DG 4 - Feeling

887 81 3
                                    

Cinta mampu membuatmu peka terhadap orang yang kamu cintai.~Alea Ahmad.

Alea menatap perubahan pada diri Ardhan. Semenjak pertemuan besar beberapa waktu yang lalu, Ardhan tidak sehangat dulu lagi. Ia lebih banyak diam dan berbicara seperlunya saja. Namun ia sangat hangat saat bertemu dengan Alan.

Berulangkali Sinta memberinya informasi bahwa Ardhan tidak ada dikantornya dijam-jam longgarnya. Dan Sinta memberi informasi yang bisa memberi sesak didadanya. Ardhan menemui Dira.

"Fresh banget Mas!" Alea duduk kursi depan meja Ardhan.

"Oh iya, kamu ngga tidur?" Ardhan menutup laptopnya dan menatap Alea.

"Aku ingin makan bareng kamu Mas!" Alea tersenyum manis.

"Aku sudah makan. Kamu makan aja. Ayo aku temani." Ardhan segera berdiri. Namun Alea menatapa mata suaminya. Ada hal lain yang disembunyikan.

"Aku boleh curhat sama kamu?"  Alea masih duduk.

"Makan dulu. Baru cerita." Ardhan mencolek sagu istrinya.

Usai Alea makan, keduanya duduk di gazebo belakang dekat kolam renang. Ardhan menyeruput kopinya. Sementara Alea tetap sibuk memandang Ardhan.

"Mas, aku rasa akhir-akhir ini kita semakin menjauh. Apa kita bisa memiliki waktu bersama?" Alea mulai mengelus tangan Ardhan.

"Kita bertemu setiap hari Dira." Ardhan keceplosan.

"Dira?" Alea langsung menarik tangannya.

"Alea, pelankan dulu suaramu. Atau seisi rumah ini akan tau semuanya." Ardhan memberi isyarat pada Alea.

"Bagaimana aku bisa diam Mas? Kamu bersama wanita yang jelas-jelas pasti merebutmu dariku." Air mata Alea langsung deras keluar.

"Alea, tenanglah. Kau istriku. Begitu juga Dira." Ardhan mengusap wajahnya. Ada sedikit frustasi di wajah itu.

"Alea, aku tidak ingin menyakiti Dira lebih dalam lagi. Hidupnya sudah hancur diusia muda karena kecerobohan orang yang paling aku cintai." Ardhan memegang tangan Alea.

"Dan perasaanmu?" Alea mengusap air matanya.

"Tentu saja. Aku mencintainya." Jawab Ardhan mantap.

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Alea kini mulai mengendarai mobilnya dengan penuh emosional. Ia terus mengingat kata-kata Ardhan. Ia tak sanggup menerima kenyataan yang ia dengar, rasanya dadanya begitu sesak dan mulutnya ingin berteriak.

Alea memandang, ada mobil Ardhan terpakir dipinggir jalan. Ia masih memajukan kendaraannya lagi dan memarkirkan tepat diseberang warung Dira.

Dilihatnya, Dira menggendong bayinya sibuk melayani pembeli, sementara Ardhan sibuk duduk dan mengamati kegiatan istri mudanya.

"Ya Allah. Apa yang kamu lakukan Mas?" Alea berteriak didalam mobil.

Sementara, tak berapa lama terlihatlah Ismail datang dan menyapa Dira. Dira buru-buru melayani Ismail yang membuat Ardhan beranjak dari tempat duduknya. Tampaknya dua pria itu seperti sedang bertengkar.

Alea turun dari mobil, bertanya ke beberapa warung didekat rumah Dira untuk mendapatkan informasi.

"Bu, apakah suami Mbak Dira tinggal disana juga?" Itulah salah satu pertanyaan Alea.

"Oh enggak Bu, suami mbak Dira pelaut. Biasanya pulanngnya setahun sekali. Dan itu pun kekampung.

Alea meremas botol minum yang ia beli dari pemilik warung tempatnya bertanya. Ia tak menyangka Dira akan sepintar itu menyembunyikan segala rahasianya. Namun yang lebih menyakitkan, suaminya kini mulai jatuh dalam cinta perempuan muda itu.

Bagaimana para pembaca? Sudah puas dengan Alea? Tenang saja. Aku kasih bocoran sedikit ya.. Disini akan ada kisah yang berbeda dari Seri sebelumnya. Dan mungkin akan mengaduk-aduk emosi lebih dalam dan pastinya, porsinya juga akan semakin berimbanng..

Salam❤️

DUA GARISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang