13

8 0 0
                                    

aku terkejut, lima hari setelah kejadian direstauran itu, dewa sama sekali tak bisa dihubungi, bahkan apartemennyapun kosong tak berpenghuni. Aku pernah nekad sekali masuk ke apartnya. Disana hanya ada kesunyian dan kehampaan. Hitam abu mendominasi ruangan tersebut.
aku masuk ke kamar dewa, disana terdapat fotoku dengannya.
Aku membuka laci dinakas tersebut, hanya terdapat beberapa buku dan kertas yang tak penting.
Diantara tumpukan buku tersebut terselip sebuah foto seorang perempuan yang tersenyum manis,  juga foto dewa bersama perempuan tersebut.
Ya foto tersebut adalah foto dita, juga foto dewa dan dita ketika zaman sma, dibalik foto kedua tertulis nama dita dan dewa “ juni 2010. Itu artinya….
Aku kembali menangis…
Perlahan kubuka buku tersebut, ternya isinya tulisan yang sudah using tapi masih jelas jika dibaca dengan teliti.
Halaman pertama hanya sebuah nama dewa Zachary, halaman selanjutnya hanya berupa tulisan puisi rindu dari tahun ke tahunnya, hingga tahun 2013 tak ada lagi puisi rindu, hanya puisi jatuh cinta, tulisan tahun selanjutnya berganti menjadi tulisan rindu menunggu dalam pilu.
Tahun 2015 hanya ada satu puisi tentang bertahan dan jatuh cinta, hingga akhirnya puisi terahir yang aku baca membuatku menangis sejadi-jadinya. Tahun 2020 puisi tersebut bukan ungkapan rindu melainkan haru setelah sekian lama akhirnya berjumpa dan memiliki.

“ kini rinduku sudah bertemu, Ditara Aquila…
“ sebelas tahun bersama, masih kamu yang mengisi hatiku…
“ selalu kamu,
“ jan-2011

Aku hanya bisa menangis, betapa bodohnya aku selama lima tahun bersamanya aku diaanggap apa? hatiku sepenuhnya miliknya, tapi dia? Hatinya bahkan berlabuh pada orang lain.
Aku bodoh, sangat!.
Bahkan selama tahun aku hanya memilik raganya saja.

aku, lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang