DG 16 - Bila Rasaku Ini Rasamu

791 84 14
                                    

Bila.. rasaku ini rasamu.. sanggupkah engkau menahan perih kisah cinta yang telah kau jaga~ Kerispatih"Bila rasaku ini rasamu."

"Papa, apa papa rela membuat putri papa menjadi janda?" Ardhan berbalik dan melihat ke arah tiga orang dewasa itu.

"Pah.. apa maksud papa." Istri Ahmad menoleh dan terkejut.

"Papa, apakah papa rela menjadikan hidup Alea menjadi sulit? Dan Alan? Akan tumbuh tanpa ayahnya." Ardhan mendekati mereka dan duduk di salah satu kursi kosong.

"Lalu untuk apa, mempertahankan rumah tangga yang diantara kalian tidak ada yang mengalah?" Ahmad menatap tajam Ardhan.

"Aku tau, kalian memandang buruk aku disituasi ini. Tapi apakah kalian tau, siapa pemberi ide semua ini? Siapa yang memberi ide untuk menghancurkan pernikahanku pada akhirnya." Ardhan menunduk. Air matanya meleleh perlahan.

"Kalian tidak pernah tau, bertahun-tahun aku hanya memendam mimpiku, memiliki putra yang bisa bermain dipangkuanku. Aku berusaha membuat Alea bahagia dengan segala kondisi yang bahkan kalian tidak pernah melihatnya. Dan bahkan, kalian hanya bisa bertanya, kapan kami memilikinya." Suara Ardhan begitu parau.

"Dari awal, aku tidak pernah setuju ide gila ini. Aku mencintai Alea dengan segala kekurangannya. Dan kalian? Sekarang ingin berusaha membunuh kehidupan wanita lain, dan juga anakku. Anak yang jika Alan tidak hadir, akan kalian anggap keturunan kalian. Aku bukan boneka, yang bisa diperlakukan sesuka hati kalian. Dan apakah kalian sadar? Jika anak kalian yang dulu manis, sangat cantik dan lembut, kini berubah menjadi monster yang siap merusak hidup orang lain."

Ardhan terus menangis. Alea mendekatinya dan berusaha memneluknya.

"Tidak Alea. Tidak. Aku harus berbicara tentang hal yang seharusnya kalian dengar. Sadarkah kalian, kalian telah menghancurkan hidup banyak orang. Aku, Dira... Dan parahnya, kalian merusak hidup Alan dan Ardi." Ardan menunduk.

"Papa, papa adalah seorang pria.. jika papa memberiku pilihan untuk memilih, aku memilih papa bunuh saja. Agar kalian tenang.m, tidak Alea atau Dira yang bersamaku." Ardhan menatap wajah Ahmad.

Ahmad dan istrinya hanya bisa terdiam mendengar perkataan Ardhan. Pria yang mereka ketahui selalu tersenyum dan sangat lembut, kini diliputi kemarahan dan kekecewaan yang sangat mendalam.

"Mas.." Alea duduk disebelah Ardhan dan hanya bisa menepuk bahunya.

"Kau Alea.. jika kau tetap pada pendirianmu. Serahkan Alan padaku. Biar aku dan Dira yang merawatnya. Aku tidak ingin Alan dibesarkan oleh keluarga monster seperti kalian." Ardhan meninggalkan mereka tanpa perlu mendengar Ahmad yang akan bicara

DUA GARISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang