Seorang kurir sedang berjalan memasuki gedung LIE.BEE membawa sebuah paket di tangannya.
"Ini paket atas nama direktur park, tolong tanda tangan disini"
Kurir itu memberikan paket itu pada staff wanita disana dan pergi setelah mendapatkan tanda tangan.
Lalu, wanita itu mengambil paket itu dan membawanya ke ruangan direktur park.
Tok...
Tok...
"Masuk"
"Ada sebuah paket untukmu direktur" dan memberikannya pada direktur park lalu keluar dari ruangan itu.
Direktur park langsung membuka paket itu dan matanya membelalak saat melihat isinya yang ternyata adalah kepala anak buahnya , ia melihat ada surat juga disana dan membacanya.
'Jangan berfikir aku akan diam saja'
'Dari : YJW'
"BRENGSEK....!!!"
Dengan marah ia menendang kotak itu hingga kepala dalam kotak itu terpental keluar.
.
.
.
(Rumah Sakit)
Jungwon duduk bersandar di dinding ruangan itu menatap jay dan juga jake yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit itu.
Tak berselang berapa lama perlahan mata jake terbuka, dan jungwon yang melihatnya pun langsung memanggil dokter dan memeriksa keadaan jake.
"Bagaimana keadaannya dok ?" Tanya jungwon
Dokter itu memperbaiki selang infus di tangan jake dan tersenyum.
"Dia akan baik-baik saja, Lukanya tidak terlalu dalam. Dia harus tetap istirahat sampai jahitannya kering" ucap sang dokter lalu berpindah pada jay dan memeriksanya.
"Namun, dengan kondisi tuan jay kita akan mengetahui pastinya saat di sudah siuman" lanjut sang dokter.
"Baiklah...saya paham dok. Terima kasih" kata jungwon lalu membiarkan dokter itu pergi.
Jungwon meraih ponsel di sakunya dan menghubungi sunghoon .
" hyung kemarilah, jake hyung sudah sadar. Datanglah bersama heesung hyung" ucapnya dan mematikan ponselnya lalu menghampiri jake.
"Apa kau baik-baik saja hyung ?"
Jake mengangguk dan mencoba untuk duduk
"Aku akan menaikkannya agar kau merasa lebih baik" ucap jungwon dan menekan tombol disamping ranjang hingga jake merasa lebih baik.
"Apa sunghoon baik-baik saja ?" Ia bertanya
"Hyung tak bisakah kau mengkhawatirkan dirimu sendiri ? Lihatlah kondisimu ini"
"Aku kan hanya bertanya..." jawab jake
"Sudah. Hyung kau istirahatlah" ucap jungwon dan menepuk bahu jake.
Jake kembali beristirahat, jungwon menatap jay yang masih terkulai lemah dengan selang oksigen di hidungnya.
Ia mendekatinya dan menatap wajah itu, dia terus menjaga jay hingga akhirnya dia tertidur di kursi samping ranjang jay dengan tangan yang menopang dagunya.
Dia kelelahan karna sejak kejadian itu dia belum beristirahat.
Tak berselang begitu lama, heesung dan sunghoon pun datang dengan menenteng buah-buahan di tangan mereka.
Sunghoon meletakkan buah-buahan itu di atas meja, sedangkan heesung menghampiri jungwon yang tertidur dan menepuk pundaknya pelan.
"Jungwon...tidurlah disana agar punggungmu tidak sakit" heesung menunjuk sofa disana dan jungwon pun menurut dan pindah ke sofa itu.
Setelah itu heesung mengambil beberapa buah dan mengupasnya dengan sunghoon sambil berbincang.
"Selama ini aku selalu penasaran dengan kehidupan jungwon" sendu heesung
"Apa jungwon belum bercerita apapun padamu hyung ?" Tanya sunghoon
"Kami belum sempat berbicara dengannya, situasinya juga masih seperti ini"
"Hyung, jungwon selalu mencarimu dan dia sangat menyayangimu"
Ucapan sunghoon membuat heesung menatapnya.
"Apa kau tau kalung berbentuk kunci kecil yang selalu dia pakai? Dia bilang kalung itu pemberian mu, hingga sampai sekarang dia memakainya dan tidak mengijinkan siapa pun menyentuhnya. Bahkan saat kami di panti asuhan dulu dia pernah tidak sengaja menghilangkan kalung itu, dia terus mencarinya diseluruh panti itu bahkan saat hujan pun dia terus mencari, dan pada akhirnya dia demam tinggi dan terus menangis semalaman. Dan esok harinya pengasuh kami menemukan kalung itu di kamar mandi dan memberikannya pada jungwon"
Dan sunghoon kali ini membuat heesung menunduk dan air matanya lolos membasahi wajahnya.
Sunghoon mengelus punggungnya dan menenangkannya.
"Tenanglah hyung, setidaknya sekarang kau sudah bersamanya"
"Terima kasih karna sudah menjaganya, Aku berhutang padamu" ucap heesung dan menghapus air matanya.
"Eyy... jangan seperti itu hyung, Jungwon juga sudah seperti adikku sendiri" ujar sunghoon dan tersenyum pada heesung.
Mereka pun kembali mengupas buah itu dan memakannya. Sesekali mereka juga bercanda bersama.
.
.
.
Jungwon terbangun, ia melihat jam sudah pukul 12 malam. Dia mengambil selimut dan menyelimuti heesung dan sunghoon yang sudah terlelap.
Lalu jungwon pergi membasuh wajahnya lalu kembali lagi ke ruangan itu. Ia mengambil kursi lalu duduk di samping ranjang jay.
"Heii bangunlah...kau memperlambat gerakanku" ujarnya lalu menghela nafas berat dan mengusap wajahnya.
Ia terus menatap wajah itu sembari menyilangkan kedua tangannya.
Ting...
Ponselnya berbunyi menandakan pesan masuk. Ia mengambil ponsel itu dari sakunya dan melihat pesan dari sunoo.
'Besok siang direktur park akan mengadakan pertemuan di hotel SHINEE TOURS, aku akan mengirimkan artikelnya padamu'
Ting...
Sunoo mengirim artikel itu pada jungwon, lalu jungwon membaca artikel itu.
'DIREKTUR LIE.BEE AKAN MENGADAKAN PERTEMUAN DENGAN PEMILIK PERUSAHAAN JOHN.BI BESOK'
Setelah membaca artikel itu, ia menelpon niki.
"Apa kau sudah mengetahuinya ?"
'Sudah'
"Lakukan penyamaran dan hancurkan pertemuan itu bagaimana pun caranya"
'Baiklah'
"Katakan pada sunoo hyung untuk pergi bersamamu juga. Apa kalian bisa mengatasinya ?"
'Tentu saja...kau tak perlu khawatir'
"Baiklah...berhati-hatilah" kata jungwon dan mematikan ponsel itu.
Tbc...
Jangan lupa vote🤗
Sebagai bentuk dukungan kalian
TERIMA KASIH💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAFIA [END]
Actioncerita tentang mafia berparas imut yang akan membalas dendam pada seorang direktur LIE.BEE karna telah membunuh ibunya tolong vote ya untuk menunjukkan dukungan kalian. terima kasih