DG 19 - Bersamamu

397 42 4
                                    

Jika aliran waktu mampu memberikan kedamaian, maka aku akan mengikutinya.. ~ Dira.

Dira memandang wajah Ardhan dengan seksama. Wajah penuh lelah, namun bahagia, tangan Dira mulai membelai rambut pria yang disebut ayah dari anaknya. Si pemilik kepala merasa terusik, namun menikmati belaian penuh rasa itu.

Air mata Dira meleleh. Menatap pria yang ia cintai dalam diam. Pria yang membuat hidupnya seperti roller coaster dan paling banyak menorehkan kepedihan.

"Aku mencintaimu mas. Cintaku tulus dan suci. Aku tak pernah jatuh hati pada siapapun, kecuali pada pria yang ku sebut suami. Suami... Palsu!" Dira terisak.

Ardhan sebenarnya terbangun saat Dira membelai kepalanya tadi. Namun ia menutup matanya, menunggu Dira mengucapkan apa yang ada dihatinya.

"Aku hanya seorang gadis kecil dan miskin. Siapakah aku yang memiliki hak untuk mencintaimu. Dan siapa aku yang memiliki kewajiban untuk terus berasamamu." Dira semakin terisak lirih.

"Jika saja hari itu, kamu tidak menemuiku dan Ardi. Mungkin luka dan cintaku juga mengering Mas. Dan kini, luka yang ada.. sakit.. sangat sakit.." Dira meremas dadanya.

Dengan sigap Ardhan memeluknya. Memeluk istri kecilnya yang mulai merebut hatinya. Ia belai rambut Dira dengan penuh kasih sayang. Kemudian ia ikut menangis.

"Sayang. Tolong jangan menangis lagi. Aku ada disini. Aku akan mencintaimu sepenuh hatiku. Kamu adalah belahan jiwaku." Ardhan mulai merayu Dira.

Dira mendongakkan mata, memandang pria yang mendekapnya penuh kehangatan. Ardhan mulai mendekatkan wajahnya. Kemudian pria itu melumat bibir yang selama ini ia rindukan.

Dira terhanyut dalam pelukan dan lumatan Ardhan. Hatinya mulai menghangat. Ia mulai mersakan getaran aneh yang menjalar pada tubuhnya. Ia mulai menikmatinya.

Ciuman itu, berubah menjadi candu yang sulit untuk dilepaskan. Dan keduanya mulai larut dalam perasaan masing-masing. Ciuman itu semakin membawa mereka kedalam keadaan yang sangat intim.

Tangan Ardhan, mulai membelai punggung Dira, sementara Dira hanya terhanyut dalam perasaan campur aduk. Ardhan menghentikan ciumannya.

"Mari kita menyatukan cinta kita."

Sorry gaes baru up cerita.. aku sedang berjualan.. sibuk.. terima kasih buat komentar dan vote nya yaa..


DUA GARISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang