8. sebuah pelukan

709 110 5
                                    

  pukul 15:40
    
       "mentang-mentang udah ada doi sekarang Hasibuan junior pegang hape mulu ye temennya dianggurin!" Awan mengejek remaja yang asik dengan benda pipihnya sejak bell pulang berbunyi.

(hasibuan nama marganya si bowo)

"makannya lo tuh cari pacar sono! nggak bosen apa 15 tahun hidup jomblo mulu!" Bowo membalas ejekan sahabat nya dengan serangkaian kalimat fakta. memang Awan sangat nol kalau urusan cinta-cintaan. kalo kata Bowo kepala Awan tuh isinya udah penuh sama jurus dan rumus-rumus.

"jomblo 15 tahun? dari lahir dong?" sumber suara itu rupanya pacar baru Bowo. Hartono datang ke kelas untuk menjemput sang pacar tentu saja.

"iya nih si Awan. wan, kenalin ini Harto pacar gue. to, kenalin nih Awan temen SMP gue." ucap orang yang dipanggil hasibuan junior oleh Awan beberapa menit lalu.

"hai Wan!" Harto melempar senyum lalu melirik name tag di seragam Awan.

"jadi lo Febriawan Prawira?! yaampun Awan! Abang gue sering banget ngomong kalo lo itu anaknya man-" kalimat Harto  dipotong oleh

"Harto!" Yoga datang ke mipa 1 sambil berlari.

"kak Yoga ngomong kalo gue apa?" Awan kepalang penasaran  kalimat apa yang akan di lontarkan Harto?

Harto sejenak melirik si Kakak sambil tersenyum jahil "kece, lo anaknya kece banget bisa masuk tim KTI kimia padahal baru masuk SMA gitu kata abang gue."

Yoga menghela napasnya

"kak yoga kenapa sampe lari-larian gitu?" tanya Bowo.

"ah.. ehmm.. ini eee.. gue mau.. jemput Awan! udah sore soalnya."

"SMA baliknya emang sore kali" Harto tahu, abangnya ini lari agar bisa datang tepat waktu memotong kalimatnya tadi.

"yaudah gue duluan bang! mau nganter Wibowo beli buku sekalian jalan pulang" pamit Harto pada Yoga.
Yoga menangguk pada adiknya

"duluan ya wan, kak permisi" sambung Bowo

" hati-hati wo. Harto! jangan makan temen gue ok!" Awan berteriak sementara Harto dan Bowo sudah pergi meninggalkan kelas.

"pulang yuk! hawanya udah adem-adem gini bentar lagi pasti hujan" Awan menepuk pundak Yoga mengajak si kakak kelas untuk beranjak dari ruangan kosong ini.

...

      Baru lima menit mereka keluar dari area sekolah, Hujan tiba-tiba saja mengguyur jalanan kota membasahi semuanya termasuk Awan dan Yoga.

"nah kan ujan huft" - batin awan

     Awan merasa kesal namun, Yoga sepertinya sangat menikmati momen ini. dia melajukan sepeda motor dengan kecepatan normal cenderung pelan. Yoga itu sangat suka Hujan. disaat seperti ini, kita bisa rileks sebentar melupakan sejenak segala beban hidup. setidaknya itu jawaban Yoga bila sang adik bertanya hal serupa. tapi Yoga lupa kalau saat ini dirinya sedang bersama Awan. Awan tidak suka hujan, dia takut dengan suara petir.

duar!

Benar saja, suara petir menggelegar tepat seperti dugaan Awan. tanpa sengaja, lelaki berusia 15 tahun itu memeluk erat Yoga dan menangis. tangan nya bergetar. Awan benar-benar takut sekarang.
...
       Sepuluh menit berlalu. moge matic berwarna silver yang ditumpangi oleh Yoga dan Awan sudah berada di garasi rumah keluarga Prawira. Awan turun dari motor, dengan tangan gemetar dan wajah sembab. melihat hal demikian, Yoga langsung memeluk Awan. Sebuah pelukan erat, se erat yang bisa ia berikan. itu terjadi cukup lama tanpa ada sepatah kata sekalipun sampai Awan sadar kalau ia memeluk orang yang baru dikenalnya lima hari lalu.

something different | yohwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang