chapter 20-END

2.1K 123 12
                                    

《Mohon tinggalkan komentar yaa》

.
.
.
.
.
.
.

°selamat membaca°

Di dalam sebuah ruangan Jay menertawakan pamannya yang emosinya sedang meradang. Bagaimana tidak, semua yang ia rencanakan untuk mendapatkan harta milik ayah Jay gagal total hingga membuatnya terlihat bodoh dihadapan Jay.

Perlahan Jay membuka ikat pinggangnya lalu mengikat gagang pintu agar orang lain tidak bisa masuk. Kemudian Jay perlahan mendekati pamannya, ia mengeluarkan sapu tangan dari dalam sakunya. Pamannya kini merasa takut padanya, dengan wajah datar jay perlahan mendekatinya hingga kakinya juga perlahan mundur saat Jay mendekat.

Dan saat itu juga Jay tiba-tiba menyerang pamannya, ia melilitkan sapu tangan itu pada leher pamannya.

"Akhh...le-lepas..." pamannya terus berusaha melepaskan cekikan Jay.

"Maafkan aku paman, aku hanya ingin hidup damai. Jika aku melepaskanmu, aku sama sekali tidak percaya padamu apalagi kau sudah tau kelemahanku. Jungwon, siapapun tidak boleh menyentuhnya" ujar Jay dan menarik sapu tangan itu lebih kuat.

Pamannya terus berusaha melepaskan cekikan itu, namun Jay lebih kuat darinya hingga pada akhirnya pandangannya menjadi gelap.

Setelah itu Jay melepaskan sapu tangan itu hingga tubuh pamannya terbaring tak bernyawa. Ia mengembangkan sapu tangan itu kemudian menutup wajah pamannya.

"Tidur yang nyenyak paman" ucapnya menepuk bahun pamannya dan melompat melalui jendela.

.

.

.

.

.

Nenek, Jungwon, Heesung dan yang lainnya sedang menunggu Jay di ruang tengah. Sebelumnya Jay sudah mengabari Heesung bahwa semuanya sudah berlalu dan sebentar lagi dia akan sampai.

"Hyung, coba kau hubungi lagi sudah dimana dia sekarang" tak sabar Jungwon.

"Jungwon, kau tenanglah. Jay sudah bilang semuanya sudah berlalu, kita tunggu saja pasti sebentar lagi dia akan sampai"

Dan tak lama kemudian pintu apartemen itu terbuka dan menunjukkan Jay disana.

"Aku kembali" kata Jay dengan senyuman yang ramah di wajahnya seolah tidak terjadi apa-apa.

"Apa yang terjadi Jay ?" Tanya Nenek.

"Sudahlah Nek, Semuanya sudah berakhir. Mulai sekarang kita harus hidup bahagia tanpa ada halangan apapun" ujar Jay dan meraih tangan Jungwon dan menggenggamnya.

"Hei, ini bukan saatnya bermesraan tau" ejek Jake.

"Kenapa tidak ? Kau boleh bermesraan kapanpun kau mau" usil Nenek lalu tertawa menepuk pundak Jay.

"Seharusnya kau cari pacar Jake. Apa kau mau aku kenalkan dengan temanku ?" Ejek balik Jay.

"Tidak perlu, aku sudah menunggu seseorang. Tapi sayangnya dia sangat dingin jika kau mau tau" Jake terlihat sedikit kesal.

Sunghoon yang ada dibelakang Jake tersenyum karna tau orang yang Jake maksud adalah dirinya.

"Asalkan kau tau hyung, teman yang Jay hyung maksud orangnya juga sangat dingin" sambung Jungwon.

"Bagaimana kau bisa tau ?" Tanya Jake.

"Tentu saja kami tau" ucap Jay dan Jungwon bersamaan.

"Ekhem...ekhem..." Niki pura-pura batuk sebagai kode agar Jake melihatnya, setelah itu niki menunjuk Sunghoon yang ada di belakangnya.

"Kami semua sudah tau hyung. Orang yang kau maksud itu Sunghoon hyung kan ?" Usil Sunoo hingga membuat semua orang yang ada disana tertawa.

"Gimana hyung ? Apa kau akan membiarkan Jake hyung terus menunggu ?" Usil Sunoo lagi.

"Itu bukan urusanmu, itu harus dilakukan empat mata" jawab Sunghoon.

Jawaban Sunghoon membuat seluruh mata tertuju pada Jake hingga membuatnya malu.

"Ekhem...ekhem..." perlahan Niki menjulurkan tangannya dan memeluk Sunoo dengan tangan kirinya.

"Ohoo...apakah kalian ??" Tanya Heesung dengan gerakan yang sebelumnya Jay pernah lakukan. Dan Niki mengangguk hingga membuat Sunoo malu.

"Ahahaha... kenapa dalam situasi ini kalian saling menyatakan perasaan ? Jay bangunkan kembali Kakekmu" tawa Nenek sambil bercanda.

"Tidak perlu Nek. Bagaimana kalau Nenek bersama Heesung hyung saja ?" Canda Jay.

"Apa maksudmu ? Heesung tidak pantas untuk Nenek" tolak Yeonjun.

"Lalu apakah dia hanya pantas untukmu ?" Tanya Nenek dengan nada bercanda.

"Bagaimana dia bisa bersama orang sepertiku Nek, aku bahkan tidak bisa berjalan. Lalu bagaimana aku bisa menjaganya" sendu Yeonjun hingga membuat suasana tiba-tiba menjadi sendu.

"Apa yang kau kataka hyung ? Aku bukan tipe orang yang memandang fisik, jangan rendahkan dirimu karna aku selalu mendukungmu" ucap Heesung hingga suasana kembali bahagia.

"Apa kau..."

"Ya..." belum selesai Yeonjun bertanya, Heesung langsung menjawab hingga membuat semua orang bertepuk tangan.

"Senangnya, semua sudah mendapat pasangan kecuali Nenek ya, Jay apa kau mau memiliki Kakek baru ?" Canda Nenek hingga semua orang mengejek Jay.

"Tidak-tidak...lebih baik aku membangunkan Kakek saja" canda Jay lagi hingga semua orang kembali tertawa.

Suasana malam itu sangat hangat dengan dipenuhi tawa yang terdengar hingga dibawa angin yang bertiup. Hingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk terus bercanda hingga larut malam.

.

.

.

.

Beberapa bulan telah berlalu
Jay menjual semua warisan yang ditinggalkan ayahnya kemudian membeli rumah yang akan ditinggali semua orang.kehangatan dalam rumah itu tidak pernah pudar. Mereka memutuskan untuk tinggal bersama karena merasa jika hidup bersama maka suasana rumah akan lebih bahagia. Bahkan tak ada satupun masalah atau pertengkaran yang terjadi.

.
.
.
.
.
.
.
.End

H

uaa...akhirnya End😭😭 makasih buat para readernim semuanya😄😄💕 terima kasih banyak buat kalian yang terus ngedukung🤗🤗 dengan cara kalian vote dan komen buat aku semakin semangat buat ceritanya. Hanya satu kalimat "next" kalian di komen senangnya udah luar biasa. Jika endingnya kurang greget maafin aku ya😅 dan maafin juga jika ada typo hehe..😅 Semoga kalian sehat selalu dan terus ngedukung cerita lainnya, bukan hanya di ceritaku ini yaa tapi di cerita yang lain juga. Cukup sekian...Terima kasih💕💕 love banyak-banyak💕💕💕💕💕💕💕💕

THE MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang