8

8 0 0
                                    

Setelah memotong kue dewa tak henti-hentinya bertanya dan mengomel kenapa aku ke bandung tak mengabarinya dulu, kenapa aku dipindah kerjakan tak memberitahunya, kenapa, kenapa,dan kenapa yang lainnya. Aku merasa dewa lebih cerewet dari biasanya, mungkin karena khawatir ya begitulah pikiranku dan memang ia sangat khawatir katanya.
“ udah wa, jangan ngomel terus ah, gak cape apa mulut kamu dari tadi gak berhenti ngomel..” ucapku karena lelah mendengar omelan dewa yang bolak balik.

“ habisnya kamu gak ngasih tau aku, gak bilang mau ke sini, gak…”

sebelum dewa mengulang ucapannya kembali aku menghentikannya dengan menyuapkan potongan kue itu ke mulutnya. Dewa bahkan mengunyah kue tersebut sambil melanjutkan omelannya. Inilah dewa aku yang sekarang, lebih cerewet setelah hampir satu tahun tak berjumpa.

“ udah ah wa, katanya mau ngajak aku jalan, ayo!” ucapku penuh semangat, karena sudah sangat lama sekali aku tak mengahbiskan waktu bersamanya.

“ bentar aku ganti baju dulu,!”
“ kita pake baju yang sama ya wa “ ucapku sambil emnunjuk baju yang aku pakai.
“ siap bossqyuu…” ucapnya sambil tersenyum.

Menunggu dewa mengganti pakainya, aku duduk diruang tengah, tak banyak yang berubah juga dari apartemennya dewa, masih seperti dulu bernuansa hitam , abu,dan putih.

aku, lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang