37. Hari pernikahan

107 8 3
                                    

Keesokan harinya. Pagi menjelang, suara kegaduhan mengisi ruang kamar Yona. Gadis itu bangun kesiangan, begitupun dengan om dan tantenya.

"Mba ayok, saya dandanin dulu." Penata rias.

Yona gelagapan, padahal sudah hampir pukul 7, tapi gadis itu baru ingin pergi mandi. "Ahhhhhh sebentar, aku mandi duluuuuuu."

Sejak pagi, para penata rias berusaha membangunkan Yona, namun gadis itu bermimpi terlalu indah hingga susah di banguni.

Suasana di rumah Yona sangat gaduh, semua orang tampak sibuk dengan diri masing-masing. Berbeda dengan kediaman Anugrah, mereka sudah siap dengan stelan rapinya.

"Sudah siap nak?" Papa Alex.

Anugrah merapikan bentuk dasinya, dia tersenyum sebagai jawaban. Ada getaran dahsyat pada jantung Anugrah, dia mulai gugup karena akan melakukan akad nikah.

Semalaman penuh dia habiskan untuk menghafal kata-kata akad, bahkan dia hanya tidur dua jam saja karena takut akan kesiangan.

"Ayo kita berangkat, pasti penghulu dan para hadirin sudah berkumpul." Papa Alex.

•••

Kembali pada Yona. Gadis cantik ini telah di dandani, gaun berwarna peach sangat cocok untuknya. Apalagi ada balutan hijab yang menutupi mahkota yang selama ini dia perlihatkan.

"Cantik banget anak mama," lirih Fani.

Air mata Yona mengalir ketika mendengar kata mama dari bibir tantenya, selama ini dia ingin memanggil seperti itu, tapi segan.

"Makasih ma," lirih Yona.

Fani tak kuasa untuk menahan air matanya, semua orang menangis bahagia padahal akad nikah belum berlangsung.

"Aduh jangan nangis dong dek, nanti make-upnya luntur loh." Keluh penata rias.

"Kalau luntur berarti makeup mba gak bagus, gak saya bayar ntar." Yona.

Penata rias hanya terkekeh, padahal dia hanya bercanda saja.

"Sudah siap kan? Kita berangkat sekarang," om Feri.

Mereka semua pergi ketempat resepsi, menyusul pengantin pria yang sudah pergi sejak tadi.

•••

Mereka pun sampai, gedung resepsi yang Anugrah sewa begitu besar dan sangat indah. Banyak rangkaian bunga di sekeliling, katering di berbagai sudut, red karpet, tirai bunga dan lainnya. Tidak sia-sia Anugrah mengeluarkan banyak uang, karena persiapan pernikahannya benar-benar di kagumi semua orang yang datang.

Acara akad pun di mulai, Anugrah sedang duduk di depan penghulu sedangkan Yona berada di ruangan lain, menunggu kata sah dari para saksi dan tamu undangan.

Tangan Anugrah menjabat tangan penghulu, mengucapkan kata-kata yang begitu mengharukan bagi semua orang termasuk Yona.

"Saya terima nikahnya Yonaraa binti Heri dengan seperangkat alat sholat dan mahar 1milyar rupiah, di bayar tunai!" Anugrah.

"SAHHHHHHHHH," semua orang berteriak serempak. Tepuk tangan dan ucap syukur mereka panjatkan, kini tinggal kehadiran Yona yang mereka tunggu-tunggu untuk memakai cincin pernikahan mereka.

Air mata Yona berjatuhan ketika memperhatikan Anugrah dari balik layar, pemuda itu tidak gugup sedikitpun, berbeda dengannya yang jant*ng nya seakan ingin melompat keluar.

"Sekarang kita keluar yah nak, suami mu sudah menunggu." Tante Fani.

Yona menurut ketika tante Fani menuntunnya untuk keluar. Sambutan dan tepuk tangan para hadirin membuat Yona semakin gugup, langkahnya gemetar karena malu menjadi pusat perhatian.

KALAU JODOH GAK KEMANA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang