chapter 4

1.8K 260 14
                                    

Sunghoon terbangun jam 2 pagi karena kebelet, dia menatap jake yang tertidur pulas disebelahnya. Ia keluar dan menuju kamar mandi dengan langkah cepat.

Saat kembali ia syok melihat jake yang tak sadarkan diri dan tergelatak dilantai dengan pisau yang menancap di perutnya dan darah segar.

"Jake...?!" Dia menggoyang-goyangkan tubuh jake.

Ia melihat pintu disebelehnya juga terbuka. Matanya membelalak saat melihat jay juga dalam kondisi yang lebih parah namun heesung tidak ada disana.

BRAK...!!

Dalam sekejap sunghoon pun kehilangan kesadaran saat seseorang menghantam punggungnya kuat hingga membuatnya terkapar di lantai.

-

-

-

Jungwon berlari kencang di lorong rumah sakit dengan jay di punggungnya, diikuti yang lainnya dengan jake di punggung sunghoon.

Mereka tak memperdulikan orang-orang yang ada di sana dan juga tak menghiraukan peringatan dari para suster yang menyuruh mereka jangan berlari.

Jika terjadi sesuatu pada jay habislah sudah, semua informasi yang ia inginkan akan musnah.

.

.

.

BUGH...!!

Jungwon meninju dinding rumah sakit itu saat lampu ruang operasi menyala mendandakan seseorang sedang di tangani di dalamnya.

Jungwon mengepalkan tinjunya geram, dan wajahnya terlihat sangat menyeramkan. Rasanya ia ingin menghancurkan mereka namun sayangnya ia tidak mengetahui siapa orang itu.

"Brengsek...!!" Desisnya

Sunghoon berdiri di belakang jungwon hanya diam menatap punggung jungwon.

"Apa yang terjadi ?" Suara jungwon mengisi kesunyian

"..." tidak ada jawaban

"KATAKAN APA YANG TERJADI !! AKU SUDAH BILANG JANGAN LENGAH..! APA KALIAN TIDAK MENDENGARKU..?!!" Bentaknya

Sunghoon memegang pundak jungwon

"Sudah cukup jungwon, kami mendengar perintahmu dan kami juga berusaha semaksimal mungkin, tapi bukan berarti kami juga bisa terjaga sepanjang malam. Mereka akan baik-baik saja, percayalah..." ia menenangkan jungwon dan mengelus punggungnya

Sementara yang lain hanya diam menunduk tak berani menatap jungwon langsung.

Jungwon menghela napas berat kembali duduk dan suasana kembali hening.

-Di tempat lain

Tap...

Tap...

Tap...

Kakinya terus melangkah sambil bersenandung dengan ayunan pisau di tangannya, senang karna merasa dia menjalankan tugasnya dengan benar dan tanpa ia sadari seseorang sedang mengikuti langkahnya.

KREKK...!!

BUGH...!!

Arghh...!!

Satu tendangan membuat kaki kanannya patah dan satu tendangan lagi membuatnya tersungkur. Ia memegang kakinya yang patah dan meringis kesakitan.

Matanya menatap si pelaku "heesung, kau...?"

Heesung berjongkok dan menatap balik pria itu "aku tau pasti tua bangka itu akan mengirimmu" ia berujar sembari menaikkan alisnya

"Kenapa kau menghianati direktur ?"

"Tch...! Mengkhianati ? Aku bahkan tidak pernah memihaknya"

"Sialan... kenapa bisa direktur lebih memilih penghianat sepertimu daripada aku" ia kesal

"Itu artinya aku lebih unggul darimu" ucap heesung

"Brengsek...!!" Emosinya

"Diam kau ! Sebelum aku mematahkan kakimu yang satunya" ujarnya lalu berdiri dan menyeret dan mendorong kasar pria itu ke dalam sebuah mobil dan membawanya.

Tak berapa lama heesung sampai pada suatu tempat terpencil, dan dihadapannya ada sebuah bangunan kumuh yang merupakan markas jungwon dan yang lainnya atau yang di sebut 'black rose'.

Ia menyeret pria itu dan menghantamnya di ruangan ia dikurung bersama jay. Darah itu masih belum di bersihkan karna tak satupun dari mereka berada di sana.

Sebuah klakson mobil menandakan ada yang datang dan orang itu adalah jungwon dan sunghoon.

Mereka memasuki bangungan itu dan menuju ruangan jungwon berniat mengambil baju ganti, namun mata jungwon melihat seorang pria yang tergeletak dan meringis di lantai.

Dahinya mengernyit bingung dan mendekati pria itu dan diikuti sunghoon di belakang.

"Siapa kau ?" Ia bertanya

"Dia adalah orang yang melukai jake dan jay" ucapnya dan jungwon menghadap kebelakang dan menemukan heesung sedang berdiri disana.

"Apa...?!"

Ia langsung emosi dan menghajar pria itu habis-habisan tanpa bertanya apapun, Dia bahkan memotong jari-jari pria itu satu-persatu hingga ruangan itu diisi dengan suara teriakan kesakitan dari pria itu.

Amarahnya tidak dapat mengontrol dirinya dan pada akhirnya dia menyayat leher pria itu. Bahkan sunghoon tidak dapat menghentikannya

Heesung menatap jungwon dengan sendu,hatinya terasa sakit tak habis pikir jungwon bisa berbuat hal semengerikan itu.

Setelah puas dengan aksinya, jungwon mendekati heesung.

"Apa yang kau inginkan ?" ucapnya sarkas

"Maafkan aku..." mata heesung berkaca-kaca

"Apa maksudmu ?" Jungwon bingung

"Maafkan aku karna tidak mencarimu selama ini" ia mendekatinya

"Dan maafkan aku karna tidak mencari tau apakah kau memiliki kehidupan yang baik dan layak" lanjutnya dan air matanya membasahi wajahnya.

'Hyung...' batin jungwon

Heesung meraih tangannya dan membersihkan noda darah yang ada pada tangan jungwon.

Jungwon masih terdiam dengan mata yang berkaca-kaca dan memikirkan bagaimana hyung yang ia cari selama ini datang dengan sendirinya.

"Betapa bodohnya aku sampai tidak tau bagaimana kehidupanmu selama ini" heesung menangis

Ia menarik jungwon kepelukannya dan memeluknya erat,betapa rindunya ia kepada adiknya itu.

Dan pada akhirnya jungwon membalas pelukan itu dan ikut menangis.

"Hyung...."

Bahkan sunghoon yang seorang psikopat merasa terharu melihat mereka saat ini.





Tbc...


Jangan lupa vote ya🤗

Sebagai bentuk dukungan kalian

TERIMA KASIH💕💕





THE MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang