chapter 19

1K 100 6
                                    

《Mohon tinggalkan komentar yaa》

°selamat membaca°


Dua orang pria menarik paksa Jay ke sebuah ruangan.

"Lepaskan aku sialan!!" Amuk Jay memberontak.

Bugh!!

Satu pukulan itu membuat Jay terlempar kelantai, setelah itu mereka membuka penutup kepalanya. Jay melihat seorang pria yang tidak asing baginya.

"Paman ?" Bingung Jay.

"Kau masih mengenalku ternyata, kalian keluarlah" ucap pria yang sedang duduk dihadapannya dan menyuruh kedua pria yang membawa Jay keluar.

"Apa yang kau lakukan paman ? Kenapa kau bersikap seperti ini ?"

"Huft...aku sudah muak dengan semua sandiwara ini. Aku sudah mengabdi pada ayahmu selama ini, tapi apa ? Aku tidak mendapat keuntungan apapun" ia dengan santainya berujar sembari meminum kopi di hadapan Jay.

"Apa maksud paman ?"

"Berhenti memanggilku paman!! Aku bukan pamanmu, mengerti ?!" Emosi pria itu.

"Apa yang kau bicarakan paman ??" Jay masih merasa bingung.

"Kau ingin tau ? Baiklah aku ingin memberitahumu. Aku dan ayahmu tidak memiliki hubungan darah, sama halnya seperti kau dan Yeonjun hyungmu. Aku adalah putra kandungnya tapi kenapa dia memberikan semua warisan itu kepada ayahmu ?! Dan sekarang warisan itu dibuat atas namamu" ujar pria itu dan meletakkan kopinya lalu mendekati Jay.

"Apa karena sebuah warisan itu kau berbuat seperti ini ? Paman sadarlah"

"Cukup!! Sudah cukup! Jika kau ingin dilepaskan, tanda tangani surat ini. Jika tidak maka aku tidak akan tau apa yang akan terjadi kedepannya" ujarnya dan kembali duduk ke kursinya.

Ia meraih ponsel di sakunya lalu menghubungi salah satu orangnya.

"Apa kau mengawasinya ? Baiklah kirimkan aku sebuah foto" ucanya dan tersenyum setelah mendapat sebuah pesan.

"Sekali saja kau menolak, maka lihatlah apa yang akan terjadi padanya" ucap pria itu dan menunjukkan foto Jungwon.

Setelah melihat foto itu Jay tidak berpikir dua kali dan langsung meminta surat itu.

"Paman, kau harus berjanji. Setelah aku menandatangani surat ini kau harus menyuruh anak buah-mu pergi dari sana" Jay menatap mata pria itu menunggu jawaban.

"Tentu saja" jawab pria itu singkat.

Dan tanpa berpikir panjang, Jay langsung menandatangani surat itu.

"Aku sudah menandatanganinya, suruh anak buahmu pergi dari sana paman"

"Ssttt...kau tidak perlu terburu-buru. Kemarilah, dan minumlah denganku" pria itu merangkul tangan Jay dan membawanya duduk bersamanya.

"Ayo minumlah" lanjutnya menyodorkan secangkir kopi pada Jay dengan senyuman yang sulit di artikan.

Jay tidak sebodoh itu, dia pasti sudah tau mereka mencampurkan sesuatu pada kopi itu. Dan dengan tepat waktu ponselnya bergetar, Jay tersenyum dan mengangkat gelas kopi itu kemudian berdiri.

Syurr....

Jay membuang kopi itu kelantai sambil tersenyum.

"Apa yang kau lakukan ?!" Bentak pria itu.

"Apa yang ku lakukan ? Bukankah sudah jelas paman melihat kalau aku sedang membuang kopi ?" Ucap Jay dan menaikkan kedua alisnya lalu tersenyum sinis.

THE MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang