9

8 0 0
                                    

Setelah seharian menghabiskan waktu bersama dewa, kita pergi ke kebun teh, menikmati susu murni, cake susu murni, mengitari jalan hingga sore menjelang, menyaksikan matahari tenggelam ditengah padatnya kendaraan, makan sate kambing kesukaan, juga tak lupa mengabadikan setiap momen yang diciptakan.
Rasanya sangat-sangat membahagiakan setelah sekian lama penantian ternyata dibalas dengan kebahagian yang tak terduga.

“ makasih untuk hari ini wa” ucapku sambil mengembalikan helm yang tadi aku pakai
“ simpen aja disini, buat besok,lusa,lusanya,lusanya lagi, dan lusanya lagi “
“ kamu gak pelu bilang makasih, maaf aku gak bisa ngasih apapun buat kamu. Semoga kamu sellau bahagia, sekali lagi maaf ya!” ujarnya lirih, entah mengapa aku merasa ada sesuatu dibalik kata maafnya. Tapi aku menghalau segala pikiranku, mungkin aku yang overthinking.

“ aku pulang dulu, langsung tidur ya! Besok aku jemput!!” ucapnya lembut. Dewa mengelus rambutku. Aku baru menyadari setelah kepergian dewa ternyata dia memakai cincin dijari manisnya.

Setahuku dewa tak pernah dan tak suka menggunakan aksesoris seperti cincin atau gelang. Tapi kali ini dia menggunakannya. Mungkin sekarang dewa tengah menyukai batu akik pikirku. Tapikan sudah gak zaman ya batu akik, tapi kalau missal batu akik bentuk cincinnya bukan seperti kebanyakan batu akik, lebih ke desain simple tapi elegan sih. Ah mungkin aku yang overthinking karena cap

aku, lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang