Nikamatilah setiap prosesnya. Tentang hasil, biarkan Tuhan yang menjawabnya.~Author
Ismail kini tak bekerja lagi dengan Ardhan. Usai konfrontasi Ismail atas Dira beberapa waktu lalu, Ardhan langsung memecat pria itu. Namun Pak Ahmad tidak tinggal diam. Pria itu langsung direkrut untuk menjadi salah satu asisten pribadinya, sebab ia tak mau mengambil banyak resiko untuk kehidupanya kelak.
Sesak pasti sangat terasa, saat orang yang dicintai memilih pergi bersama pria lain. Dan yanh lebih terasa menyayat, pria itu adalah suami dari orang yang dicintai.
"Hai cantik, apa kabar?" Ismail mendekati Dira yang berberes usai dagangannya ludes terjual.
"Baik. Tumben jam segini sudah kesini." Dira menyambutnya dengan senyumnya.
"Ya, sebenarnya aku ada pekerjaan disekitar sini." Ismail menatap Ardi yang digendong Winda, karyawan Dira.
"Bersama Pak Ahmad?" Dira menata piring bersih dan sendok ke tempatnya masing-masing.
"Enggak. Pak Ahmad ke Perancis." Ismail menggoda Ardi.
"Apa Pak Ahmad menitipkan sesuatu untuk ku?" Dira menoleh ke arah mereka karena Ardi tersenyum sangat keras.
"Mbak Winda, tolong Ardinya dibawa jalan-jalan sebentar bisa?" Dira menyuruh karyawannya. Kemudian Winda dan Ardi pergi.
"Kenapa menyuruh mereka pergi?" Ismail sedikit kecewa karena merasa kurang bercanda dengan bayi itu.
"Aku tidak ingin semua orang tau apa yang terjadi. Aku mengatakan bahwa Mas adalah saudara sepupu aku. Dan semua orang sudah percaya dengan semua itu." Dira mulai menyapu lantai.
Hati Ismail tersentil saat mendengar kata saudara sepupu. Ia begitu sedih menatap Dira yang hanya memandangnya sebatas itu dan tidak seperti pria yang sedang memperjuangkannya.
"Aku hanya..." Ismail tak percaya.
"Saudara sepupu. Semua orang tau kalau suamiku seorang pelaut Mas. Dan apakah aku harus mengatakan siapa diriku sebenarnya?" Dira merogoh kotoran dibawah tempat duduk Ismail.
"Apa kamu akan kembali ke Tuan Ardhan?" Ismail mencoba menelisik hati Dira.
"Tentu. Dia kan suami aku. Tapi..." Dira menggantung kalimatnya.
"Apa?" Ismail hanya bisa mengelus dada.
"Kalau cuma aku istrinya." Dira asik menyapu dan tak mempedulikan ekapresi Ismail.
"Apa tawaranku tidak bisa kamu pertimbangkan? Aku mau menjadikanmu satu-satunya bidadari dalam hidupku. Kita bisa hidup bersama Ardi dan adiknya Ardi." Ismail terus merayu Dira.
Dira terkejut, ternyata Ismail selalu kekeh pada perasaannya. Dira sangat bahagia bertemu dengan pria sepertinya. Pria yang selalu menjaga hatinya saat keadaan buruk dan baik.
"Aku siap ketemu Bapak kamu." Ismail melihat Dira sibuk menata bangku.
"Untuk apa? Aku ingin bertemu dengan Pak Ahmad bisa Mas? Kapan beliau pulang?" Dira mengalihkan pembicaraan.
"Untuk apa Dir? Apa yang kalian rencanakan dibelakangku?" Ismail kecewa perkataannya tak ditanggapi.
"Tidak ada, hanya berusaha memperbaiki kebodohan yang aku lakukan saat aku marah." Dira tersenyum penuh arti.
Rasanya mau up terus.. tp author lagi sibuk berjualan gaes.. Doain Author sehat terus..
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA GARIS
Storie d'amoreSkuel dari "Terlalu Lelah" Jika jalan yang kau hadapi sangat melelahkan, maka cara terbaik dalam melewatinya adalah dengan berusaha tetap menbahagiakan hati~Indira Trisha. Cinta yang diawali dari sebuah kesalah, mungkin akan sangat sulit diperbaiki...