12

7 0 0
                                    

Aku kembali ke kosanku, persetan dengan sopan santun dihadapan mereka, aku pergi begitu saja. Aku menagis sesegukan. Rasanya waktu berhenti begitu lama. aku masih tak percaya, tapi aku juga harus memastikan kebenarannya.
Aku sudah megirim beberpa pesan kepada dewa untuk bertemu, jangankan untuk membalas pesan dariku, untuk mebacanya saja ia enggan.
aku tak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang. Lima tahun menjalin hubungannya apakah harus berakhir begitu saja?
Aku kembali menangis mengingat kejadian tadi siang, tangisku makin pecah. Aku meraskaan sesak yang luar biasa.
Jangankan untuk makan, untuk tidurpun aku tak sanggup. Aku memeluk foto dewa denganku, waktu itu aku pergi berlibur ke yogja bersamanya, tahun baru sebelum corona melanda. Disalah satu pantai itu bahkan ia mengatakan akan mengahiri masa lajangnya denganku.
Semua itu dusta, aku ingin marah meluapkan semua kekecewaanku.
“ kamu jahat wa, brengsek!!
“ arrrrrhhhhhhh bajingan kamu wa!!..
Bahkan air matakupun sudah tak turun lagi. Sesak, hanya sesak yang kurasa. Aku tertawa, betapa bodohnya aku.

“ jawab telpon aku wa! Jawab! Bilang smeua itu bohong wa!”
Aku terus mencoba menghubungi dewa, meskipun nomernya aktif tapi dewa tak mejawabnya sama sekali.
“ jahat kamu wa.. jahat!!...

Terbangun dari tidur, aku berharap semua yang terjadi kemarin hanyalah mimpi buruk dan sekarang dewa akan mengatakan bahwa kemarin hanya prank tapi nyatanya aku salah. Ternyata ini nyata.
Aku memngambil hp, berharap dewa membalas pesanku, jangankan untuk membalas membacanya sajapun tidak.

aku, lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang