5. Hukuman

138 16 14
                                    

"Kenapa gue harus ketemu lagi sih sama si kampret ini!!!!." Batin Yona menatap Yudha yang berjalan masuk sembari memainkan ponselnya.

"Bos dari mana aja?." Haikal.

"Ngatur lo?!." Yudha.

"Nanya doang bos, kejam banget." Haikal.

Yona menutup wajah dengan buku lalu berjalan mengendap-endap menuju pintu kelas.

"Yud ada yang dapat hukuman tuh, minta tanda kaki lo." Fadli.

Kampret! Padahal Yona ingin kabur diam-diam, mengapa Fadli malah membocorkan keberadaan nya.

"Siapa?." Yudha.

Yudha menoleh lalu memperhatikan Yona yang menutupi wajahnya dengan buku.

"Kayak kenal." Batin Yudha.

"Dia orangnya bos, kasian dia dapat hukuman dari si brengsek itu." Reza.

"Yon kok melamun? Sini bukunya, tinggal cap nya Yudha aja kan yang belum." Ucap Fadli sembari mengambil alih buku yang menutupi wajah Yona.

Yona cengengesan, Yatuhan mengapa Fadli tidak menyadari kegelisahan nya sedikit pun hiks.

"Oh jadi lo." Yudha.

Yudha mendekati Yona lalu memperhatikan wajah Yona dengan wajah datarnya.

"M-maaf kak gue minta tanda kaki nya yah." Gugup Yona.

"Kenapa kemarin lo gak angkat telpon gue? Apa mau gue tuntut beneran?." Yudha.

"K-kemarin gue sibuk, j-jadi gak sempat angkat telpon." Yona.

Kalian tau kan kemarin Yona melewati masa sulit perjodohan, jadi bagaimana bisa dia mengangkat telpon Yudha yang sudah pasti akan memperparah moodnya yang buruk.

"Banyak alasan! Lo kan bisa balas wa gue." Yudha.

"M-maaf kak, tapi kemarin gue beneran sibuk sampai gak sempat cek wa." Yona.

"Kali ini gue maafkan. Lo masih ingatkan, kalau mulai sekarang lo itu babu gue." Yudha.

"B-babu?!." Yona.

"Kenapa? Gak suka?." Yudha.

Yudha menaikkan alisnya sebelah. Padahal hanya di tatap tapi tatapan itu mampu membuat nyali Yona menciut.

"G-gak kok." Yona.

"Oke, sekarang beliin gue minum." Yudha.

"Sekarang?." Yona.

"Perlu gue ulang?." Yudha.

Yona menggeleng lalu berlari keluar kelas.

"Lo kenal dia?." Fadli.

"Menurut lo?." Ucap Yudha santai sembari menatap kepergian Yona.

Setelah selesai membeli minuman kaleng, Yona kembali ke kelas Yudha. Kini dia berdiri didepan Yudha yang sedang duduk sembari mengatur nafasnya yang sudah tidak beraturan.

"Nih." Yona.

"Coca-Cola?." Yudha.

"Gue gatau lo ehh kakak suka apa, jadi gue beliin itu aja." Yona.

Yudha hanya diam lalu meminum Coca-Cola tersebut.

"Nih buku lo, udah gue cap. Sana lapor ke ketos, kalau perlu lempar buku ini ke mukanya si brengsek itu." Ketus Yudha lalu membalikkan kursinya membelakangi Yona.

Yona berdecak pelan. Hanya itu? Lalu bagaimana uang yang sudah Yona pakai untuk membeli Coca-Cola? Apa Yudha gak mau mengganti nya? Cih! Ternyata dia lebih brengsek daripada si Anugrah.

KALAU JODOH GAK KEMANA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang