10

6 0 0
                                    

Keesokan harinya dewa benar saja menemuiku, dia bahkan membantuku memberi beberapa peralatan yang masih belum lengkap ditempat kostku. Dewa juga membantuku membereskan kamar kostaku.
Besoknya dewa mengajakku kembali mengelili kota bandung, dia mengajakku ke air terjun yang jaraknya sangat jauh dari tempatku sekarang.
Selama lima hari tersebut dewa selalu membawaku pergi ke tempat yang dulu tak sempat aku dan dia kunjungi. Lima hari bersama dewa menghabiskan waktu bersama rasanya seperti baru satu jam berlalu.
Dan ini hari ke-enam dewa mengajakku pergi, dewa mengajakku ke kaffe nostalgia aku dan dewa. Kenagan yang indah, berbagai ceita, berbagai pose juga tercipta selama enam hari bersama dewa, bahkan keesokan harinya setelah hari pertama dewa mengantarku pulang aku tak lagi melihat cincin yang melingkar dijari manisnya, dan ya memang itu hanya aksesoris aku membenarkan pikiranku sendiri.
Aku duduk berhadapan dengan dewa setelah memesan makanan. Hening aku masih menikmati makananku.

“ kamu harus bahagia ya ra, pokoknya janji harus bahagia ya!” ucapnya sambil terus menatapku, matanya seperti menyiratkan kesedihan, entahlah aku tak mengerti
“ ya pastilah bahagia, kamu sendiri yang selalu bikin aku bahagia” ujarku antusias karena ku merasa memang selalu bahagia jika bersama dengan dewa, meski dulu kita hanya bisa ngedate ditaman kampus sambil menikmati es doger dan cuangki akademik. Apalgi sekarang.

“ pokoknya kamu harus janji sama aku, kamu harus bahagia ya!” ucapnya sekali lagi, aku hanya mengangguk sebagai jawaban, meski sebenarnya ada yang mengganjal dari perucapannya.

aku, lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang