gue yakin lo orang yang kuat kak. lo pasti bisa ngelewatin semuanya."

Yoga memandang sejenak wajah awan dan mengucapkan terima kasih

"udah, jangan sedih lagi ya kak! kasian mata cantik lo jadi bengkak."

Yoga tersenyum mendengar kalimat yang baru saja awan ucapkan untuknya.

"duh mendung nya tambah gelap, nanti hujan pasti bakalan ada petir. gue pulang dulu bye kak👋 "

Awan bangkit dari duduknya. dengan cepat ia mengayuh sepedanya meninggalkan yoga sendirian di taman itu.

"eh apa ini?" Yoga menemukan sebuah pin berbentuk burung berwarna silver biru di tempat awan duduk tadi. pin itu terlepas dari tas awan saat dia buru - buru pergi dari sini.

"makasih Febriawan Prawira. gue yakin suatu saat nanti kita pasti bakal ketemu lagi"

Yoga memandangi benda kecil itu sambil tersenyum.

🍂

saat ini dia masih melakukan hal yang sama, memandangi pin biru itu sambil tersenyum

"ya.. lo bener words are the most inexhaustible source of magic. gue bakal bicara se jujur nya sama lo. gue pastiin setiap kata yang keluar dari mulut gue bisa nyelesain semua kesalahpahaman diantara kita."

Yoga mencium benda kecil itu lalu memasukkan nya lagi kedalam laci lemari putih di ruangan ini.

TBC

*see you on the next chapter bye 👋

something different | yohwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang