"Jungwon...apa kita harus memberitahu Nenek ? Atau haruskah kita mengatakannya lain kali saja ? Aku bingung jungwon..." Jay terus menggaruk kepalanya yang tidak gatal di depan pintu rumah itu dan terus bertanya kepada Jungwon.
"Tak bisakah kita masuk dulu, hyung ?"
"Tidak... kita harus memutuskannya dulu. Jika tidak aku akan merasa canggung nanti" Jay memeluk Jungwon disana dan meletakkan keningnya pada bahu Jungwon.
"Hyung, tenanglah dan dengarkan aku. Ayo kita beritahu saja dan mungkin dia akan merasa bahagia. Lagipula jika kita terus menyembunyikannya suatu saat pasti mereka akhirnya akan mengetahuinya juga"
Mendengar ucapan Jungwon, Jay langsung mengangkat kepalanya dan tersenyum pada Jungwon.
"Kau memang benar. Kalau begitu apa yang kita tunggu ? Ayo..." Jay menarik tangan Jungwon dan memasuki rumah itu.
"Nenek kami pulang..." ucapnya sambil membuka kedua sepatunya.
"Aigoo...cucuku sudah pulang. Ayo bersihkan diri kalian dan makanlah, aku sudah menyiapkannya" ucap Nenek dan menepuk punggung Jay.
"Nenek, dimana Heesung hyung ?" Tanya Jungwon.
"Dia ada di meja makan dengan Yeonjun, cepatlah jangan sampai makanannya menjadi dingin" ujar Nenek dan pergi.
-
"Selamat makan..." mereka pun mulai makan
"Jay, ambil sepotong ikan bakar itu dan berikan pada Jungwon. Kau harus memperhatikan durinya juga jangan sampai dia tersedak duri" kata Nenek dan mendekatkan ikan bakar itu ke depan Jay.
"Nenek aku bisa mengambilnya sendiri" kata Jungwon dan mengambil sepotong ikan itu lalu memakannya.
"Tidak...Jay yang harus melakukannya Jungwon. Jay kau harus melakukannya seperti yang Heesung lakukan"
Nenek menunjuk Heesung yang sedang memilah duri yang ada di makanan Yeonjun. Heesung yang ditunjuk pun tersenyum.
"Sudah lakukan saja, kau kan tau Nenek itu bagaimana" bisik Jay pelan pada Jungwon dan Jungwon tersenyum kecil.
Jay pun mengambil sepotong ikan itu dan memilah durinya lalu menaruhnya ke mangkuk Jungwon.
"Makanlah" ucap Jay dan saat merasa tidak ada yang melihat mereka, Jay melakukan wink ke Jungwon.
Jungwon yang melihatnya hampir tersedak dan langsung diberi minum oleh Nenek.
"Makan pelan-pelan saja Jungwon, Nenek tau masakan Nenek itu enak kan...hahaha..." bahkan saat Jungwon tersedak Nenek masih sempat-sempatnya memuji masakannya sendiri.
Jungwon hanya tersenyum canggung dan melanjutkan makannya lagi.
-
Saat selesai makan mereka masih berada di meja makan. Sang Nenek melihat Jay memainkan jarinya seolah ingin mengatakan sesuatu, lalu Nenek mendekati Jay.
"Apa ada yang ingin kau katakan ?" Tanya Nenek.
"Ah itu Nek. Selagi semuanya ada disini maka aku akan mengatakannya. Jadi, aku dan Jungwon sudah..." Jay menggantung kalimatnya dan melanjutkannya dengan mengangkat kedua jarinya dan menyatukannya.
"Hahaha... Nenek tau kan maksudku ?" Tanya Jay dan mengulang gerakannya lagi.
"Begini ?" Bingung sang Nenek sambil mengulang-ulang gerakan Jay. Hingga akhirnya sang nenek melompat dari duduknya.
"Aaaaa......begini ?? Hahaha....akhirnya. kapan kalian melakukannya ? Nenek bahkan tidak mendengar suaranya. Apakah karna Nenek sudah tua ?" Girangnya dan pertanyaannya membuat Jay dan Jungwon bingung. Bahkan Heesung menepuk keningnya merasa frustasi melihat Nenek.
"Suara apa maksud Nenek ? Kami tidak melakukan itu Nenek astaga. Pemikiran Nenek jauh sekali, maksudku itu pacaran Nek" Jay memijit pelipisnya pusing.
"Ohh bukan itu ? Hahaha... maafkan Nenek. Kalau Begitu kapan kalian akan melakukannya ??" Senyum usil Nenek.
"Nenek..!!"
"Tidak-tidak... Nenek hanya bercanda. Hahaha...." Nenek tertawa usil dan beranjak dari duduknya dan pergi dari sana.
"Jungwon, bisa bicara sebentar ?" Panggil Heesung dan keluar.
Jungwon menghampiri Heesung.
"Apa kau serius ? Aku tidak akan marah, aku hanya memastikan saja" tanya Heesung.
"Benar hyung"
"Baiklah, Lakukan semua hal yang bisa membuatmu bahagia" ujar Heesung dan memeluk adiknya itu.
"Terima kasih, hyung" Jungwon membalas pelukan Heesung.
Jay yang sedang menguping di balik jendela itu tersenyum melihat Heesung dan Jungwon.
Heesung dan Jungwon masuk dan mendapati Jay sedang berdiri di sana. Mereka menghampiri Jay, Heesung meraih tangan Jay dan berkata...
"Aku percayakan adikku padamu" lalu meraih tangan Jungwon dan menyatukan tangan mereka berdua. Heesung tersenyum lalu memeluk mereka berdua.
-
-
-
Yeonjun terbangun dan melihat Heesung yang sedang memasukkan beberapa baju yang sudah rapi ke dalam lemarinya.
Yeonjun menjulur-julurkan tangannya berusaha memanggil tapi Heesung tidak ngeh sama sekali dan ia masih menyusun pakaian itu.
"H-h-hee...sung..." Yeonjun berusaha berbicara dan Heesung yang mendengarnya sontak kaget melihat Yeonjun yang memanggilnya tadi.
"Hyung ?? Wahh...hyung kau berbicara" girang Heesung dan langsung mendekati Yeonjun.
"Ayo panggil aku lagi" wajah Heesung terlihat bahagia saat melihat Yeonjun berusaha berbicara.
"H-hee...heesung..."
"Bagus... hyung siapa namamu ?"
"Y-yeon...jun"
"Lalu siapa nama adikmu ?"
"J-jong...jongi...park jongseong"
"Bagus sekali hyung ahahaaa...aku akan memberitahu Nenek" tawa bahagia Heesung dan segera keluar kamar berniat memanggil Nenek, namun tangannya ditahan oleh Yeonjun.
"Ada apa hyung ? Aku harus memberitahu Nenek kabar bahagia ini" Heesung kembali duduk dan menatap Yeonjun.
"Terima...terima kasih Heesung..." ucap Yeonjun dan tersenyum di wajahnya. Senyuman itu dibalas oleh Heesung dan Yeonjun langsung memeluknya.
-
-
-
-
-
Tbc...
Aku kembali~~~
Maaf yaa up nya lama hehe😅
Jangan lupa vote dan komen🤗🤗
Sebagai bentuk dukungan kalian
TERIMA KASIH💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAFIA [END]
Actioncerita tentang mafia berparas imut yang akan membalas dendam pada seorang direktur LIE.BEE karna telah membunuh ibunya tolong vote ya untuk menunjukkan dukungan kalian. terima kasih