chapter 7

1.4K 196 15
                                    

Jungwon menghembuskan asap ke udara lalu mematikan puntung rokoknya. Ia mendongak menghadap langit dan memejamkan matanya.

Setelah perbincangannya dengan heesung, ia terus mengingat kembali kejadian itu.

Sedari tadi ponselnya berbunyi namun dia enggang untuk mengangkatnya. Hingga hari mulai gelap ia kembali masuk ke gedung rumah sakit itu.

"Kau dari mana saja ?" Tanya sunghoon saat berpapasan dengan jungwon.

"Dari atap" jawabnya singkat

"Kenapa kau tak mengangkat telpon ? Jay sudah sadar. Aku akan keluar sebentar membeli makanan. Sunoo dan niki sudah kusuruh pulang untuk membersihkan markas karna jake sudah bisa pulang besok" katanya lalu pergi.

.

.

.

Jungwon membuka pintu kamar itu dan melihat jay dan heesung  sedang berbincang, sedangkan jake sedang berada di ruangan lain bersama dokter.

"Bagaimana keadaanmu ?"

"Dokter bilang dia baik-baik saja" jawab heesung

"Apa kau tau siapa yang melakukan ini padamu ?"

"Iyaa..." jay mengangguk

"Tch...dia bahkan ingin melenyapkan darah dagingnya sendiri demi melenyapkan informasi" dengus jungwon.

Jay terdiam mendengar perkataan jungwon, hingga tanpa sadar matanya sudah berkaca-kaca.

"Aku tidak sabar menghabisi pria itu" ia geram dan mengacak-acak rambutnya kasar.

"Bukan hanya kau..." jay berbicara pelan

"Apa katamu ?"

"Bukan hanya kau saja ! Aku juga ingin mencabik-cabik pria itu dengan tanganku sendiri. Seorang pria yang membunuh istri dan putranya lalu menyiksa satu putra yang tersisa" ujar jay memegang perutnya yang terasa sakit saat dia berbicara hingga air matanya menetes, dengan keadaan yang seperti ini jay menjadi emosional.

"Kadang aku cemburu melihat orang-orang, mereka bisa mengatakan ibu aku lapar...ibu aku lelah...bahkan saat sakit mereka dimanjakan oleh ibunya, dan pulang sekolah pun ibu mereka menyambut mereka dengan makanan lezat. Dan aku tau kau juga merasakan hal yang sama denganku" ia meluapkan semua isi hatinya dengan isakan kecil.

Heesung juga menangis mendengar ungkapan jay tapi tidak dengan jungwon, ia menahan air matanya agar tidak menangis sebisanya.

Jay menghela nafas pelan dan perlahan ia mengusap air matanya dan tersenyum dengan wajah sembab.

"Kau mau bekerja sama denganku ?" Ia bertanya pada jungwon

Dia tau jelas yang dirasakan jay, ia tak habis pikir bagaimana jay bisa tersenyum seperti itu setelah mengungkapkan isi hatinya. Dan dia sadar kalau ia dan jay memiliki tujuan yang sama.

Lalu ia menjulurkan tangannya dan mereka berjabat tangan pertanda setuju.

"Baiklah...hyung istirahatlah, aku akan menjaganya" kata jungwon. Dan heesung pun beristirahat di sofa itu.

Dan tak lama jake masuk bersama seorang perawat.

"Terima kasih" ucap jake dan sang perawat tersenyum lalu pergi dari sana.

"Hyung ku dengar kau bisa pulang besok"

"Mmm iya benar, aku akan beres-beres malam ini"

"Tidurlah. Aku akan membereskannya" kata jungwon dan berdiri mengambil tas dan memasukkan baju-baju jake. Saat berbalik jungwon mendapati jay sedang melihatnya.

"Apa kau butuh sesuatu ?"

"Aku lapar" jawab jay

Jungwon melihat sudah jam 10 malam dan ia memeriksa apakah ada makanan disana. Dia melihat buah disana dan mengambilnya.

"Kau mau ini ?"

Jay mengangguk.

"Bisa makan sendiri ?" Tanya jungwon lagi.

Lalu jay menunjukkan tangan kanannya yang di perban dan tangan kirinya yang diinfus.

Dengan sedikit terpaksa jungwon mengupas buah itu dan menyuapi jay, dan tak sengaja mata mereka bertemu.

Mereka saling bertatapan, dan saat sadar jungwon memalingkan wajahnya dan menarik garpu buah itu dari mulut jay. Lalu jungwon berdiri mengambil minum dan memberi jay minum.

"Kau juga tidurlah" katanya dan menaikkan selimut jay.

Beberapa saat jungwon hanya duduk dengan menyilangkan kedua tangannya. Dan pandangannya melihat sebuah buku.

Jungwon meraih buku yang berada di atas meja samping ranjang jay dan membacanya.

Setelah membaca lebih dari setengah jam ia kemudian tertidur dengan kepala yang berada di ranjang jay dan masih memegang buku. Dia tertidur saat membaca buku itu.

Hanya berselang 15 menit jay terbangun dan melihat jungwon yang sudah tertidur. Ia mencoba duduk dan memegang perutnya dan sedikit meringis. Lalu jay mengambil buku itu dan mengembalikannya ke atas meja.

Jay mengambil selimut cadangan di laci dengan tangan yang menopang tubuhnya dan menyelimuti jungwon. Ia bahkan menyelipkan poni yang menutupi mata jungwon, dan tanpa  disadari ia tersenyum melihat wajah itu.

Betapa indahnya wajah itu dipandangannya, dia bahkan mengelus pipi jungwon dan mungusap bibir itu halus. Ntah kenapa dia menikmati pemandangan itu,dan kemudian jungwon mengerutkan dahinya dan jay menarik tangannya.

"Tidak...tidak..." tiba-tiba tubuh jungwon bergetar bahkan dia mulai berkeringat.

"Jungwon...?" Jay menepuk pelan bahu jungwon berniat membangungkannya.

"IBU..!!!" tiba-tiba jungwon berteriak dan terbangun.

Jay kaget bahkan heesung dan jake terbangun mendengarnya.

Jungwon merasa sesak di dadanya, dan jantungnya berdetak begitu cepat. Ia menjambak rambutnya dan terus memegang dadanya.

"Kau baik-baik saja ?" Tanya jay dan menyentuh tangan jungwon, namun ia menepis tangan jay keluar dari sana.

Jake yang melihatnya langsung menyuruh heesung untuk mengejarnya.

"Hyung, ikuti jungwon sebelum dia melakukan sesuatu yang berbahaya"

"Apa maksudmu ?" Heesung bertanya

"Aku akan menjelaskannya nanti. Ikuti saja dia" ujar jake dan heesung langsung mengejar jungwon.

"Apa yang terjadi ?" Tanya jay

"Dia pasti bermimpi lagi"

"Mimpi ?" Jay bingung

"Hmm..." jake mengiyakan

"Apakah dia sering seperti ini?" Tanya jay dan jake mengangguk.

Jay tak habis pikir dia balik sikap jungwon yang keras ternyata dia menyimpan rasa sakit mendalam, dan baru kali ini jay melihat jungwon selemah ini.

.

.

.

.Tbc...






Jangan lupa vote🤗

Sebagai bentuk dukungan kalian

TERIMA KASIH💕💕









THE MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang