Heesung menelusuri seluruh rumah mencari Nenek, Jungwon dan juga Jay. Hingga ia menemukan mereka di belakang rumah sedang membersihkan halaman belakang.
"Nenek..." Heesung menghampiri mereka.
"Ada kabar bahagia. Yeonjun hyung, dia bisa berbicara" ujar Heesung
"Yeonjun...syukurlah cucuku. Terima kasih tuhan" Nenek terus tersenyum menunjukkan kebahagiaannya. Ia langsung berlalu dari sana dan diikuti Heesung, Jungwon dan Jay.
.
.
.
"Yeonjun cucuku..." setelah membuka pintu kamar Yeonjun, Nenek langsung memeluknya dan mencium keningnya berkali-kali.
"Ayo ayo, panggil Nenek" semangat Nenek.
"N-nenek..."
"Aigoo... cucuku. Syukurlah, kau melewatinya dengan baik" Nenek langsung memeluknya, ia menangis di punggung cucunya itu.
Jay pun duduk disamping Yeonjun dan menggenggam tangan Yeonjun.
"Jongie..." senyum Yeonjun. "Kau tidak merindukan panggilan itu ?" Lanjutnya bertanya hingga tak sadar air matanya lolos membasahi pipinya.
"Hyung..." Jay juga ikut menangis, namun tangisan kali ini adalah tangis bahagia.
Jungwon meraih ponsel yang ada di sakunya dan menelpon seseorang. Hingga telpon itu tersambung, Jungwon keluar dari kamar itu.
"Halo Dokter Kim"
"Halo..."
"Dokter, apa aku bisa menemui-mu nanti ?"
"Apa terjadi sesuatu ?"
"Yeonjun hyung bisa berbicara, apa aku perlu membawanya untuk di periksa ?"
"Ah soal itu, baiklah. Bawa dia kesini nanti, dan hubungi aku jika kalian sedang dalam perjalan"
"Baiklah, Dok"
Setelah telpon itu berakhir, Jungwon kembali masuk ke kamar itu.
"Hyung, aku sudah berbicara dengan Dokter Kim. Kita akan membawa Yeonjun hyung menemuinya nanti" ujar Jungwon.
"Apakah dia mengatakan sesuatu ?" Tanya Jay.
"Tidak hyung. Dia hanya menyuruh kita membawa Yeonjun hyung menemuinya"
"Baiklah"
"Aku akan menyiapkan mobil" ucap Heesung dan keluar dari sana.
"Aku akan bersiap dulu, hyung sebaiknya kau juga" ujar Jungwon pada Jay.
"Baiklah"
.
.
.
"Yeonjun sudah berhasil melawan traumanya, sekarang jika dia terus berusaha maka dia juga akan bisa berjalan. Kalian harus terus menyemangati dan terus mengawasinya, bantu dia melatih kakinya di pagi hari dan bawa dia kembali saat kalian melihat kemajuan" jelas Dokter Kim setelah selesai memeriksa keadaan Yeonjun.
"Terima kasih, Dok" Nenek memeluk bahagia Yeonjun.
"Dan untuk Jungwon, ini sebuah kemajuan besar. Teruslah konsumsi vitamin yang telah aku kuberikan" Dokter Kim memberikan satu botol vitamin pada Jungwon.
"Baiklah, Dok" jawab Jungwon dan menerima vitamin itu.
Drrtt....drrtt...
Seseorang menghubungi Jay.
"Aku akan keluar sebentar" ujar Jay dan keluar dari ruangan itu dan menjawab telponnya.
"Halo ? Siapa ini ?"
"Kau tidak perlu tau siapa aku. Aku akan mengirim alamat padamu, datanglah malam ini. Jika kau tidak datang maka aku akan melakukan sesuatu padanya"
"Apa maksudmu ?"
"Saat kau datang maka kau akan tau apa maksudku. Jika kau tidak datang maka Jungwon akan berada dalam bahaya"
"Apa..."
Tut...tut...tut...
Belum selesai Jay berbicara, telpon itu pun diakhiri sepihak.
"Brengsek..!!" Umpat Jay.
Drrtt...
Jay menerima sebuah pesan dan langsung membacanya.
' datanglah ke seoul jam 8 malam ini, kabari aku jika kau sudah disana. Orang-orangku akan menemuimu'
Wajah Jay mengeras menahan emosi dan meremas ponselnya itu saat ia melihat sudah jam 7:30 malam.
Drrtt...
'Jika kau menolak datang maka aku terpaksa melakukannya'
Sebuah pesan masuk lagi.
"Apa yang dia inginkan ? Sialan!!" Emosi Jay.
Jay kembali ke ruangan Dokter Kim. Mereka melihat wajah Jay yang mengeras menahan emosi.
"Ada apa hyung ? Apa terjadi sesuatu ?" Tanya Jungwon.
"Aku harus segera pergi, hyung kau jagalah mereka. Bawa mereka pulang dan jangan biarkan Jungwon kemana-pun" kata Jay pada Heesung.
"Ada apa Jay ?" Tanya Heesung.
"Aku pergi dulu" Jay langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan Heesung.
"Mungkin sudah terjadi sesuatu. Dok, kami pergi dulu" Heesung langsung bergegas dan menarik Jungwon dan juga Nenek dari sana. Bahkan Dokter Kim terlihat kebingungan.
"Apa yang terjadi ??" Tanya Nenek.
"Aku tidak tau apa yang terjadi. Kita harus segera pulang" jawab Heesung. Ntah kenapa dia merasakan sesuatu yang aneh dari sikap Jay.
.
.
.
"Brengsek!!" Umpat Jay saat melihat sudah jam 7:55. Waktunya tinggal lima menit lagi. Jay mempercepat laju mobilnya.
Enam menit sudah berlalu, akhirnya Jay sampai ke seoul. Ia langsung keluar mobil dan langsung menghubungi pria yang menghubunginya.
"Aku sudah disini"
"Kau terlambat satu menit, tapi tidak apa-apa aku akan mengampunimu. Tunggu disana"
Tut...tut...tut...
Wajah Jay kembali mengeras menahan emosi, pria itu bahkan tidak mengijinkannya berbicara dan menutup telpon seenaknya.
Jay terus menunggu dan bolak balik melihat jamnya. Hingga akhirnya dua orang pria berpakaian serba hitam mendekatinya dan langsung menutup seluruh wajahnya lalu menariknya kedalam mobil.
.
.
.
.
.
Tbc...
Jangan lupa vote dan komen yaa🤗🤗
Sebagai bentuk dukungan kalian
TERIMA KASIH💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAFIA [END]
Actioncerita tentang mafia berparas imut yang akan membalas dendam pada seorang direktur LIE.BEE karna telah membunuh ibunya tolong vote ya untuk menunjukkan dukungan kalian. terima kasih