chapter 13

1K 119 29
                                    

Jay terus melihat Jungwon dan Heesung yang sedang berbincang di hadapannya. Ia terus menatap Jungwon yang terlihat bahagia dan sedang bercanda dengan Heesung.

Ia tersenyum melihat kebahagiaan itu sambil memegang sebuah foto kecil di tangannya mengelusnya. Jay terlihat sedikit termenung memandangi foto itu.

"Jay.." panggil Heesung yang melihat Jay.

"Iya hyung ?"

"Kenapa kau diam saja ?"

"Ah tidak, hyung" senyum Jay canggung.

"Jika ada yang ingin kau katakan maka katakanlah" ujar Heesung.

"Tidak hyung, aku ke toilet dulu" Jay langsung berdiri dan memasukkan foto itu ke sakunya, tapi saat mengeluarkan tangannya foto itu terjatuh tapi dia tidak mengetahuinya dan langsung keluar dari ruangan itu.

"Aku rasa dia sedang memikirkan sesuatu" kata Heesung.

"Mungkin saja, hyung" Jungwon menyetujui. "Itu apa hyung ?" Lanjut Jungwon saat melihat selembar foto terletak di lantai.

"Mungkin Jay tidak sengaja menjatuhkannya, aku akan mengembalikan ini nanti" Heesung mengambilnya dan melihat foto itu bersama Jungwon.

"Itu seperti foto keluarga, apakah ini ibunya ?" Tunjuk Jungwon.

"Mungkin. Lihatlah mereka sangat lucu"

"Hyung, Sepertinya aku pernah melihat foto yang yang sama dengan foto itu" Jungwon sedikit memiringkan kepalanya berpikir.

"Benarkah ?" Tanya Heesung.

"Tapi dimana ?" Bingung Jungwon sambil terus berpikir dimana ia melihat foto yang sama.

"Aku mengingatnya hyung. Dan jika benar ini foto keluarga Jay hyung, maka hyungnya belum meninggal" ujar Jungwon.

"Apa maksudmu ?" Tanya Heesung.

"Hyung, kau ingat saat aku pergi keluar di hari Jay diserang ? Disitulah aku bertemu dengan hyungnya. Tapi..." Jungwon menggantung ceritanya.

"Tapi..?"

"Aku masih bingung hyung, bagaimana bisa di biodata marganya adalah Choi bukan Park ?" Kata Jungwon dan membuat Heesung berpikir juga.

"Kita akan bertanya padanya nanti. Jika benar sebaiknya kau memberitahu Jay bahwa hyungnya masih hidup"

"Baiklah, hyung"

Tak lama kemudian Jay masuk tergesa-gesa seperti sedang mencari sesuatu. Ia bolak-balik ruangan itu dengan raut wajah yang cemas.

"Jay kau sedang apa ?" Tanya Heesung melihat gerak-gerik Jay.

"Ah aku menjatuhkan sesuatu Hyung" kata jay.

"Kau mencari ini ?" Sahut Jungwon sambil menunjukkan foto yang terjatuh tadi.

Jay langsung merampas foto itu dari tangan Jungwon dan menyimpannya di dalam dompetnya.

"Aku pernah melihat foto yang sama dengan milikmu, hyung"

Mendengar perkataan Jungwon, ia langsung melihat Jungwon.

"Apakah namanya Yeonjun ?"

"Bagaimana kau bisa tau ?" Tanya Jay.

"Jadi memang benar. Hyung, dia masih hidup" kata Jungwon.

"Apa maksudmu ?" Jay mengerutkan dahinya karna sepengetahuannya hyungnya itu sudah tiada, karna ia juga melihat bahwa ayahnya menyiksa hyungnya tepat di hadapannya.

"Nenekmu lah yang memberitahuku semuanya,hyung" ujar Jungwon.

"Jadi dimana dia sekarang ? Dimana Yeonjun hyung ?" Jay menitihkan air matanya, Heesung mendekatinya dan menenangkannya.

"Hyung, tanyalah dokter apakah kita bisa pulang sekarang. Dengan begitu kita akan pergi menemui Yeonjun hyung" kata Jungwon pada Heesung.

"Tapi.."

"Aku baik-baik saja. Percayalah" ia langsung memotong perkataan Heesung.

"Baiklah, aku akan bertanya pada dokter" Heesung langsung beranjak dari sana.

.

.

.

Dokter mengijinkan mereka pergi dengan syarat harus kembali dalam seminggu sekali untuk melakukan tes.

Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah nenek Jay.

Setelah kurang lebih setengah jam berkendara, akhirnya mereka sampai di sebuah rumah putih.

Ding...dong...

Setelah memencet bel beberapa kali, seorang wanita tua membuka pintu.

"Kau datang lagi, silahkan masuk" senyum wanita tua itu dan mempersilahkan mereka masuk.

"Terima kasih" ujar Jungwon.

"Bagaimana kabar Yeonjun hyung ?" Tanya Jungwon.

"Ah...dia baik-baik saja. Apa kau mau menemuinya ? Ayo ikut aku" senyum wanita tua itu sambil berjalan tertatih ke kamar Yeonjun.

Jay dan Heesung mengikuti Jungwon memasuki kamar itu. Mata Jay menelusuri seluruh kamar dan benar saja ia menemukan foto yang sama dengan foto yang ia simpan di dompetnya.

Ia masih berusaha menahan air matanya dan menunggu apakah pria di ranjang itu benar hyungnya.

"Silahkan duduk"

"Begini, kali ini aku membawa hyungku. Tidak apa-apa kan ?" Kata Jungwon.

"Tentu saja. Yeonjun sangat suka jika ada orang yang berkunjung" ucap wanita tua itu dan Yeonjun tersenyum.

"Aku ingin bertanya tentang masa lalu Yeonjun hyung, apakah nenek tidak keberatan ?" Tanya Jungwon.

"Tidak apa-apa, tanyakan saja" jawabnya dengan senang hati.

"Jadi begini nek, apakah adik Yeonjun hyung memiliki marga yang berbeda dengannya ?"

"Kau benar. Yeonjun memiliki marga Choi sedangkan adiknya bermarga Park, sebenarnya Yeonjun dan adiknya memiliki ayah yang berbeda. Dulu putriku menikah dengan ayahnya Yeonjun, dan mereka menjalin kerja sama dengan perusahaan LIE.BEE . Tidak lama setelah itu ayahnya Yeonjun meninggal tiba-tiba,setelah Yeonjun berusia tiga tahun putriku menikah lagi dengan pemilik perusahaan itu. Setelah pernikahan itu aku tidak pernah melihat putriku bahagia bahkan setelah lahirnya Jeongie.." ujar wanita tua itu.

Air mata Jay tak terbendung saat nama masa kecilnya disebut. Ia mendekati Yeonjun dan meraih tangannya dan menangis.

"Hyung...ini aku.." ia menangis.

Wanita tua itu merasa heran akan sikap jay yang tiba-tiba seperti itu.

"Nenek, dia adalah cucumu, putra dari putrimu dengan Direktur Park"

"Jeongieku..? Kau benar-benar Jeongie..?" Wanita itu menarik Jay ke pelukannya dan memeluknya erat.

"Cucuku...cucuku jeongie...hiks"

Mereka melepaskan rasa rindu mereka masing-masing. Suara tangis bahagia memenuhi ruangan itu.

Heesung pun memegang pundak Jungwon dan tersenyum bangga padanya.

.

.

.

...Tbc...




Jangan lupa vote dan komen ya🤗🤗

Sebagai bentuk dukungan kalian

TERIMA KASIH💕💕

THE MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang